investor -Profesional, dan benar-benar memfasilitasi auditor yang lebih baik membatasi manajemen ekstrim keputusan pelaporan keuangan
76
.
7. Pendidikan Auditor
Auditor syariah harus memiliki kedua kualifikasi di bidang akuntansi dan syariah
77
, dimana hasil ini konsisten dengan temuan oleh Yaacob dan Donglah.
78
Kenyatannya auditor dengan pengetahuan akuntansi cenderung tidak memiliki pengetahuan syariah dan sebaliknya. Masalah ini telah diperdebatkan sejak awal
pembentukan keuangan Islam modern di tahun 1970-an. Rahman dan Sulaiman sebagaimana yang dikutip oleh Helal dkk. mengungkapkan idealnya auditor
syariah harus memiliki pengetahuan yang baik di bidang akuntansi dan juga dalam syariah untuk dapat memahami dan mengaudit Lembaga
Keuangan Syari’ah.
79
. Praktisi audit syariah kurang memahami akuntansi dan syariah sekaligus,
secara tidak langsung dapat merusak pertumbuhan audit syariah
80
. Hal ini merupakan kegagalan dalam menentukan visi dan misi Islam di LKS. Hasil ini
konsisten dengan Kasim
et.al
., karena auditor syariah kekurangan orang-orang yang memiliki kualifikasi syariah dan akuntansi secara bersamaan. Yaacob
sepakat bahwa kurangnya syariah dan akuntansi dari auditor syariah. Menurut PwC , fungsi audit syariah yang akan dilakukan oleh auditor internal yang
memiliki pengetahuan syariah. Menurut Khan sebagaimana dikutip oleh Helal
76
Ibid.
77
Zurida. Op.cit., h. 15
78
Yaacob dan Donglah, Op.cit., 2012
79
Helal dkk.. Op.cit., h.5
80
Nawal Zuraidah. Op.cit., h. 8
dkk., pemahaman yang baik dalam syariah, Islam fiqh, akuntansi, keuangan, audit dan bisnis harus memungkinkan auditor syariat untuk melakukan lebih baik dan
bisa membantu LKS meningkatkan dan mematuhi shari ah
81
. Berkaitan dengan kualifikasi auditor syariah, temuan menunjukkan bahwa
ada perbedaan antara yang diinginkan dan kualifikasi yang sebenarnya auditor syariah sebagai proporsi responden yang memenuhi syarat baik syariah dan
akuntansi hanya 5,9 dibandingkan dengan responden yang berlatih syariah audit di LKS di Malaysia 69. Ini merupakan indikasi bahwa auditor kurang
keahliannya di bidang akuntansi dan syari’ah secara bersamaan, padahal mereka menentukan visi dan misi Islam dalam LKS.
82
Beckford sebagaimana dikutip oleh Hussain dkk. mengungkapkan lebih dari 55 perguruan tinggi dan lembaga profesional yang menawarkan pendidikan di
bidang keuangan Islam di Inggris tetapi hanya sedikit lembaga tersebut di Pakistan
83
. Kasim
et.al
., menyatakan bahwa, kurangnya keahlian, spesifikasi dan definisi tentang ruang lingkup praktek audit syariat menimbulkan masalah yang
menyebabkan kesenjangan yang ada antara diinginkan dan yang sebenarnya. Auditor syariah harus memiliki pengetahuan yang memadai, kompetensi dan
independen untuk melaksanakan audit. Mereka harus telah dilatih di bidang
81
Helal dkk.. Op.cit., h.5
82
Nawal dkk.. Op.cit. , h. 1
83
Hussain dkk., h. 10
akuntansi dan keuangan dan audit serta syariah dan fiqh.
84
Pentingnya pengembangan sumber daya manusia dari perspektif pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan auditor syariah di Bank Islam di Malaysia.
85
Menurut Standar Auditing AAOIFI tahun 2010, auditor harus memiliki pengetahuan tentang aturan syariat Islam dan prinsip-prinsip. Namun, auditor
tingkat pengetahuan syari’ahnya dibawah anggota dewan pengawas syari’ah. Fatwa, putusan dan bimbingan yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas Syari’ah
DPS merupakan dasar auditor mempertimbangkan apakah LKS telah memenuhi aturan syari’ah dan prinsip-prinsip. Auditor juga harus menggunakan ini sebagai
dasar untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan LKS telah disusun sesuai dengan aturan syariat Islam dan prinsip-prinsip .
Kasim
et.al
., dalam Yacob dan Donglah menyebutkan bahwa masih kurangnya orang-orang yang memiliki kedua kualifikasi syariah dan akuntansi.
Hal ini disetujui oleh Rammal dan Parker 2010 yang berpendapat bahwa dalam rangka untuk memenuhi persyaratan dari Bank Negara Pakistan, auditor harus
dilatih dalam pendidikan agama Dars-e Nizami kurikulum yang ditawarkan oleh madrasah. Hal ini karena mereka yang belajar di pendidikan agama, mungkin
tidak berpengalaman di bidang perbankan dan pengetahuan keuangan, sehingga mereka membutuhkan waktu pelatihan tambahan.
86
84
Yacob Donglah.Op.cit., h 6
85
Zurida dkk..Op.cit., h.2.
86
Yacoob dan Donglah.Op.cit., h. 4
Auditor syariah harus dilatih dalam akuntansi dengan sertifikasi khusus dalam syariah sebagai auditor tidak memerlukan tingkat tinggi pengetahuan dalam
syariat sebagai pengawas syariah miliki.
87
Pemahaman mendalam tentang bagaimana audit syariat sangat penting. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan
lembaga keuangan syariah dalam jangka panjang, berjalan dalam kerangka syariat dan mencapai maqasid al syariah.
88
Pihak Universitas harus terus meningkatkan kesiapan dan kemampuan sistem pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia terhadap
pelaksanaan audit syariah di Bank Syari’ah di Malaysia.
89
Hood dan Bucheery menunjukkan bahwa auditor eksternal enggan untuk melakukan tanggung jawab
untuk memastikan kepatuhan syariah terutama karena kurangnya keahlian.
90
8. Pengalaman audit