dalam kepemimpinan, keteladanan, dan spiritualisme Islam yang lebih baik. Lembaga keuangan syariah dituntut untuk mendatangkan keuntungan bagi
nasabah, pemegang saham, dan lain-lainnya. Hal uyang penting juga Lembaga keuangan syariah harus mencerminkan kepemimpinan Islam yang adil,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan
accountable
. Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan. Akuntan lahir karena
anggapan bahwa penyajian laporan keuangan yaitu manajemen dianggap tidak akan berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Sehingga
diperlukan pihak penyaksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar keuangan yang ada
59
.
3. Audit Syariah
Kegagalan dari manajemen risiko dan sistem pengawasan internal sebagai pemicu utama terjadinya krisis keuangan . Sistem audit eksternal dan pengawasan
internal harus saling menguatkan untuk mendukung ketangguhan operasional
60
. Audit eksternal dapat membantu menjadikan sistem kontrol internal lebih
dinamis, efektif, dan dapat dipercaya dengan cara sebagai berikut
61
: a.
Audit internal memberikan penilaian dan verifikasi terhadap integritas sistem kontrol internal.
59
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta, Bumi Aksara: 2004, h. 146
60
M. Umer Chapra Tariqullah Khan, Ibid., h. 73
61
Ibid. h. 75
b. Audit eksternal bertindak lebih obyektif karena berada di luar dan relatif lebih
independen terhadap manajemen organisasi. c.
Audit eksternal memeriksa ulang semua informasi penting dari manajemen yang ditunjukan kepada pihak luar, baik individu, organisasi maupun
masyarakat umum. d.
Audit ekternal memastikan kepatuhan terhadap standar internasional, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam persaingan dan mekanisme pasar.
Upaya memenuhi standar
good corporate governance
pasar modal dalam aspek akuntabilitas dan transparansi
62
, sehingga diperlukan pedoman audit syariah mengacu pada aturan sebagai berikut:
a. Undang Undang Pasar Modal Syariah
b. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI.
c. Pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia d.
Prinsip-prinsip syariah dalam Syari’a Standars Ma’ayir Syar’iyah yang
diterbitkan oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Intitutions AAOIFI.
e. Pedoman Umum dalam
Accounting, Auditing and Governance Standar for Islamic
Financial Institutions yang diterbitkan oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Intitutions AAOIFI.
62
Muhamad, Audit Pengawasan Syariah Pada Bank Syariah, Yogyakarta, UII Press: 2011, h.3
f. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi yang berlaku
secara umum. g.
Ketentuan umun yang dikeluarkan instansi terkait dan Undang-undang yang berlaku secara umum.
h. Berbagai buku literatur yang terkait dengan pengawasan syariah pada lembaga
keuangan khususnya pasar modal syariah. Kewajiban
tabayyun
dalam audit syari’ah itu mutlak diperlukan. Dalam syar i’ah yang diinginkan adalah kebenaran pencatatan, kejujuran, kebenaran
informasi, dan keadilan
63
. Fungsi auditing sebenarnya sama dengan fungsi persaksian. Seorang auditor adalah seorang saksi yang menyaksikan apakah
informasi yang disajikan oleh pelaku muamalah itu disajikan dengan benar atau tidak, seperti yang terkandung dalam surat Al Baqarah ayat 282.
Professi auditor adalah menegakkan kebenaran dan keadilan termasuk menyediakan informasi yang benar dan adil sehingga tidak ada satu pihak pun
yang merasa dizalimi
64
. Auditor merupakan pihak ketiga antara pemberi amanah
principal
dan penerima amanah
agent
.”Allah bersama orang yang berserikat sepanjang mereka tidak melakukan kecurangan”
Al hadis
. Pertanggungjawaban auditor adalah terhadap pemberi amanah, masyarakat, professi, dan juga kepada
Allah SWT.
4. Perbedaan Audit Syariah dan Audit Konvensional