Pendidikan Auditor dan Kualitas Audit

2. Pendidikan Auditor, Pengalaman Auditor dan Kualitas Audit

a. Pendidikan Auditor dan Kualitas Audit

Pendidikan profesional berkelanjutan PPL dalam SPKN dimaksudkan agar pemeriksa menguasai perkembangan mutakhir dalam metodologi dan standar audit. Melalui pendidikan berkelanjutan akan diperoleh pemahaman akuntansi yang lebih mendalam dan meningkatkan motivasi dalam melakukan audit, yang akan meningkatkan kualitas audit. Djaddang, Agung dan Winarna dalam Martini meneliti bahwa auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman 36 . Pengetahuan mengacu pada Tan dan Libby dalam Abdul bahwa pengetahuan merupakan salah satu penentu dari kompetensi teknis dan sangat bermanfaat pada tugas-tugas terstruktur auditor. 37 Othman et.al . mengungkapkan pengetahuan mengenai akuntansi dan prosedur audit para auditor sangat penting untuk kualitas audit 38 . Pengetahuan dalam Al- Qur’an Surat Israa’ ayat 36 : Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan 36 Martini, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol. X, UNHAS Makasar 26-28 Juli 2007, Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur , h. 9 37 Abdul Halim, “Anggaran Waktu Audit Dan Komitmen Profesional Sebagai Variabel Moderasi Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit .” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol. 17, Nusa Tenggara Barat, 2014 ,h. 5 38 Othman et.all., Op.cit., h. 1 jawabnya”. 39 Tentang pentingnya pengetahuan juga dibahas dalam Al- Qur’an Surat Az-zumar ayat 9 : ... Artinya : “... Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran ”. 40 Selanjutnya, Libby dan Frederick dalam Abdul mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan informasi yang tersimpan dalam memori yang penting bagi auditor, dikarenakan ketika lingkungan audit berubah, auditor perlu meningkatkan pengetahuan untuk praktik terbaik yang digunakan untuk membuat penilaian 41 Dituntutnya seorang auditor untuk kompeten dan tidak mudah percaya sesuatu skeptis, sesuai dengan Standar Auditing seksi 150 dan 230 yang tercantum dalam SPAP tahun 2001. Alasan berfokus hanya pada kompetensi dan skeptis auditor dalam penelitian ini karena sangat penting dan mempengaruhi perspektif klien 42 . Carcello et.al .; Warming Rasmussen dan Jensen; Gometz, dalam Ohman et.al., mengungkapkan k ompetensi auditor dan pemahaman 39 Departemen Agama, Op.cit., h. 228 40 Ibid., h. 459 41 Abdul Halim. “Anggaran”, Ibid., h. 17 42 Othman dkk, “Shariah Audit: Evidence Methodology in Islamic Finance.” This paper is funded by the BNP Paribas INCEIF Centre for Islamic Wealth Management CIWM, 2014, h. 16 tentang perusahaan yang telah di audit dan industri yang menentukan bagi audit yang tepat. Porter; Ruiz-Barbadillo et.al ., dalam Ohman et.al., mengemukakan a uditor harus memiliki kemampuan mengatasi isu-isu penting akuntansi bagi kelangsungan hidup perusahaan yang diaudit dan auditor harus dapat mengaudit item-item akuntansi yang sulit. 43 Kecakapan profesional auditor mengacu pada keahlian auditor yang ditunjukkan melalui sertifikasi keahlian dalam bidang akuntansi sebagai pengakuan akan kemampuan profesional seorang auditor. Hutchison dan Fleischman menjelaskan bahwa sertifikasi keahlian akuntan mengindikasikan kompetensi yang menyatakan secara tidak langsung pengetahuan akuntansi yang diperlukan atau pengetahuan khusus ditambah kepatuhan terhadap standar profesional. Mereka menjelaskan berbagai sertifikasi keahlian yang tersedia bagi akuntanauditor diantaranya Certified Public Accountant CPA, Certified Fraud Examiner CFE, Certified Government Auditing Professional CGAP, Certified Information Systems Auditor CISA, Certified Internal Auditor CIA dan lain-lain. 44 Kompetensi menurut Standar Auditing seksi 210 dalam SPAP tahun 2001, audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki 43 Ibnu Irawan dkk., “Pengaruh Kompetensi, Skeptisme, Hubungan Klien Dengan Auditor, Ukuran KAP Terhadap Kepuasan Klien Dengan Auditor, Ukuran KAP Terhadap Kepuasan Klien Dan Kegunaan Untuk Stakeholder Eksternal Dalam Prespektif Klien .” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol.17, 2014, h. 5 44 Yediel Lase Sutaryo, “Pengaruh Karakteristik Auditor Terhadap Audit Delay Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. “Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol.17, 2014, h. 9 keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Pengukuran kompetensi auditor mengacu pada instrumen yang didasarkan pada penelitian Ohman et.al ., yakni pengetahuan operasional perusahaan, pengetahuan standar akuntansi, penerapan standar akuntansi yang berlaku umum, dan pengetahuan nilai pasar dari asset. 45 Semakin tinggi kompetensi auditor, semakin tinggi pula kualitas auditnya. 46 Zain et al. ; Smith ;Annuar, et. al. ; Halimah et.al ; Sukriah et.al., ; Efendy; Mabruri dan Winarna; Lowenshon; Samelson., et.al ; Cheng, et.al ; Mansouri, et.al ; Jensen dan Payne dan Lawensohn, et.al; dalam Elvira mengungkapkan kompetensi auditor internal mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. 47 Schroder et. al. dan Duff dalam Abdul membuktikan bahwa atribut-atribut yang menentukan kualitas audit diantaranya adalah kompetensi auditor. Selain itu, data empiris menunjukkan bahwa kompetensi auditor yang dibentuk oleh perencanaan audit, pengetahuan, pengalaman, dan supervisi, dikatakan baik. 48 Pelaporan yang dibuat oleh AICPA disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan auditor adalah tingkat pendidikan. Indikator yang digunakan Cheng dkk. dalam 45 Ibnu Irawan dkk., Op.cit., h. 8 46 Abdul Halim, “ Anggaran Waktu Audit Dan Komitmen Profesional Sebagai Variabel Moderasi Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit .” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol.17, 2014, Nusa Tenggara Barat, h. 13 47 Elvira Zeyn , “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Internal Pemerintah Daerah Melalui Independensi Dan Kompetensi Auditor Internal .Survei Pada Inspektorat Pemerintah Daerah Se-Jaw a Barat.” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol.17, 2014, Nusa Tenggara Barat, h. 17 48 Abdul Halim, Op.cit., h.14 Fitriany adalah jenjang pendidikan sarjana dan pasca sarjana.Namun, sebelumnya penelitian Setyaningrum menunjukkan tidak adanya pengaruh tingkat pendidikan auditor terhadap temuan audit. 49 Latar belakang pendidikan auditor diidentifikasi berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh auditor di perguruan tinggi yaitu auditor dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan auditor berlatar belakang pendidikan non-akuntasi. Variabel latar belakang pendidikan auditor digunakan oleh Setyaningrum pada penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Menurut Setyaningrum latar belakang pendidikan akuntansi menjadi sebuah keharusan bagi auditor laporan keuangan, dan semakin tinggi jenjang pendidikan maka pengetahuan akuntansi akan semakin komprehensif. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa kualitas auditor dituntut untuk lebih tinggi daripada pelaksana, sehingga auditor dapat melakukan penilaian atas ketaatan pelaksana terhadap standar yang berlaku, dan hal itu dapat tercapai jika auditor memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang yang diperiksa. Setiawan dan Fitriany m enjelaskan bahwa: “keahlian dalam bidang akuntansi sangat diperlukan bagi seorang auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta mengurangi terjadinya fraud yang mungkin terjadi dalam proses 49 Dyah dkk. , “Pengaruh Kualitas Auditor Dan Pengawasan Legislatif Terhadap Temuan Audit Dengan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Sebagai Variabel Intervening .” Jurnal Prosiding Simposium Nasional Akuntansi, Vol.17, 2014, Nusa Tenggara Barat, h. 7 pelaporan keuangan. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi...”

b. Pengalaman Auditor dan Kualitas Audit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Independensi Auditor,Pengalaman Auditor Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 15 134

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor,Pengalaman Audit,Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 7 106

Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas Audit

8 58 53

Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Bahan Bukti yang Dihimpun dalam Penugasan Audit.

0 1 25

Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2014) - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2

0 1 34

BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Syari’ah 1. Pengertian Audit Syari’ah - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islami

0 2 50

BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat Dan Jenis Penelitian - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun

0 0 28

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Pasar Modal Syariah a. Pengertian - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusaha

0 1 88

Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2014) - Raden Intan Repository

0 2 8