PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PKWT

Menurut Sehat Damanik, perjanjian kerja dibagi menjadi 2 dua jenis, yaitu: a. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu Adalah perjanjian kerja antar pengusaha dan pekerja, untuk mengadakan hubungan kerja tetap yang tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu. b. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu Adalah perjanjian kerja antar pengusaha dan pekerja untuk melaksanakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau pekerjaan tertentu. 56 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan membedakan perjanjian kerja berdasarkan jangka waktu dan berdasarkan bentuknya. Perjanjian kerja berdasarkan jangka waktu yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sedangkan Perjanjian Kerja berdasarkan bentuknya yaitu Perjanjian Kerja secara Lisan dan Perjanjian Kerja secara Tertulis.

1. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PKWT

Yang dimaksud dengan PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerjaburuh dan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau pekerjaan tertentu. 57 a. Isi perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT Syarat kerja dan ketentuan yang memuat hak dan kewajiban antara pengusaha dan pekerjaburuh yang diperjanjikan dalam PKWT, 56 Sehat Damanik, Outsourcing Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Jakarta: Dss Publising, 2007, hlm. 130. 57 Pasal 1 KEP 100MENVI2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Universitas Sumatera Utara dipersyaratkan sesuai ketentuan Pasal 54 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam penjelasan Pasal 54 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa Peraturan Perusahaan Tidak boleh bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersam PKB, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila diperusahaan telah ada kualitas maupun kuantitas tidak boleh lebih rendah dari peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. b. Persyaratan Pembuatan PKWT Sesuai ketentuan Pasal 56 junto Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pembuatan PKWT harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1 Didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu yang menurut jenis pekerjaan dan sifat pekerjaan akan selesai dalam waktu tertentu. 2 Pekerjaan bersifat musiman 3 Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tiga tahun. 4 Harus dibuat secara tertulis dan menggunakan bahasa Indonesia 5 Tidak boleh ada masa percobaan. 6 Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan yang menurut jenis dan sifat untuk kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam watu tertentu. Universitas Sumatera Utara 7 Tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Dalam penjelasan Pasal 59 ayat 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pekerjaaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah pekerjaan yang sifatnya terus menerus,tidak terputus-putus, tidak dibatasai waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman. Adapun pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak bergantung pada cuaca atau suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjan itu merupakan pekerjaan yang terus-menerus, tidak terputus-putus tidak dibatasi oleh waktu dan merupakan bagian dari proses produksi, tetapi bergantung pada cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya kondisi tertentu, pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman yang tidak termasuk pekerjaan tetap menjadi obyek perjanjian kerja waktu tertentu. c. Perpanjangan dan pembaruan PKWT Pada dasarnya PKWT yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untu paling lama 2 tahun PKWT dan hanya boleh di perpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun sesuai ketentuan Pasal 59 ayat 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dalam hal pengusaha ingin melakukan perpanjangan PKWT, maka paling lama 7 tujuh hari sebelum PKWT berakhir perusahaan telah memberikan pemberitahuan secara tertulis mengenai perpanjangan PKWT tersebut Universitas Sumatera Utara kepada yang bersangkutan. 58 Pembaruan PKWT PKWT II hanya boleh satu kali paling lama dua tahun dan pembaruan PKWT ini baru dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama. Dalam masa tenggang waktu itu tiga puluh hari tidak boleh ada hubungan kerja apapun antara pengusaha dan pemberi kerja. 59 d. Peralihan PKWT menjadi PKWTT Apabila syarat-syarat PKWT tidak terpenuhi maka secara hukum PKWT dapat berubah menjadi PKWTT, hal ini diatur pada Pasal 15 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor KEP.100VI2004 yaitu apabila: 1 PKWT yang tidak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja. 2 Dalam hal PKWT dibuat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2, atau Pasal 5 ayat 2, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja. 3 Dalam hal PKWT dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru menyimpang dari ketentuan Pasal 8 ayat 2 dan ayat 3, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak dilakukan penyimpangan. 58 Pasal 59 ayat 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 59 Pasal 59 ayat 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 4 Dalam hal pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 tiga puluh hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak diperjanjikan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut. 5 Dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan hubungan kerja PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4, maka hak-hak pekerjaburuh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PKWTT.

2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU PKWTT

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kapal Tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN-Mdn)

8 222 87

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Terhadap Pembatalan Akta Notaris (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan)

24 189 131

Analisis Yuridis Mengenai Dualisme Kewenangan Mengadili Tindak Pidana Korupsi Antara Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

0 65 109

Analisis Yuridis Terhadap Hubungan Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Secara Lisan (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor:41/G/2009/PHI.Mdn)

2 53 126

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

Peranan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Pada Perusahaan Waralaba (Franchise) Di...

0 67 5

Peranan Pengadilan Hubungan Industrial dalam Memberikan Kepastian Hukum Terhadap Perkara Pemutusan Hubungan Kerja (Studi Terhadap Putusan Pemutusan Hubungan Kerja-Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan)

10 130 147

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-Phi/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

3 119 104

PERAN HAKIM AD HOC PADA PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Studi pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 17 49