Hak-hak pekerja yang diatur Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

e. memerintahkan pekerjaburuh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan; atau f. memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaan pekerjaburuh, sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. Apabila alasan PHK tidak dapat dibenarkan maka akan berakibat PHK itu dapat dibatalkan. Sanksi atau hukuman bagi pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan yaitu : a. Pemutusan tersebut adalah batal dan pekerja yang bersangkutan harus ditempatkan kembali pada kedudukan semula. b. Pembayaran ganti rugi kepada pekerja tersebut. Dalam hal ini pekerja berhak memilih antara penempatan kembali atau mendapatkan ganti rugi. 72 . Ganti rugi maksudnya adalah pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

C. Hak-Hak Bagi Pekerja

1. Hak-hak pekerja yang diatur Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Hak-hak pekerja yang diatur Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu : 72 G Kartasapoetra, Hukum Perburuhan di Indonesia Berdasarkan Pancasila,Jakarta: Sinar Grafindo, 1992, hlm. 287. Universitas Sumatera Utara a. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan Pasal 5; b. Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha Pasal 6; c. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh danatau meningkatkan danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja Pasal 11; d. Setiap pekerjaburuh memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya Pasal 12 Ayat 3; e. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta atau pelatihan ditempat kerja Pasal 18 Ayat 1; f. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas pengakuan kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga sertifikasi Pasal 23; g. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memili, mendapatkan atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak didalam atau diluar negeri Pasal 31; h. Pekerjaburuh perempuan berhak memperoleh istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan satu setengah bulan Universitas Sumatera Utara sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan Pasal 82 Ayat 1; i. Pekerjaburuh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat satu setengah bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan Pasal 82 Ayat 2; j. Setiap pekerjaburuh yang mengunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 Ayat 2 huruf b, c dan d, Pasal 82 berhak mendapat upah penuh Pasal 84; k. Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Pasal 86 Ayat 1; l. Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Pasal 88 Ayat 1; m. Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Pasal 99 Ayat 1; n. Setiap pekerjaburuh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaburuh Pasal 104 Ayat 1; o. Mogok kerja sebagai hak dasar pekerjaburuh dan serikat pekerjaserikat buruh dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan Pasal 137; Universitas Sumatera Utara p. Dalam hal pekerjaburuh yang melakukan mogok kerja secara sah dalam melakukan tuntutan hak normatif yang sungguh-sungguh dilanggar oleh pengusaha, pekerjaburuh berhak mendapat upah Pasal 145. Apabila PHK tidak dapat dihindari maka sesuai dengan alasan yang mendasari terjadinya PHK maka pengusaha diwajibkan membayar kompensasi kepada pekerja yang terdiri dari uang pesangon, dan atau uang penghargaan masa kerja yang disesuaikan dengan masa kerja, uang penggantian hak serta uang pisah yang besaranya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Ketentuan uang pesangon berdasarkan Pasal 156 ayat 2 Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 yaitu : - Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah; - Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah; - Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah; - Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah; - Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah; - Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah; - Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah; - Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah; - Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan upah. Ketentuan uang penghargaan masa kerja berdasarkan Pasal 156 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu : - Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah; Universitas Sumatera Utara - Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah; - Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah; - Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah; - Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah; - Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah; - Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun, 8 bulan upah; - Masa kerja 24 tahun atau lebih, 10 bulan upah. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan Pasal 156 ayat 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 meliputi : - Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; - Biaya atau ongkos pulang untuk pekerjaburuh dan keluarganya ke tempat dimana pekerjaburuh diterima bekerja; - Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 dari uang pesangon danatau uang penghargaan masa kerja yang memenuhi syarat; - Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. 2 Hak-hak pekerja dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek. Hak-hak pekerja dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek adalah sebagai berikut: a. Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja Pasal 3 Ayat 2; Universitas Sumatera Utara b. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan kerja Pasal 8 Ayat 1; c. Tenaga kerja yang meninggal dunia bahkan akibat kecelakaan kerja, keluarganya berhak atas Jaminan Kematian Pasal 12 Ayat 1; d. Tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pasal 16 Ayat 1; e. Setiap tenaga kerja atau keluarganya berhak atas Jaminan Hari Tua karena faktor usia pensiun 55 lima puluh lima tahun, cacat total tetap atau beberapa alasan lainnya Pasal 14 dan Pasal 15. Jamsostek menanggulangi resiko-resiko kerja sekaligus menciptakan ketenangan kerja yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan produktifitas kerja. Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia 73 . Pengertian jaminan sosial menurut Imam Soepomo yakni jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh diluar kesalahannya tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan income security dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan diluar kehendaknya 74 . Program jamsostek memberikan perlindungan terhadap pekerja berupa santunan uang terhadap 73 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jamsostek 74 Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan, 1981,hlm. 136 Universitas Sumatera Utara berkurangnya penghasilan maupun perlindungan berupa pengobatan dan atau perawatan apabila pekerja tertimpa resiko dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan. Jaminan sosial mempunyai beberapa aspek, antara lain: 75 a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya; b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat dimana mereka bekerja; c. Dengan adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang; d. Menciptakan ketenagakerjaan, karena adanya upaya perlindungan terhadap resiko-resiko kerja dan upaya pemeliharaan terhadap tenaga kerja; e. Dengan adanya jamsostek akan menciptakan ketenagakerjaan yang pada akhirnya akan mendukung kemandirian dan harga diri manusia dalam menghadapi resiko ekonomi. Perlunya jamsostek di suatu perusahaan karena perusahaan yang memasukkan tenaga kerjanya dalam program jamsostek adalah perusahaan yang telah bijaksana pemikirannya dan telah bertindak: 76 75 Ibid 76 Y.W Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta:Bina Aksara, 1987, hlm.92 Universitas Sumatera Utara 1. Melindungi para buruhtenaga kerja sedemikian rupa dalam menghadapi kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi, baik karena adanya mutakhir maupun karena penetapan tenaga kerja pada proyek-proyek diluar daerah dalam rangka menunjang pembangunan. 2. Mendidik para buruhnya supaya berhemat atau menabung yang dapat menikmatinya apabila sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian yang harus dihadapi buruhtenaga kerja beserta keluarganya. 3. Melindungi perusahaan dari kerusakan kemungkinan berjumlah sangat besar, karena terjadinya musibah yang menimpa beberapa karyawan, dimana setiap kecelakaan atau musibah sama sekali tidak diharapkan. 4. Memberikan ketenangan kerja kepada seluruh buruhtenaga kerja beserta keluarganya, karena terjadinya kecelakaan yang sama sekali tidak diharapkan, mereka berhak memperoleh jaminan yang layak yang tidak perlu sulit-sulit mengurusnya. Beberapa hal penting berkenaan dengan pelaksanaan program jamsostek, antara lain sebagai berikut: a. Setiap Tenaga Kerja berhak atas jamsostek Pasal 3 Ayat 2 Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992; b. Setiap perusahaan wajib melaksanakan program jamsostek bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan berdasarkan hubungan kerja Pasal 4 Ayat 1 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992; Universitas Sumatera Utara c. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan kerja Pasal 8 Ayat 1; d. Yang termasuk tenaga kerja dalam program jamsostek pada Pasal 8 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 ialah: - Peserta magang atau siswamurid yang bekerja diperusahaan, baik menerima upah atau tidak; - Pemborong pekerjaan kecuali jika yang memborong perusahaan; - Narapidana yang dipekerjakan diperusahaan; e. Tenaga kerja yang menderita penyakit akibat hubungan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan baik selama atau setelah hubungan kerja Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993; f. Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan dikarenakan kecelakaan kerja maka keluarganya berhak atas Jaminan Kematian Pasal 12 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992; g. Tenaga kerja atau keluarganya berhak terhadap Jaminan Hari Tua JHT, cacat total tetap atau beberapa alasan lainnya Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992; h. Tenaga kerja atau keluarganya berhak terhadap Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK Pasal 16 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992; i. Sanksi Pidana bagi pengusaha dan penyelenggara yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 ; Universitas Sumatera Utara j. Saksi administratif, ganti rugi atau denda bagi pengusaha dan badan penyelenggara yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 ; Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Jamsostek mengatur akibat hukum bagi pengusaha maupun penyelenggara yang tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Bentuk akibat hukum yang dapat dikenakan bagi pelanggar ketentuan dimaksud terdiri dari Sanksi Pidana dan Sanksi Administratif. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwasannya setiap pekerjaburuh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha baik PKWTT maupun PKWT maupun bentuk perjanjian kerja secara lisan maupun tertulis berhak menerima Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3. Hak-Hak pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kapal Tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN-Mdn)

8 222 87

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Terhadap Pembatalan Akta Notaris (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan)

24 189 131

Analisis Yuridis Mengenai Dualisme Kewenangan Mengadili Tindak Pidana Korupsi Antara Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

0 65 109

Analisis Yuridis Terhadap Hubungan Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Secara Lisan (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor:41/G/2009/PHI.Mdn)

2 53 126

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

Peranan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Pada Perusahaan Waralaba (Franchise) Di...

0 67 5

Peranan Pengadilan Hubungan Industrial dalam Memberikan Kepastian Hukum Terhadap Perkara Pemutusan Hubungan Kerja (Studi Terhadap Putusan Pemutusan Hubungan Kerja-Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan)

10 130 147

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-Phi/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

3 119 104

PERAN HAKIM AD HOC PADA PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Studi pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 17 49