PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU PKWTT PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN

4 Dalam hal pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 tiga puluh hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak diperjanjikan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut. 5 Dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan hubungan kerja PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4, maka hak-hak pekerjaburuh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PKWTT.

2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU PKWTT

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap. PKWTT dapat mempersyaratkan masa percobaan on the job training selama tiga bulan. Hal ini salah satunya dilatar belakangi oleh karena sifat perjanjian yang bersifat berkelanjutan dan jangka panjang sehingga perusahaan memerlukan waktu untuk evaluasi pekerja tersebut sebelum menjadi pekerja tetapnya. Selama masa percobaan tersebut pengusaha dilarang membayarkan upah minimum yang berlaku 60 . Dalam penjelasan Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ditentukan bahwa syarat masa percobaan kerja dalam perjanjian kerja waktu tidak 60 Pasal 60 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 60 Pasal 63 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara tertentu harus di cantumkan dalam perjanjian kerja. Jika diperjanjikan mengenai masa percobaan dalam PKWTT maka selama waktu itu tiga bulan masing-masing pihak berhak mengakhiri seketika hubungan kerjanya dengan pemberitahuan penghentian. Berakhirnya hubungan kerja terhadap PKWTT umumnya pada usia pensiun yakni sampai dengan pekerja berusia 55 tahun.

3. PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN

Perjanjian Kerja secara lisan hanya diberlakukan terhadap perjanjian kerja waktu tidak tertentu PKWTT saja. Berbeda terhadap PKWTT yang perjanjian kerjanya dibuat secara tertulis yang mengharuskan kepada pengusaha untuk mencantumkan masa percobaan dalam perjanjian kerja, namun terhadap PKWTT yang dibuat secara lisan maka syarat masa percobaan harus diberitahukan kepada pekerja yang bersangkutan dan dicantumkan dalam surat pengangkatan. Dalam hal PKWTT yang dibuat secara lisan apabila pekerja telah selesai melalui masa percobaan pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan 61 . Pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerjaburuh bersangkutan yang sekurang-kurangnya memuat keterangan: 62 a. nama dan alamat pekerjaburuh; b. tanggal mulai bekerja; c. jenis pekerjaan; dan 61 Pasal 63 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 62 Pasal 63 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara d. besarnya upah. Hubungan kerja melalui perjanjian kerja secara lisan adalah hubungan kerja tanpa adanya penandatanganan perjanjian kerja, dikarenakan tidak ada perjanjian kerja yang ditandatangani maka hubungan kerja tersebut akan mangacu kepada peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Begitu halnya pengaturan hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha dalam perjanjian kerja secara lisan juga mengacu kepada peraturan ketenagakerjaan. Peraturan ketenagakerjaan tidak membedakan pengaturan hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha dalam hal perjanjian kerja yang dibuat secara lisan maupun secara tertulis, yang membedakannya hanya bentuknya saja yaitu terhadap perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis ditandai dengan adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak yang dituangkan didalam suatu surat perjanjian dan terhadap perjanjian kerja yang dibuat secara lisan tidak adanya dibuat surat perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak. Apabila dibuat secara lisan maka cukup dengan pernyataan yang secara bersama disetujui oleh kedua belah pihak dan sebaiknya disaksikan oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi. Adapun hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja dalam perjanjian kerja baik secara lisan maupun tertulis yakni: a. Hak Pekerja 1 Pekerja berhak atas upah setelah melaksanakan kewajibanya 2 Hak atas fasilitas lain berupa tunjangan, dana dan bantuan 3 Hak perlakuan yang baik dari perusahaan atas dirinya seperti perlindungan Universitas Sumatera Utara 4 Jaminan kehidupan yang wajar dan layak dari perusahaan. b. Hak Pengusaha 1 Pengusaha berhak atas sepenuhnya atas hasil pekerja, artinya terhadap hasil pekerjaan pekerja adalah menjadi milik pengusaha 2 Pengusaha berhak atas ditaatinya aturan kerja 3 Pengusaha berhak atas perlakuan yang hormat, sopan dan wajar 4 Pengusaha berhak untuk melaksanakan tata tertib yang telah dibuat. c. Kewajiban Pekerja 1 Melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan perjanjian dan kemampuan 2 Mentaati segala peraturan kerja dan peraturan tata tertib yang berlaku 3 Patuh dan taat terhadap perintah pengusaha dalam melaksanakan pekerjaan sesuai perjanjian d. Kewajiban Pengusaha 1 Pengusaha berkewajiban membayar imbalan kepada pekerja berupa upah 2 Pengusaha berkewajiban menyediakan dan mengatur fasilitas kerja 3 Pengusaha berkewajiban mengatur segala sesuatu hal yang berada dibawah tanggung jawabnya 4 Pengusaha berkewajiban memberikan jaminan sosial kepada pekerja Ketentuan Pasal 63 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang mewajibkan pengusaha membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang perjanjian Universitas Sumatera Utara kerjanya dibuat secara lisan tidaklah efektif dan banyak pengusaha yang tidak menjalankannya bukan hanya karena tidak ada sanksi yang mengaturnya namun juga karena dengan tidak dibuatnya perjanjian kerja secara tertulis dan surat pengangkatan akan dapat menguntungkan pengusaha yaitu diantaranya tidak jelasnya kapan hubungan kerja kedua belah pihak dimulai. Perjanjian yang dibuat secara lisan dapat menyulitkan pekerja dalam membuktikan kebenaran dirinya sebagai pekerja yang bekerja pada pengusaha dalam proses penyelesaian perselisihan pemutusan hubungan kerja di Pengadilan Hubungan Industrial. Kelemahan perjanjian kerja yang dibuat secara lisan adalah apabila pekerja setelah melewati 3 tiga bulan masa percobaan namun pihak pengusaha tidak ada membuat surat pengangkatan maka pihak pekerja akan kesulitan untuk membuktikan adanya hubungan kerja antara kedua belah pihak ataupun kesulitan untuk membuktikan sejak kapan dimulainya suatu hubungan kerja apabila terjadi perselisihan PHK. Perselisihan PHK dipengadilan dapat saja terjadi sehingga dalam hal pembuktian perjanjian kerja secara lisan apabila tidak ada surat pengangkatan yang dibuat oleh pengusaha maka pihak pekerja harus terlebih dahulu membuktikan adanya hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha yakni berdasarkan Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa hubungan kerja harus memenuhi 3 tiga unsur yakni adanya pekerjaaan, adanya perintah dan adanya upah.Bahan pembuktian lainnya yakni adanya saksi-saksi, adanya bukti slip gaji, adanya bukti kartu identitas pekerja di perusahaan, adanya bukti kartu Universitas Sumatera Utara Jamsostek, adanya tanda bukti absensi pekerja, adanya bukti pembayaran tunjangan hari raya pekerja dan sebagainya.

4. PERJANJIAN KERJA SECARA TERTULIS

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kapal Tongkang (Studi Putusan Perdata Pengadilan Negeri Medan No. 503/PDT.G/2009/PN-Mdn)

8 222 87

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Terhadap Pembatalan Akta Notaris (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Medan)

24 189 131

Analisis Yuridis Mengenai Dualisme Kewenangan Mengadili Tindak Pidana Korupsi Antara Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

0 65 109

Analisis Yuridis Terhadap Hubungan Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Secara Lisan (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor:41/G/2009/PHI.Mdn)

2 53 126

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

Peranan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Pada Perusahaan Waralaba (Franchise) Di...

0 67 5

Peranan Pengadilan Hubungan Industrial dalam Memberikan Kepastian Hukum Terhadap Perkara Pemutusan Hubungan Kerja (Studi Terhadap Putusan Pemutusan Hubungan Kerja-Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan)

10 130 147

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-Phi/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

3 119 104

PERAN HAKIM AD HOC PADA PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Studi pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 17 49