Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Spasial
6.2. Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Spasial
Pendekatan spasial dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi keruangan dalam penyusunan rancangan teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Penerapan pendekatan spasial ini dilakukan dengan memperhatikan rancangan akhir perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029. Saat ini sedang dilakukan peninjauan kembali dan penyusunan revisi/perubahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029. Konsep perubahan RTRW ini akan digunakan dalam merumuskan strategi dan arah kebijakan rancangan teknokratik RPJMD dengan pendekatan spasial. Hal ini dimaksudkan agar terwujud keselarasan antara RTRW dan RPJMD Provinsi Jawa Barat.
Strategi dan arah kebijakan yang telah dirumuskan dengan pendekatan holistic-tematik dan integratif, selanjutnya diselaraskan dengan rencana pemanfaatan ruang sebagai pendekatan spatial. Berbagai strategi dan arah kebijakan pembangunan di Jawa Barat untuk lima tahun yang akan datang diharapkan tidak saja memperhatikan pelaksanaan urusan sesuai kewenangan provinsi namun juga mengadopsi perencanaan tata ruang yang meliputi rencana pemanfaatan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis sesuai periode pembangunan 2019 sampai 2023.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐16
Tabel 6.3
Arah Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Barat yang Terkait Dengan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pengembangan kws Pendidikan Tinggi Jatinangor di Kab. Sumedang
1. Pembangunan kws olahraga terpadu di PKN, PKW & pembangunan SOR di PKL di WP. BODEBEKPUNJUR, WP. CIAYUMAJAKUNING, dan WP. CEKUNGAN BANDUNG 2. Pembangunan kws olah raga di PKW dan sarana olah raga di PKL di WP. PURWASUKA, WP. SUKABUMI dan WP. PRIATIM-PANGANDARAN
3. Pembangunan sarana olahraga dan pusat kegiatan belajar di WP. BODEBEKPUNJUR, WP. CIAYUMAJAKUNING, WP. PURWASUKA, WP. CEKUNGAN BANDUNG, WP. SUKABUMI, dan WP. PRIATIM-PANGANDARAN 1. Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL pada WP. BODEBEKPUNJUR 2. Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL pada WP. CIAYUMAJAKUNING 3. Pembangunan rumah sakit Tipe B di PKW dan rumah sakit Tipe C di PKL pada WP. PURWASUKA
4. Pembangunan rumah sakit Tipe A di PKN, rumah sakit Tipe B di PKW dan rumah sakit Tipe C di PKL pada WP. CEKUNGAN BANDUNG 5. Pembangunan rumah sakit tipe A di PKN, rumah sakit tipe
B di PKW, dan rumah sakit tipe C di PKL pada WP. SUKABUMI 6. Pembangunan rumah sakit tipe B di PKW dan rumah sakit tipe C di PKL pada WP. PRIATIM-PANGANDARAN
7. Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di Kota Banjar pada
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐17
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
8. Pembangunan Rumah Sakit tipe A/B di Kab. Ciamis 9. Pembangunan Rumah Sakit tipe B/C di Kab. Ciamis
10. Pembangunan Puskesmas di seluruh WP Kawasan perikanan budidaya kolam di Kabupten Bogor,
Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Karawang. Kawasan perikanan budidaya minapadi di: Kabupaten Cianjur, Bandung, Garut dan Tasikmalaya.
Kawasan perikanan budidaya keramba jaring apung di: Kabupaten Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat.
1. Kawasan regional untuk ketahanan pangan di KSP Pertanian Lahan Basah Pantura
2. Pembangunan Pasar Induk Regional di Kab. Bogor 3. Pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Beras
Regional di Kab, Indramayu dan Pasar Induk Regional di Kab, Cirebon 4. Pembangunan Pasar Induk Regional di PKW Cikampek- Cikopo
5. Pembangunan pasar regional Kab, Ciamis dan Kab. Tasik, dan Kota Banjar
1. WPPI di Jabar: Bogor-Bekasi-Karawang-Purwakarta- Subang (WPPI Jabar 1) dan WPPI Cirebon-Indramayu- Majalengka (WPPI Jabar 2).
2. Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Jawa Barat: Koridor Tengah Bandung – Banjar, mencakup Kab.
Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar; Koridor Selatan, mencakup Kab. Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Banjar diarahkan kepada Pembangunan Industri Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐18
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
1. Kawasan perkotaan dan/atau pusat pertumbuhan sedang dan/atau akan cepat tumbuh di KSP Bogor- Puncak- Cianjur, KSP Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati dsk dan KSP Bandung-Cirebon 2. Kawasan regional bernilai ekonomi tinggi/unggul di Koridor Padalarang-Purwakarta dan KSP Pesisir Pantai Selatan (Pansela)
Pembangunan destinasi unggulan di 6 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Jawa Barat (KSPN)
Pembangunan pusat kebudayaan di PKN dan PKW di WP. BODEBEKPUNJUR, WP. CIAYUMAJAKUNING, dan WP. CEKUNGAN BANDUNG
Pembangunan pusat kebudayaan di PKW di WP. PURWASUKA
Pembangunan pusat kebudayaan di PKW dan PKNp di WP. SUKABUMI dan WP. PRIATIM-PANGANDARAN
1. Pembangunan jaringan jalan: Jalan Provinsi (Ruas Sukahati – Jampang; Ruas Sentul
– Sukamakmur – Cariu; Ruas Bantar Kuning – Jagatamu)
Jalan Lintas Cepat Jalur Pantai Utara Subang- Karawang-Bekasi-Tanjung Priok; Jalan Lintas Cepat Karawang
Pembangunan Jalan Lingkar Sukabumi di Kab, Sukabumi dan Kota Sukabumi, serta jalan lingkar Cianjur di Kab, Cianjur
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐19
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pengembangan Jalan Kolektor Primer 2 (Ruas jalan Cibingbin – Banjarharja, Ruas Jl Lingkar Timur (Ruas Jln Sampora-Caracas -Panawuan-Kedungarum- Kertawangunan-Cipondok)
Pengembangan Jalan Lintas Cepat: Ruas jalan Cihirup- Sumurkondang; Ruas jalan Sukadana-Karangwuni; Ruas jalan Wanasaraya-Ambit; Ruas jln Ciangir-Capar; Ruas jln Cibingbin-Pananggapan-Malahayu; Ruas Jalan Cidahu – Waled; Ruas Jalan Kebun Raya Kuningan – Bobos; Ruas Jalan Gunungsirah – Cipulus; Ruas Jalan Cimenga – Gardu; Selatan Kota Cirebon; Kadipaten, Majalengka, dan di Kab, Kuningan
Pembangunan Jembatan (Kab,Tasikmalaya&Kab, Ciamis: Jembatan Betmen (Benteng-Manonjaya); Jembatan (Kab, Ciamis & Kota Tasik: Jembatan Cihaurbeuti – Indihiang); Jembatan (Kab, Ciamis & Prov, Jateng: Jembatan di Desa Sidaharja Kec, Lakbok)
Pembangunan Jalan Lintas Tengah Bantar-Tawang Banteng; Sukasari – Lembang; Padalarang-Cimarame- Batujajar-Cipatik-Soreang-Banjaran-Dayeuh Kolot- Ciparay-Majalaya-Rancaekek-Cicalengka
Pembangunan Fly Over Kopo, Buah Batu, Cimareme; Fly Over Antapani, Supratman, Gedebage, Overpass Padalarang, Cileunyi; Fly Over Cibitung, Fly Over Tegal Gede, serta Overpass Tegal Danas
Memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan Cekungan Bandung dengan Bandar Udara Husein Sastranegara
Pembangunan Jalan Poros Timur Puncak-Sentul-Kota Bunga dan Simpang Sukamakmur-Cariu; Pembangunan Jalan Sentul-Bojong-Gede-Parung; Jalan Lintas Cepat Leuwiliang Kab. Bogor
Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan Bodetabek dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandar Udara Soekarno Hatta
2. Rencana Pembangunan Jaringan Jalan Tol: Jalan tol Bogor Ring Road, Depok-Antasari, Cinere- Jagorawi, Cimanggis Cibitung, Cikarang-Tanjungpriok, Bekasi-Cikarang-Kp,Melayu, dan Serpong-Cinere;
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐20
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pembangunan jalan lingkar Leuwiliang di Kab, Bogor Jalan tol Jakarta- Sukabumi Jalan Tol Cibitung – Cilincing Jalan Tol Bekasi-Cawang- Kp, Melayu Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Sisi Selatan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated Jalan Tol Ciawi-Lido-Sukabumi (Kab, Sukabumi) Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Kota Sukabumi) Jalan Tol Sukabumi-Bandung (Kota Sukabumi) Pembangunan Jalan Tol Ciawi Sukabumi, Sukabumi-
Ciranjang, dan Ciranjang-Padalarang Pembangunan jalan Tol Cileunyi– Sumedang-Dawuan (CISUMDAWU) Pembangunan jalan Tol Kanci - Pejagan di Kota Cirebon Jalan Tol dalam Kota Bandung (Terusan Pasteur Ujungberung-Cileunyi) dan Ujungberung-Gedebage- Majalaya
Jalan Tol Banjar – Pangandaran Jaringan Jalan Tol CIGATAS (Cileunyi-Garut-Tasik) Rencana Pembangunan jalan Tol Cileunyi-Nagrek-
Ciamis-Banjar 3. Rencana Pembangunan Jaringan Jalan Non Tol: Peningkatan kapasitas dan ruas jalan strategis di semua WP Jalan Provinsi (Ruas Sukahati – Jampang; Ruas Sentul – Sukamakmur – Cariu; Ruas Bantar Kuning – Jagatamu)
Jalan Lintas Cepat Palabuhanratu sebagai PKW Jalan Lintas Cepat: Ruas Ciserereuh-Arca Pembangunan Jalan Lingkar Sukabumi di Kab,
Sukabumi dan Kota Sukabumi, serta jalan lingkar Cianjur di Kab, Cianjur
Peningkatan kualitas sarana prasarana dasar di daerah perbatasan Jabar-Banten dan perbatsan Jabar-DKI Optimasi jalur vertical Pelabuhan Ratu- Cikidang- Cibadak-Bogor-Depok-Jakarta Pembangunan Fly Over Cibitung, Fly Over Tegal Gede, serta Overpass Tegal Danas
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐21
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pembangunan Jalan Poros Timur Puncak-Sentul-Kota Bunga dan Simpang Sukamakmur-Cariu Pembangunan Jalan Sentul-Bojong-Gede-Parung Jalan Lintas Cepat Leuwiliang Kab, Bogor Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan
arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan bodetabek dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandar Udara Soekarno Hatta
Pembangunan jalan lingkar Majalaya dan Banjaran di Kab, Bandung Pembangunan Jalan Alternatif Bandung-Lembang Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis Pembangunan Jalan Lintas Cepat Sukasari – Lembang Pembangunan Jalan Lintas Cepat Padalarang-
Cimarame-Batujajar-Cipatik-Soreang-Banjaran-Dayeuh Kolot-Ciparay-Majalaya-Rancaekek-Cicalengka
Pembangunan Fly Over Kopo, Buah Batu, Cimareme Pembangunan Fly Over Antapani, Supratman,
Gedebage, Overpass Padalarang, Cileunyis Memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan Cekungan Bandung dengan Bandar Udara Husein Sastranegara
Pembangunan jalan kolektor primer lintas utara daerah di WP. PURWASUKA Pembangunan Jembatan Perbatasan Subang- Indramayu, Purwakarta-Subang, Purwakarta-Karawang Pengembangan infrastruktur jalan WP. PURWASUKA Pengembangan Jalan Kolektor Primer 2 (Ruas jalan
Cibingbin – Banjarharja Ruas Jl Lingkar Timur (Ruas Jln Sampora-Caracas - Panawuan-Kedungarum-Kertawangunan-Cipondok) Pengembangan Jalan Lintas Cepat: Ruas jalan Cihirup- Sumurkondang; Ruas jalan Sukadana-Karangwuni; Ruas jalan Wanasaraya-Ambit
Pengembangan Jalan Lintas Cepat: Ruas jln Ciangir- Capar; Ruas jln Cibingbin-Pananggapan-Malahayu Pengembangan Jalan Lintas Cepat: Ruas Jalan Cidahu – Waled; Ruas Jalan Kebun Raya Kuningan – Bobos; Ruas Jalan Gunungsirah – Cipulus; Ruas Jalan Cimenga – Gardu
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐22
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pengembangan Jalan Lintas Cepat Selatan Kota Cirebon Pengembangan Jalan Lintas Cepat di Kadipaten Kab, Majalengka Pengembangan Jalan Lintas Cepat di Kab, Kuningan Pembangunan Jembatan (Kab,Tasikmalaya&Kab,
Ciamis: Jembatan Betmen (Benteng-Manonjaya) Pembangunan Jembatan (Kab, Ciamis & Kota Tasik: Jembatan Cihaurbeuti – Indihiang) Pembangunan Jembatan (Kab, Ciamis & Prov, Jateng: Jembatan di Desa Sidaharja Kec, Lakbok) Pembangunan Jalan Lintas Tengah Bantar-Tawang Banteng Peningkatan jalan poros timur di jalur Pangandaran- Ciamis- Cikijing- Cirebon Pembangunan Jalan Horizontal di Jawa Barat Bagian Selatan Pembangunan Jalan Horizontal Tengah Selatan-Selatan Jawa Barat 4. Rencana Pembangunan Sarana Transportasi Darat, Laut, Dan Udara:
Terminal: Penyediaan Terminal Tipe A di Kab, Karawang Rencana Pembangunan Terminal Tipe A: Cibinong,
Kab. Bogor Rencana Pembangunan Terminal Tipe B: Kab. Bogor: Cileungsi, Leuwiliang, Rencana Pembangunan Terminal Tipe B: Kab. Bekasi: Cikarang. Penetapan Status dan Pengembangan Terminal Tipe B: Terminal Palabuhanratu Pengembangan terminal Tipe A di Kota Bandung dan Kab, Bandung Penetapan Status Terminal Tipe B: Terminal Ledeng (Kota Bandung), Terminal Ciroyom
(Kota Bandung) dan Terminal St. Hall (Kota Bandung) Rencana Pembangunan Terminal Tipe A: Kec, Kertawangunan, Kab, Kuningan
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐23
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Penetapan Status Terminal Tipe B: Terminal Indramayu, Terminal Losari (Kab, Cirebon) danTerminal Sumber (Kab, Cirebon)
Rencana Pembangunan Terminal Tipe A: Kab. Ciamis: Kec. Ciamis; Kota Banjar Rencana Pembangunan Terminal Tipe B: Kab. Garut (Pameungpeuk) Pelabuhan: Rencana Pengembangan Pelabuhan Utama Patimban
(Kab, Subang) Rencana Pengembangan Pelabuhan Pemanukan Pelabuhan Tarumanegara (Kab, Bekasi) Rencana Pembangunan Inland Waterways/ CBL
Cikarang- Bekasi- Laut Jawa Rencana Pengembangan Pelabuhan Sindang Barang (Kab. Cianjur) Rencana pengembangan Pelabuhan Pusakajaya (Kab, Karawang) Rencana pengembangan Pelabuhan Pengumpan Regional Palabuhanratu (Kab. Sukabumi) Rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon (Kota Cirebon) Rencana pembangunan Pelabuhan Losarang, Eretan, Tirtamaya, Pulau Biawak (Kab. Indramayu) Rencana pembangunan Pelabuhan Muara Gebang (Kab. Cirebon) Rencana pengembangan Pelabuhan pengumpan regional Bojongsalawe dan Majingklak di Kab. Pangandaran
Rencana pengembangan Pelabuhan Pakenjeng, Caringin, Sindangbarang (Kab. Garut) Rencana pengembangan Pelabuhan Cipatujah dan Karangnunggal (Kab. Tasikmalaya) Bandar Udara Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Kalijati di Kab.
Subang Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Atang Sanjaya di Kab. Bogor Rencana Pembangunan Bandara Karawang
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐24
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Pembangunan Pangkalan Udara di Kab. Sukabumi Optimalisasi fungsi Bandar Udara Husein Sastranegara
sebagai Pusat Persebaran Tersier Pembangunan Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kab. Majalengka sebagai Pusat Persebaran Sekunder
Optimalisasi fungsi Bandar udara Cakrabuwana (Penggung) di Kota Cirebon sebagai Pusat Persebaran Tersier
Optimalisasi fungsi Bandar udara Nusawiru di Pangandaran sebagai Pusat Persebaran Tersier Rencana Pengembangan Bandara Wiriadinata (Kab. Tasikmalaya) Rencana Pengembangan Bandara Pamengpeuk (Kab. Garut) 5. Jalan KA: Revitalisasi dan Peningkatan Jalur KA Nambo - Cibinong – Citayam; Pembangunan shortcut Citayam – Parung Panjang – Tangerang; Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi; Pembangunan jaringan jalur KA Karawang – Pelabuhan Patimban; Pembangunan jaringan jalur KA ke Pelabuhan Patimban; Pengembangan layanan KA Bandara Cirebon – BIJB : ada 2 yaitu reaktivasi Cirebon-Kadipaten dan pembangunan jalur KA Tanjungsari –Arjawinangun; Pembangunan jaringan jalur KA Terminal Khusus dan/atau Pelabuhan Pengumpul; Revitalisasi dan Peningkatan Jalur KA Cangkring - Pelabuhan Cirebon; Peningkatan jalur KA Manonjaya - Awipari - Rajapolah - Indihiang – Ciawi; Revitalisasi dan Peningkatan Jalur KA Tasikmalaya – Indihiang – Pirusa; Pembangunan Jalur ganda lintas Kiaracondong – Gedebage - Rancaekek - Cicalengka – Nagreg (Bandung Urban Railway Transport Development,); Reaktivasi dan Peningkatan Jalur KA Bandung – Dayeuhkolot – Banjaran - Soreang – Ciwidey; Pembangunan shortcut Nambo–Cileungsi–Bekasi ; Pembangunan shortcut Citayam-Parung Panjang – Tangerang; Pengembangan jaringan dan layanan kereta api perkotaan; Double Track Jawa Selatan; High Speed Train Jakarta – Bandung; dst.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐25
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
1. Peningkatan sistem pengelolaan air limbah system pusat dan setempat di WP. CIAYUMAJAKUNING
2. Penataan jaringan drainase perkotaan di WP. CIAYUMAJAKUNING
3. Pembangunan TPPAS Ciayumajakuning 4. Pembangunan tempat pengelolaan sampah regional di Kab,
Cirebon 5. Pengembangan pengolahan air limbah yang
memperhatikan baku mutu limbah cair dan merupakan sistem yang terpisah dari pengelolaan air limbah industri secara terpusat terutama pada kws perumahan padat, pusat bisnis & sentra industry system terpusat dan system setempat di WP. BODEBEKPUNJUR 6. Penataan jaringan drainase perkotaan
7. Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Regional Nambo dg cakupan pelayanan untuk wilayah Kab, Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok 8. Pembangunan Chech Dam di Sungai Cipamingkis Bogor
9. Pembangunan TPS 3R di Kota Bogor 10. Pengembangan pengolahan air limbah 11. Penataan jaringan drainase perkotaan 12. Peningkatan pengelolaan persampahan 13. Peningkatan pengelolaan persampahan, revitalisasi TPA
Leuwigajah, optimalisasi TPK Sarimukti, dan operasionalisasi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Regional Legok Nangka
14. Penataan jaringan drainase perkotaan
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐26
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
15. Pembangunan Infrastruktur energi asal sampah di Kota Bandung
16. Peningkatan sistem pengelolaan air limbah di Palabuhanratu dan kota Sukabumi
17. Penyediaan TPA sampah regional di Kab, Sukabumi 18. Penataan jaringan drainase perkotaan 19. Pembangunan TPS 3R di Kab, Sukabumi, Kota Sukabumi 20. Peningkatan sistem pengelolaan air limbah di
Pangandaran, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar 21. Penyediaan tempat pengolahan akhir sampah regional
22. Penataan jaringan drainase perkotaan WP. BODEBEKPUNJUR
1. Pengembangan hunian vertikal di kws perkotaan Bodebek 2. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap
bangun 3. Peningkatan kualitas lingk. permukiman kumuh di Kota
Depok, Bogor, dan Bekasi 4. Pengendalian permukiman di kws Puncak utk mendukung
fungsi konservasi kws 5. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa
tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan, desa di kws perbatasan dengan Provinsi Banten dan DKI, serta kws rawan bencana 6. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana
WP. CIAYUMAJAKUNING
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐27
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
1. Pengembangan hunian vertikal di Kota Cirebon 2. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap
bangun 3. Pembangunan kws permukiman di Kertajati Aerocity Kab,
Majalengka 4. Penataan permukiman kumuh
5. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, desa perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, permukiman kumuh nelayan, dan kws rawan bencana 6. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana
WP. PURWASUKA 1. Pengembangan hunian vertikal terutama di kws industri
Kab, Karawang dan Kab, Purwakarta 2. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap
bangun 3. Penataan permukiman kumuh
4. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan dan kws rawan bencana 5. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana
WP. CEKUNGAN BANDUNG 1. Pengembangan hunian vertikal terutama di kws perkotaan, industri dan pendidikan, khususnya di Kota Bandung, Kab, Bandung, Kota Cimahi dan Jatinangor di Kab, Sumedang 2. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap bangun di Kab, Bandung Barat dan Kab, Sumedang
3. Penataan permukiman kumuh
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐28
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
4. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, dan kws rawan bencana
5. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi terutama di WP KK Cekungan Bandung bagian utara dan selatan
WP. SUKABUMI 1. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap
bangun di Kab, Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Kab, Cianjur 2. Pengembangan permukiman perkotaan yang memperhatikan prinsip konservasi
3. Penataan permukiman kumuh 4. Pembangunan pasar induk regional di Palabuhanratu 5. Pembangunan pusat bisnis kelautan di PKNp 6. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa
tertinggal, desa terpencil, desa perbatasan dengan Provinsi Banten, permukiman kumuh nelayan, dan kws rawan bencana 7. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan penanggulangan bencana
WP. PRIATIM-PANGANDARAN 1. Pengembangan kws siap bangun atau lingkungan siap bangun
2. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh nelayan, desa di wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan kws rawan bencana 3. Penataan kws permukiman perdesaan dengan prinsip konservasi dan penanggulangan bencana
1. Pengembangan terminal BBM Sukalarang, Kab. Sukabumi
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐29
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
2. Pengembangan desa-desa mandiri energy di WP. Priatim- Pangandaran, WP. Sukabumi Dsk, dan WP. Cekungan Bandung 1. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cisokan di Kab. Cianjur dan Kab. Bandung Barat
2. Pengembangan lapangan panas bumi Cisolok Cisukarame di Kab. Sukabumi
3. Pengembangan pemanfaatan sumber energi air di Kab. Cianjur & Sukabumi
4. Pengembangan pemanfaatan sumber energi dari energi angin di pantai selatan Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi
5. Pengembangan sumber energi bahan bakar nabati dan biogas sebagai sumber energi alternatif kws perdesaan di Kab. Sukabumi dan Cianjur 6. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kab. Sukabumi
7. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Palabuhanratu, Kab Sukabumi
8. Pengembangan stasiun pengisian gas (SPPBE)
9. Pengembangan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Cicurug, Kab. Sukabumi
10. Peningkatan energi panas bumi di Cibuni, Patuha, Wayang Windu, Kamojang, Gn, Malabar di Kab. Bandung, dan Tangkuban Perahu di Kab. Bandung Barat
11. Pengembangan energi sampah di Kota Bandung dan Kab. Bandung
12. Pengembangan energi skala kecil di Kab, Bandung, Kab, Bandung Barat, dan Kab. Sumedang
13. Pengembangan gas perkotaan (city gas) di KK Metropolitan Bandung Raya
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐30
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
14. Pengembangan stasiun pengisian gas (SPPBE) di KK Metropolitan Bandung Raya
15. Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan pembangkit listrik
16. Pengembangan PLTA Rajamandala dan PLTA Upper Cisokan, Kab, Bandung Barat
17. Jaringan SUTET Rongga – Saguling – Padalarang, Kab, Bandung Barat
18. Pengembangan pemanfaatan sumber energi panas bumi Kawah Drajat, Kawah Kamojang, Papandayan, Cilayu, Ciarinem, Cikuray, Guntur Masigit dan Karaha (IPP PLTP Karaha 30MV) di Kab, Garut, Gn, Sawal Kab, Ciamis, Karaha Bodas, Gn, Galunggung, Cipacing, Ciheras, Cigunung, Cibalong, Cipanas-Ciawi, Cakrabuana di Kab, Tasikmalaya
19. Pengembangan PLTA Matenggeng PS 4x225 MV di Kab, Ciamis dan Kota Banjar
20. Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan: energi air skala kecil, energi surya, energi angin, bio-energi di WP. Priatim-Pangandaran
21. Pengembangan stasiun pengisian gas (SPPBE)
22. Pengembangan desa-desa mandiri energi di semua WP
23. Pengembangan lapangan panas bumi eksisting di lapangan panas bumi Awi Bengkok, Gunung Salak di Kab. Bogor
24. Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Ciseeng dan Gn, Pancar di Kab. Bogor, serta lapangan panas bumi Gede Pangrango di Kab. Bogor dan Kab. Cianjur
25. Pengembangan pemanfaatan sampah sebagai energi di TPA TPA di Kab. Bogor, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Depok
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐31
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
26. Pengembangan gas kota (city gas) di Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi
27. Pengembangan energi air skala kecil di Kab. Bogor
28. Pengembangan pemanfaatan gas alam di Kab. Bekasi (SPPBE, LNG Terminal, PLTG, dan LPG plant)
29. Pengembangan pemanfaatan gas alam dan uap (PLTGU) Jawa-Bali 4 450 MW di Kab. Bekasi dan PLTGU Muara Tawar Add-on 2,3,6 650 MW, Kab, Bekasi
30. Pembangunan PLTA Upper Cisokan
31. Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Sagalaherang dan Tangkuban Perahu di Kab. Subang dan sebagian Kab. Bandung Barat
32. Pengembangan jaringan pipanisasi gas (gas pipeline) di Kab. Karawang, Purwakarta, dan Subang
33. Pengembangan energi air skala kecil di Kab. Subang
34. Pengembangan secara terkoordinasi pemanfaatan gas alam di Kab. Karawang dan Subang (SPPBE, PLTG, dan LPG Plant)
35. Pengembangan pemanfaatan gas alam dan uap IPP PLTGU Jawa 12x880 MV di Kab. Karawang
36. Pengembangan batubara untuk pembangkit (PLTU) di Kab. Purwakarta, Karawang, dan Subang
37. Pengembangan PLTA Waduk Jatigede di Kab. Sumedang
38. Pengembangan PLTU di Kab, Indramayu 4,5 2x1000 MV dan IPP PLTU Jawa-1 (Cirebon Eks) 1x1,000 MV Kab. Cirebon, dan IPP PLTU Jawa 3 (Tj, Jati A) 2x660MV Kab, Cirebon
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐32
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
39. Pengembangan Sumber Energi Panas Bumi Tampomas di Kab. Sumedang, dan Sangkan Hurip Gunung Ciremai di Kab. Kuningan dan Kab. Cirebon, Gn. Kromong di Kab. Cirebon
40. Pengembangan gas perkotaan (city gas)
41. Pengembangan stasiun pengisian gas (SPPBE)
42. Pengembangan pemanfaatan batubara utk industri & pembangkit listrik
43. Pembangunan dan peningkatan Sistem Jaringan Energi atau Kelistrikan
44. Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga di Depok, Bekasi, Cirebon, Subang
45. Pembangunan TLPG PRESS JBB di Cilamaya, Pelabuhan Ratu, Ujung Berung
1. Peningkatan ketersediaan air bersih perkotaan dan pengembangan IPA/WTP di Kab, Bekasi dan Kab, Bogor
2. Peningkatan pelayanan air bersih berupa pembangunan IPA/WTP dan jaringan pipa distribusi di WP. CIAYUMAJAKUNING 3. Pembangunan SPAM Regional Cirebon Raya
4. Peningkatan pelayanan air besih berupa pembangunan IPA/WTP dan jaringan pipa distribusi di WP. PURWASUKA
5. Pembangunan SPAM Jatiluhur
6. Peningkatan pelayanan air besih di WP. CEKUNGAN BANDUNG
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐33
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
7. Peningkatan pengolahan air limbah sistem terpusat dan setempat di WP. CEKUNGAN BANDUNG
8. Pengembangan sistem pelayanan air bersih di Kab, Sukabumi, Kab, Cianjur, dan Kota Sukabumi
9. Pengembangan sistem pelayanan air bersih di WP. PRIATIM-PANGANDARAN
6. Pembangunan SPAM Regional Metropolitan Bandung ((Bandung Selatan, Bandung Barat 1, Bandung Barat 2, Bandung Timur 1, Bandung Timur 2) 8. Pembangunan SPAM Regional Palabuhan Ratu di Kab, Sukabumi
9. Pembangunan SPAM Regional Pangandaran di Kab. Pangandaran
1. Pembangunan Air Baku Perdesaan, Kab,Bogor 2. Pembangunan Waduk di WS Cidanau-Ciujung-Cidurian
Cisadane-Ciliwung-Citarum, meliputi: Waduk Narogong, Waduk Genteng, Waduk Sodong,
Waduk Tanjung, Waduk Parung Badak, Waduk Cijurai, Waduk Cidurian, Waduk Cibeet, Waduk Cipamingkis, Waduk Ciberang, Waduk Cipayung, Waduk Pongkor, Waduk Ciawi, waduk cipamingkis, dan Waduk Sukamahi di Kab, Bogor,
Embung Limo di Kota Depok Waduk pasiranji di Kab. Bekasi Waduk Cibuni, Cipanda, Cimaskara di Kab. Cianjur 3. Rencana yang sedang berjalan: Waduk Ciawi, Kab. Bogor Waduk Sukamahi, Kab. Bogor 4. Pembangunan Waduk di WS Cisadea Cibareno, meliputi: Waduk Citepus, Ciletuh, Cikarang, Cikaso, Waduk
Cikarang, Warungkiara & Cibareno di Kab, Sukabumi, Waduk Cibuni dan Waduk Cimaskara di Kab, Cianjur Revitalisasi dan optimalisasi fungsi situ Pengembangan infrastruktur pengendali banjir Peningkatan kondisi jaringan irigasi: (1) Jaringan Irigasi
DI Caringin, Kab, Sukabumi; (2) Jaringan Irigasi DI
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐34
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Curug Dengdeng, DI Paruh Bangkong/Cibalapulang, DI Tonjong Panto, DI Cidadali Kab, Cianjur
5. Pembangunan Waduk di WS Citarum, meliputi: Waduk Sadawarna, Waduk Cilame, Waduk
Talagaherang, Waduk Cipunagara, Waduk Kandung dan Waduk Bodas, Waduk Leuwinangka, Waduk Sadawarna, waduk cibeber, waduk pancuh, waduk maya, di Kab, Subang,
Waduk nameng, waduk pangkalan di Kab, Karawang 6. Pembangunan Waduk di WS Cimanuk Cisanggarung, meliputi: Waduk Cipasang, Waduk Kadumanik, Waduk Cipanas
Saat, Waduk Ujungjaya, Waduk Cipeles, Kab, Sumedang
Waduk Seuseupan, Waduk Maneungteung Kab, Cirebon Waduk Pasir Kuda, Kab, Majalengka Waduk Lapangan Cinunjang, Maneungteung,
Gunungkarung , Cihowe, Waduk Peucang, Dukuh Badag, Ciwaru, Ciniru, Cimulya, Cimara, Cigalagah, Waduk Haur Kuning, Benda , Waduk Masigit, Cihirup Waduk Babakan, Waduk Kuningan Kab, Kuningan,
Waduk Sumurwatu di Kab, Indramayu, Waduk Cipanas di Kab Sumedang dan Kab, Indramayu, Waduk Cipanundaan di Kab, Cirebon dan Kab,
Kuningan, Waduk Cikandung, Kab, Sumedang dan Kab, Subang 7. Sungai Citanduy: Waduk Cikembang, Waduk Manonjaya,
Waduk di Ciamis di Kab. Ciamis 8. Waduk Leuwikeris di Kab. Ciamis dan Tasikmalaya 9. Waduk Matenggeng di Kab. Kuningan dan Ciamis
10. Rencana yang sedang berjalan: Waduk Cipanas , Kab Sumedang dan Kab Indramayu Waduk Kuningan, Kab Kuningan
11. Pembangunan Waduk di WS Citarum, yaitu Waduk Cikajang, Waduk Situbener, Waduk Garut, Waduk Cibatu, Waduk Balekambang di Kab, Garut
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐35
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
12. Pembangunan Waduk di WS Citanduy, meliputi Waduk Cikembang, Waduk Leuwikeris, Waduk Matenggeng, Waduk Binangun di Kab, Ciamis
13. Pembangunan Waduk di WS Ciwulan Cilaki, meliputi : Waduk Lapangan Gagah Jurit, Waduk Sukahurip, dan
Waduk Hyang di Kab, Ciamis Waduk Ciwulan di Kab, Tasikmalaya Waduk Cibatarua, Waduk Cikandang, Waduk Cilayu,
Waduk Citanggeuleuk di Kab Garut Waduk Sukahurip dan Waduk Cihiang di Kab. Pangandaran Waduk Cisewu di Kab. Garut dan Kab. Cianjur 14. Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ 15. Pengembangan infrastruktur pengendali banjir, termasuk
di Kab, Pangandaran 16. Pembangunan Daerah Irigasi Leuwigoong di Kab, Garut 17. Peningkatan kondisi jaringan irigasi:
Jaringan Irigasi DI Parigi Kab, Pangandaran Jaringan Irigasi DI Cikalong Kab, Tasikmalaya Jaringan Irigasi DI Lewigoong Kab, Garut
18. Penataan dan penanganan pantai Pangandaran, Kab, Pangandaran
19. Peningkatan pengembangan areal irigasi Jabar Selatan, Kab, Pangandaran, Kab, Tasikmalaya, Kab, Garut, Kab, Cianjur, Kab, Sukabumi
20. Rencana Pembangunan Waduk di WS Citarum, meliputi: Waduk Sukawana, Waduk Santosa, Waduk Ciwidey,
Waduk Cimeta, Waduk Cikapundung, Waduk Citarik, Waduk Tegalluar, Waduk Harian Cikalong, Waduk Jelekong, Waduk Cibodas, Waduk Cikitu, Waduk Cibintinu, Waduk Wakap, Waduk Kedaleman, Waduk Cikuda, Waduk Sekerende, Waduk Tugu, Waduk Cikalmiring, Waduk Cikawari, Waduk Tarentep, Waduk Leuwiliang, Waduk Cigumentong, Wduk Cimulu di Kab, Bandung
Waduk Cimeta, Waduk Sukawana di Kab, Bandung Barat dan Kab. Sumedang ; Waduk Cipasang, Waduk Kadumalik, Waduk Cipanas Saat, Waduk Jelegong, Waduk Ujungjaya, Waduk Cipeles di Kab. Sumedang
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐36
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Intake Nanjung, Kota Cimahi
21. Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ
22. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di hulu DAS 20-23
23. Pengembangan infrastruktur pengendali banjir Floodway Cisangkuy Bandung Kab, Bandung dan Upper Citarum Basin Flood Management Kab, Bandung; dan Retensi Cieunteung Kab, Bandung
24. Pembangunan Jaringan Irigasi Baru DI Rengrang Kab. Sumedang
Kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di KSP Bandung Barat, KSP Hulu Sungai Citarum, dan KSP Pesisir Pantura
Kawasan rawan bencana gunung api: Gn Patuha. Gn Talaga Bodas. Gn Wayangwindu. Gn Ciremai. Gn Galunggung. Gn Gede. Gn Guntur. Gn Papandayan. Gn Salak. Gn Takuban Perahu Kawasan rawan bencana gerakan tanah: Kab Bogor. Kota Bogor. Kabkabumi. Kota Sukabumi. Kab Beasi. Kab Karawang. Kab
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐37
ARAHAN KEBIJAKAN RTRW *) TAHUN
Purwakarta. Kab Subang. Kab Indramayu. Kab Cianjur. Kab Garut. Kota Bandung. Kab Bandung Barat. Kab Bandung. Kab Sumedang. Kab Tasikmalaya. Kab Pangandaran. Kab Ciamis. Kota Tasikmalaya. Kota Banjar. Kab Kuningan. Kab Majalengka. Kota Cirebon. Kab Cirebon Kawasan rawan bencana tsunami: Kab Sukabumi. Kab Cianjur. Kab Garut. Kab Tasikmalaya. Kab Pangandaran
Kawasan rawan bencana longsor: Kab Bandung. Kab Bogor. Kota Bogor. Kab Ciamis. Kab Cianjur. Kab Cirebon. Kab Garut. Kab Kuningan. Kab Majalengka. Kab Purwakarta. Kab Subang. Kab Sukabumi. Kab Sumedang. Kab Tasikmalaya
Kawasan rawan bencana longsor gempa bumi (tinggi): Kab Sukabumi. Kota Sukabumi. Kab Bogor. Kab Cianjur. Kab Bandung Barat. Kota Cimahi. Kota Bandung. Kab Purwakarta. Kab Bandung. Kab Sumedang. Kab Garut. Kab Subang. Kab Karawang. Kab Bekasi. Kota Bekasi. Kab Indramayu. Kab Majalengka. Kab Cirebon. Kota Cirebon. Kota Banjar. Kab Ciamis. Kab Pangandaran. Kab Tasikmalaya.
Kawasan rawan bencana longsor gempa bumi (menengah): Kota bogor. Kab Bogor. Kota Depok. Kota Bekasi. Kab Bekasi. Kab Karawang. Kab Purwakarta. Kab Cianjur. Kab Sukabumi. Kab Bandung Barat. Kab Subang. Kab Indramayu. Kab Cirebon. Kota Cirebon. Kab Kuningan. Kab Majalengka. Kab Sumedang. Kab Bandung. Kab Garut. Kab Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya. Kota Banjar. Kab Ciamis. Kab Pangandaran Koridor Wilayah Pesisir Pantai Utara dan Selatan, KSP diarahkan pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang
Keterangan: *) Rancangan Perubahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐38
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa arah kebijakan pembangunan yang telah dirumuskan dengan pendekatan holistik-tematik dan integratif, tidak seluruhnya dapat diselaraskan dengan arah kebijakan dengan pendekatan spasial. Hal ini dapat dipahami, sebab tidak seluruh arah kebijakan dapat didukung dengan kebijakan pembangunan fisik.
Berikut ini disajikan kebijakan penataan ruang wilayah Jawa Barat 2009-2029:
a. Kebijakan Pengembangan Wilayah
1) Pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat pengembangan.
2) Penetapan WP untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan, dan merupakan penjabaran dari Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Andalan pada sistem nasional.
b. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
1) Pemantapan peran perkotaan di Jawa Barat sesuai fungsi yang telah ditetapkan, yaitu PKN, PKW, dan PKL.
2) Pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya.
3) Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara, serta wilayah yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan.
4) Pengendalian perkembangan sistem kota di wilayah selatan dengan tidak melebihi daya dukung dan daya tampungnya.
5) Penataan dan pengembangan infrastruktur wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah untuk mewujudkan sistem kota di Jawa Barat.
6) Mendorong terlaksananya peran wilayah pengembangan (WP) dan kawasan strategis provinsi (KSP) dalam mewujud-kan pemerataan pertumbuhan wilayah & sebaran penduduk.
7) Mengutamakan pembangunan hunian vertikal pada kawasan permukiman perkotaan guna optimalisasi & efisiensi ruang budidaya
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐39 VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐39
8) Mengamankan kepentingan pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan rencana tata ruang pertahanan dan keamanan.
c. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
1) Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung:
a) Pencapaian luas kawasan lindung sebesar 45%.
b) Menjaga kualitas kawasan lindung.
2) Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya:
a) Mempertahankan lahan sawah berkelanjutan serta meningkat-kan produktivitas pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan guna menjaga ketahanan pangan Jawa Barat & Nasional.
b) Mendorong pengelolaan wilayah pesisir, laut, dan pulau kecil dengan pendekatan keterpaduan ekosistem, sumberdaya & kegiatan pembangunan berkelanjutan.
c) Mengoptimalkan potensi lahan budidaya & SDA, guna mendorong pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah yang belum berkembang karena keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:
WP a. Kota Bogor, Depok, dan Bekasi: Kota satelit utk mendorong Bodebekpunjur
pengembangan PKN Kws Perkotaan Jakarta; Simpul pelayanan & jasa perkotaan; perdagangan dan jasa serta industri padat tenaga kerja. b. Kab. Bogor, Bekasi: Kawasan penyangga dalam sistem PKN Kws Perkotaan Jakarta; Industri ramah lingkungan (tidak banyak menggunakan air tanah). c. Kws Puncak (Bogor-Cianjur): Fokus pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung; kws penyangga dlm sistem PKN Kws Perkotaan Jakarta.
WP Sukabumi a. Kota Sukabumi: pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, Agropolitan, wisata agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Sukabumi. b. Kab. Sukabumi: Agribisnis, kws penggembalaan umum ternak, Ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tdk mengganggu
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐40 VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐40
WP Cekungan a. Kota Bandung: PKN Kws Perkotaan Bandung Raya; Bandung
Perdagangan dan jasa; Industri kreatif dan high tech; Pariwisata; Transportasi. b. Kab. Bandung: Bagian dari PKN Metropolitan Bandung; Kws Peruntukan Industri; Wisata alam; Pertanian; Perkebunan. c. Kab. Sumedang: PKL, melengkapi sarana & prasarana min. PKL; Pusat pendidikan tinggi (Jatinangor); Agrobisnis; Kws Industri. d. Kota Cimahi: Kws inti PKN Metropolitan Bandung; Perdagangan dan jasa; Industri kreatif dan high tech. e. Kab. Bandung Barat: Bagian dari PKN Metropolitan Bandung; Industri non polutif; pertanian; Industri kreatif dan high tech.
WP Priatim- a. Kota Tasikmalaya: PKW Tasikmalaya, pusat Pangandaran
pengembangan industri kerajinan, perdagangan dan jasa. b. Kab. Tasikmalaya: sektor pertanian dan industri
pengolahannnya, perikanan dan industri pengolahannya, pusat pengembangan indsutri kerajinan, wisata alam. c. Kab. Garut: Pertanian dan industri pengolahannya, perikanan dan industri pengolahannya, wisata alam dan minat khusus d. Kab. Ciamis (Pangandaran): sektor pertanian, industri pengolahan hasil pertanian, wisata pantai, perikanan dan industri pengolahannya. e. Kota Banjar: simpul transportasi dan jasa perkotaan di Jabsel, perdagangan dan jasa, pintu gerbang Provinsi Jawa Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.
WP Purwakarta a. PKW Cikampek-Cikopo: memenuhi fungsinya sbg PKW dgn melengkapi sarpras yg terintegrasi dg wilayah pengaruhnya (hinterland). b. Kab. Purwakarta: industri non-polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan cadangan air, serta industri kreatif; pariwisata dan agroindustri; pertambangan mineral logam dan non-logam. c. Kab. Subang: simpul pendukung pengembangan PKN Ksw Perkotaan Bandung Raya; pertanian lahan basah berkelanjutan; industri non-polutif dan non-ekstraktif yg
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐41 VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐41
WP a. Kota Cirebon: PKN Cirebon, dg sarpras yg terintegrasi dg Ciayumajakuning
wilayah pengaruhnya, simpul utama pelayanan, jasa, perdagangan dan industri di Jabar bagian Timur, wisata
budaya dan religi. b. Kab. Cirebon: Bagian dari PKN Cirebon dg sarpras yg terintegrasi, industri, bisnis kelautan, pertanian, dan pertambangan mineral. c. Kab. Indramayu: PKW Indramayu, dengan sarpras yang terintegrasi , pertanian lahan basah berkelanjutan, bisnis perikanan dan kelautan, industri pertambangan terutama minyak dan gas, agribisnis dan agroindustri. d. Kab. Majalengka: Lokasi Bandara Internasional Jawa Barat & Aerocity di Kertajati, daerah Konservasi utama TN. G. Ciremai, agrobisnis, industri bahan bangunan, dan pertambangan mineral, pengembangan sarpras yg terintegrasi di PKW Kadipaten. e. Kab. Kuningan: Sebagai PKL, dg sarana prasarana pendukung, pertanian, wisata alam, agroindustri , daerah konservasi utama TN.G. Ciremai, dan perlindungan sumber air. f. Kab. Sumedang: Sebagai PKL, dg sarana & prasarana pendukung, agribisnis, industri, dan pertambangan mineral.
Sumber: Konsep Perubahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Penetapan WP dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP. Adapun peta pembagian wilayah pengembangan disajikan pada Gambar 5.3.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐42
Gambar 6.3 Pembagian wilayah pengembangan Provinsi Jawa Barat
Sumber: Konsep Perubahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Adapun kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Jawa Barat 2009-2029 disajikan pada Gambar 6.4.
Gambar 6.4 Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Wilayah Jawa Barat 2009-2029
Sumber: Konsep Perubahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐43
Konsep revisi arahan pemanfaatan ruang Provinsi Jawa Barat disajikan dalam bentuk pernyataan tujuan, sasaran, rencana struktur dan pola ruang dan pengembangan KSP serta program. Tujuan Penataan Ruang yaitu mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdayasaing menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia. Tujuan ini dijabarkan kedalam beberapa sasaran penataan ruang, meliputi:
1. Tercapainya ruang untuk kawasan lindung seluas 45% (31,05%) dari
wilayah Jawa Barat dan tersedianya ruang untuk ketahanan pangan;
2. Terwujudnya ruang investasi melalui dukungan infrastruktur strategis;
3. Terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan dalam
sistem wilayah yang terintegrasi; dan
4. Terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam penataan ruang. Bentuk pelaksanaan sasaran tersebut, yaitu:
a. Perwujudan Struktur Ruang
1) Pengembangan infrastruktur strategis
2) Infrastruktur jalan, perhubungan, sumberdaya air, energi, permukiman
3) Perwujudan ruang untuk kawasan perkotaan
4) PKN, PKW, PKL
5) Perwujudan ruang untuk kawasan perdesaan
6) PKL perdesaan
b. Perwujudan Pola Ruang
1) Pencapaian 45% (31,05%) kawasan lindung. Peningkatan luasan kawasan lindung hutan, peningkatan fungsi kawasan lindung, rehabilitasi lahan kritis di kawasan lindung, pemantapan fungsi konservasi kawasan lindung.
2) Penyediaan ruang ketahanan pangan.
3) Pelaksanaan prinsip-prinsip mitigasi bencana. Tahap pencegahan dan mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat, tahap pemulihan, mitigasi bencana berdasarkan jenis bencana.
4) Perwujudan ruang investasi sektor perekonomian KUKM, Industri, perdagangan, pariwisata, lintas sektor.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐44 VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐44
Di Provinsi Jawa Barat ditetapkan 13 KSP yang terdiri dari beberapa sudut kepentingan. Adapun ketigabelas KSP tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 6.4
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) di Provinsi Jawa Barat
No Nama KSP
Tipologi KSP
Rencana Penanganan
1 KSP Bandung Kawasan perlindungan - Rehabilitasi dan revitalisasi fungsi Utara
dan pelestarian
konservasi kawasan
lingkungan hidup
- Pembatasan dan pengendalian
(kepentingan Daya
pembangunan
dukung lingkungan hidup)
2 KSP Hulu
- Rehabilitasi dan revitalisasi fungsi Sungai
Kawasan perlindungan
konservasi kawasan Citarum
dan pelestarian
lingkungan hidup
3 KSP Bogor-
- Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Puncak-
Kawasan perkotaan
- Pembatasan dan pengendalian Cianjur
dan/atau pusat
pertumbuhan sedang
pembangunan
dan/atau akan cepat tumbuh (kepent. ekonomi)
4 KSP Pesisir
- Pengendalian pemanfaatan SDA yang Pantura
Kawasan perlindungan
dan pelestarian
melebihi daya dukung lingkungan
lingkungan hidup
- Rehabilitasi/revitalisasi kawasan
(kepentingan fungsi dan
hutan Mangrove
daya dukung lingkungan - Pengembangan/ peningkatan kegiatan hidup
ekonomi pesisir - Peningkatan kualitas pemukiman
nelayan
5 KSP Kawasan regional bernilai - Mengembangkan kawasan agromarine Sukabumi
bisnis dan wisata minat khusus bagian selatan (kepentingan
ekonomi tinggi/unggul
- Menjaga kelestarian lingkungan pantai dsk
pertumbuhan ekonomi)
- Meningkatkan aksesibilitas dan sarana
penunjang wisata
6 KSP Kawasan regional bernilai - Mengembangkan kegiatan wisata Pangandaran ekonomi tinggi/unggul
pesisir dan minat khusus dan
- Menjaga kelestarian lingkungan pantai sekitarnya
(kepentingan
pertumbuhan ekonomi)
- Meningkatkan aksesibilitas dan sarana
penunjang wisata
7 KSP Garut Kawasan regional bernilai - Mengembangkan Kota Garut Selatan Selatan dsk
ekonomi tinggi/unggul
secara terbatas sesuai daya dukung
(kepentingan
lingkungan
- Mengembangkan wisata IPTEK 8 KSP Koridor
pertumbuhan ekonomi)
Kawasan regional bernilai - Berpotensi sebagai kawasan ekonomi Bekasi-
untuk persaingan di tingkat regional Cikampek
ekonomi tinggi/unggul
(kepentingan
- Sinergitas infrastruktur
pertumbuhan ekonomi)
- Sinergitas pembangunan antar daerah - Pengendalian perubahan kawasan
lahan basah
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐45
No Nama KSP
Tipologi KSP
Rencana Penanganan
9 KSP Koridor Kawasan regional bernilai - Pengembangan kawasan wisata Padalarang-
terpadu dan agroindustri Purwakarta
ekonomi tinggi/unggul
(kepentingan
- Pengembangan Technopark dan
pertumbuhan ekonomi)
perkantoran - Optimalisasi pemanfaatan Waduk Jatiluhur dan Cirata untuk kegiatan pariwisata & kegiatan khusus sesuai daya dukungnya
10 KSP Pertanian Kawasan regional untuk - Merupakan daerah lumbung padi Lahan Basah ketahanan pangan
- Mempertahankan luasan lahan sawah
pertumbuhan ekonomi)
- Meningkatkan pendapatan petani dengan program multiaktivitas agribisnis dan perbaikan irigasi
- Memperkecil resiko banjir dan
kekeringan
11 KSP Bandara Kawasan perkotaan - Mengembangkan bandara & aerocity Internasional dan/atau pusat
- Mengintegrasikan dengan Jawa Barat
pengembangan wilayah disekitarnya Kertajati dsk dan/atau akan cepat
pertumbuhan sedang
- Kerjasama dengan pihak swasta
tumbuh (kepentingan pertumbuhan ekonomi)
12 KSP
- Mengembangkan kawasan agroindustri Bandung-
Kawasan perkotaan
- Memanfaatkan hasil pertanian sebagai Cirebon
dan/atau pusat
pertumbuhan sedang
bahan olahan industri yang
dan/atau akan cepat
dikembangkan
tumbuh (kepentingan pertumbuhan ekonomi) + perkebunan.
13 KSP
Pendidikan dan penelitian - Revitalisasi kawasan
Pendidikan
- Penataan lingkungan sekitar Jatinangor
(kepentingan sosial
- Peningkatan aksesibilitas menuju dsk
budaya)
kawasan - Pengembangan pembangunan vertikal
Konsep Kawasan Strategis Provinsi/KSP pada dokumen Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat disajikan secara spasial pada gambar berikut ini.
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐46
Gambar 6.5 Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
BAB
VI –STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI ‐47