Kerangka Pendanaan

3.3. Kerangka Pendanaan

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas total keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk mendanai belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan program-program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan serta alokasi untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah lainnya.

Suatu kapasitas keuangan daerah adalah total pendapatan dan penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan kegiatan lanjutan yang akan didanai pada tahun anggaran berikutnya.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja

Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Proyeksi pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang direncakan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Adapun komponen dari pendapatan daerah, meliputi: pendapatan asli daerah; dana perimbangan; dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pada proyeksi Pendapatan Daerah terdapat beberapa sumsi yang menjadi dasar proyeksi, diantaranya asumsi proyeksi pajak, PKB (pajak kendaraan bermotor) tahun 2018-2023 mengalami kenaikan setiap tahunnya, dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp.607,130 milyar atau sebesar 8% per tahun. Proyeksi BBNKB dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2023 bersifat plat, yang mengacu pada proyeksi tahun 2018 yang disusun berdasarkan estimasi penjualan kendaraan roda empat sebanyak 1,1 juta dengan marketshare sebesar 19%. Pendapatan retribusi, penetapan proyeksinya relative stagnan dan tidak menggambarkan kenaikan penerimaan, hal ini disebabkan terdapat Perubahan kebijakan yang memberikan dampak terhadap penurunan total penerimaan, kebijakan dimaksud adalah perubahan kewenangan dialihkannya pemungutan Tera- tera ulang kepada pemerintah kabupaten/Kota. Perubahan pola pengelolaan keuangan dari Retribusi Daerah menjadi PPK BLUD untuk Rumah Sakit

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐36

Paru, Rumah Sakit Jiwa dan Balai Kesehatan paru masyarakat. Perubahan kewenangan ini paling tidak sudah mengurangi pendapatan kurang lebih 43 milyar.

Pada sisi lain, terdapat belanja daerah yang merupakan kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan, fungsi penunjang urusna pemerintahan daerah dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Proyeksi pendapatan dan belanja daerah tahun 2018 bersumber dari APBD. Sementara itu, proyeksi pendapatan dan belanja daerah periode 2019 berdasarkan dari proyeksi RKPD, serta periode 2020 sampai dengan 2023 berdasarkan rata–rata pertumbuhan pendapatan dan belanja periode sebelumnya, disajikan pada Tabel 3.14.

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐37

Tabel 3.14

Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

Pendapatan Asli Daerah 17.584.972.237.780 19.782.360.536.293 20.466.932.397.865 21.315.457.345.019 22.131.811.367.037 23.096.725.072.933 Pendapatan Pajak Daerah

16.221.866.433.483 18.386.981.896.000 19.048.245.810.198 19.815.036.513.636 20.588.219.631.254 21.369.757.949.436 Retribusi Daerah

79.787.238.850 46.729.292.820 52.947.162.372 57.808.842.755 62.907.766.373 68.206.850.078 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

358.697.422.793 363.637.558.275 375.976.813.409 388.898.680.876 402.641.008.650 416.193.342.991 Dipisahkan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

- Dana Perimbangan

14.345.110.528.886 14.294.452.621.600 14.337.262.924.795 14.428.651.602.282 14.523.771.023.859 14.622.837.444.852 Bagi Hasil Pajak / Bagi

Hasil Bukan Pajak 1.720.007.191.886 1.524.940.106.600 1.526.467.591.077 1.590.579.229.902 1.658.178.847.173 1.729.480.537.602 Dana Alokasi Umum

2.879.143.808.000 3.023.552.986.000 3.064.835.804.718 3.092.112.843.380 3.119.632.647.686 3.147.397.378.250 Dana Alokasi Khusus

33.025.122.750 Hibah

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

25.525.122.750 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

BELANJA 33.961.201.705.866 35.961.038.463.667 36.584.083.874.187 37.328.238.453.778 37.932.057.210.780 38.551.692.692.984 Belanja Tidak Langsung

6.583.812.388.533 Belanja Subsidi

Belnaja Pegawai

15.000.000.000 Belanja Hibah

9.464.759.984.128 Belanja Bantuan Sosial

25.000.000.000 Belanja Bagi Hasil

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐38

3.274.642.625.262 Belanja Tidak Terduga

Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Langsung

334.917.958.222 Belanja Barang dan Jasa

Belanja Pegawai

4.556.926.257.817 5.492.287.958.414 5.567.795.985.660 5.671.579.543.165 5.687.302.958.618 5.696.966.861.674 Belanja Modal

Sumber : Hasil Analisis

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐39

3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan

a. Proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)

Proyeksi SILPA dilakukan berdasarkan pertumbuhan realisasi besaran SiLPA periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2016. Direncanakan proyeksi nilai dan tingkat pertumbuhan SILPA tahun 2018-2023 sebesar minus 6%. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang proses perencanaan, penganggaran, sistem pengendalian dan evaluasi dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga penggunaan anggaran semakin efektif serta sesuai dengan perencanaan.

Tabel 3.15

Proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

APBD Proyeksi

Sisa Lebih Perhitun gan Anggara n

sebelum nya (SiLPA)

Sumber : Hasil Analisis

b. Proyeksi Kebutuhan Pengeluaran Wajib dan Mengikat

Proyeksi Belanja pengeluaran wajib dan mengikat proyeksi tahun 2018 sampai dengan 2023 menggunakan data rata-rata pertumbuhan belanja wajib kurun waktu 2013-2017. Direncanakan nilai dan tingkat pertumbuhan Belanja Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama dari periode tahun 2018 sampai dengan periode Tahun 2023 mengalami kenaikan sebagaimana ditunjukkan melalui Tabel 3.16 berikut ini:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Tabel 3.16

Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

APBD

Proyeksi

No Uraian

2023 A Belanja Tidak

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

3.524.316.023.058 2 Tambahan Penghasilan PNS

529.456.950.167 Pajak Daerah Insentif 4 Pemungutan

1.446.739.027 Retribusi Daerah Gaji dan 5 Tunjangan

92.690.191.715 DPRD Belanja Penerimaan 6 Lainnya

25.200.000.000 Pimpinan dan Anggota DPRD Gaji dan 7 Tunjangan

279.647.526 Gubernur/Wakil

Gubernur Belanja Penerimaan 8 Lainnya

102.880.317.554 Gubernur/ Wakil Gubernur Tunjangan dan 9 Tambahan

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐41

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

APBD

Proyeksi

No Uraian

Belanja Bagi Hasil Pajak

8.131.522.027.604 Kabupaten/Kota

10 Daerah Kepada

B Pengeluaran Pembiayaan

1 Penyertaan Modal

- TOTAL

BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB

12.309.253.797.476 12.808.073.186.802 13.346.337.946.394 13.903.934.000.424 14.485.508.674.385 15.095.296.474.585 MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA (A+B)

Sumber : Hasil Analisis

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐42 III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐42

Berdasarkan perhitungan proyeksi pendapatan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) serta Belanja Tidak Langsung dapat diproyeksikan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Tahun 2018- 2023 untuk mendanai pembangunan Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis, total penerimaan meningkat dari Rp 33.961.201.705.866 pada APBD Tahun 2018 diproyeksikan terus meningkat sampai dengan Rp 37.752.587.640.535 pada Tahun 2023. Proyeksi total penerimaan setelah dikurangi dengan proyeksi belanja tidak langsung, maka diperoleh angka proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah. Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Jawa Barat pada Tahun 2023 sebesar Rp 10.554.596.330.457.

Adapun proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Provinsi Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023 disajikan pada Tabel 3.17.

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐43

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Tabel 3.17

Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

37.752.587.640.535 Pencairan Dana Cadangan

- Sisa Lebih (Riil) Perhitungan

799.105.052.449 Total penerimaan

38.551.692.692.984 Dikurangi: Pengeluaran pembiayaan

- Belanja Tidak Langsung

Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah

Sumber : Hasil Analisis

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐44 III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐44

Kebijakan alokasi anggaran merupakan serangkaian kebijakan yang telah ditetapkan sebagai upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan alokasi anggaran yang tersedia untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakat, serta dalam rangka pencapaian efektifitas program. Mengingat keterbatasan anggaran, maka pengalokasiannya berdasarkan skala prioritas (money follow program) dan kebutuhan. Rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah ditunjukkan pada Tabel 3.18.

Prioritas alokasi penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daearah dikelompokkan menjadi 3 (tiga). Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.

Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, sebagai berikut:

a. Prioritas I, dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan mengikat

b. Prioritas II, dialokasikan untuk membiayai belanja pemenuhan visi dan misi Kepala Daerah serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar. Alokasi pemenuhan pelayanan dasar dihitung pada prioritas II dengan pertimbangan bahwa prioritas gubernur dan wakil gubernur juga termasuk hal tersebut.

c. Prioritas III, dialokasikan untuk membiayai belanja penyelenggaraan urusan pemerintahan lainnya.

Dalam kajian ini, prioritas anggaran diarahkan hanya untuk prioritas I dan III dan tidak dialokasikan untuk prioritas II. Hal ini mengingat belum adanya visi dan misi kepala daerah terpilih.

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐45

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Tabel 3.18

Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

KAPASITAS RILL KEMAMPUAN

KEUANGAN DAERAH

PRIORITAS I

1 Honorarium Pegawai Honorer/Tidak

120.844.165.930 Tetap BLUD

Belanja Jasa Kantor (Listrik, Air, 2 Telepon/Internet)

137.595.895.849 3 Belanja Premi Asuransi 1.827.408.578

2.296.105.511 Belanja Sewa

93.481.925.327 Rumah/Gedung/Gudang/Parkir

Belanja Sewa Perlengkapan dan 5 Peralatan Kantor

31.902.683.931 6 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

PRIORITAS II

PRIORITAS III

Sumber : Hasil Analisis

BAB

III ‐ GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III ‐46