Perat uran Daerah Terkait Pengelolaan Sampah
Perat uran Daerah Terkait Pengelolaan Sampah
lasi. Pada saat ini negara kita telah m em - P
en gelolaan Per sam p ah an telah m en u n ju kkan kem aju an p alin g tidak dari segi ketersediaan regu-
punyai Undang-Undang Nom or 18 Tahun
20 0 8 tentang Pengelolaan Sam pah, yang sebentar lagi akan disusul dengan pene- tapan peraturan pem erintah terkait. Se- m entara m endahului undang-undang ter- sebut, Departem en Pekerjaan Um um te- lah m enetapkan Peraturan Menteri Pe- kerjaan Umum Nomor 21/ PRT/ M/ 20 0 6 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pe- ngembangan Sistem Pengelolaan Persam- pahan. Di masing-masing daerah sendiri telah mempunyai acuan berupa peraturan
Ketersediaan sarana seperti sepasang tong sampah untuk sampah basah dan kering di depan kantor-
daerah terkait pengelolaan sam pah.
kantor pemerintah daerah ternyata belum efektif. Foto Bowo Leksono
Tulisan ini m encoba m enjelaskan se- cara ringkas bagaim ana pengaturan pe-
jadi karena adanya perilaku dalam m a- ngelolaan sam pah di tingkat kabupaten/
m erin tahan daerah". Sem en tara dalam
syarakat yang berm asalah. Misalnya, ba- kota m elalui peraturan daerah. Aspek apa
Ayat (2) disebutkan bah wa "Pem erin -
n yak m asyar akat m em bu an g sam p ah saja yang dicantum kan dalam peraturan
tahan Daerah sebagaim ana dim aksud pa-
da ayat (1) m engatur dan m engurus sen-
sem bar an gan , seh in gga m en yebabkan
lingkungan m enjadi kum uh, m aka diper- m asyarakat juga term asuk aspek yan g daerah berhak untuk m em buat peraturan
d aer ah ter sebu t. Ap akah keter libatan
diri urusan pem erintahan, pem erintahan
lukan perda kebersihan. Kedua, m asalah diliput dalam peraturan daerah tersebut.
daerah yang sesuai dengan kebutuhan,
sosial yang disebabkan karena aturan hu-
situasi dan kondisi daerahnya.
kum yang ada tidak lagi proporsional de-
P e r a tu r a n D a e r a h s e b a g a i D a s a r
Oleh karena itu, pem bentuk peraturan
ngan keadaan m asyarakatnya. Misalnya,
P e n e ga ka n H u ku m
peraturan daerah tentang retribusi biaya Penyelenggaraan pem erintahan yang
daerah harus m em aham i kepen tin gan -
pem eriksaan kesehatan, ternyata m em - tertib m erupakan syarat utam a bagi ter-
kepentingan yang tum buh dan berkem -
beratkan m asyarakat kecil, hingga tidak wujudnya tujuan Negara. Berdasar Pasal ngan m em perhatikan m asukan dari ang-
bang dalam m asyarakat. Selain itu, de-
m em peroleh pelayanan kesehatan yang
3 ayat (1) Undang-Undang Nom or 32 Ta-
gota m asyarakat dapat m en um buh kan
m em adai.
hun 20 0 4 tentang Pem erintahan Daerah
perasaan m em iliki dan kewajiban m oral
Dalam pem bentukan peraturan dae-
rah akan terkait dengan beberapa organi- Republik Indonesia dibagi atas daerah-
d isebu tkan bah wa "Negar a Kesatu an
dari m ereka untuk m em atuhi peraturan
sasi pem erintah seperti Kepala Daerah daerah provinsi dan daerah provinsi itu
daerah tersebut.
term asuk didalam nya Dinas-dinas Dae- dibagi atas kabupaten dan kota
Pen yusun an Perda dim ulai den gan
rah dan DPRD yang harus diorganisa- yan g m asin g-m asin g
m erum uskan m asalah yang akan diatur,
sikan sehingga m em bentuk satu kesatuan m em p u n yai p e-
un tuk itu harus m en jawab pertan yaan
"apa m asalah sosial yang akan diselesai-
untuk m encapai tujuan yakni terbentuk-
kan"? Masalah sosial yang akan diselesai-
nya peraturan daerah.
kan p ad a d asar n ya akan ter bagi
Dalam Pasal 143 Undang-Undang No-
d alam d u a jen is. Per tam a,
m or 32 Tahun 20 0 4 tentang Pem erintah-
m asalah sosial yang ter-
an Daerah, ditentukan bahwa :
(1) Perda dapat m em uat ketentuan tentang pem bebanan biaya paksaan pene- gakan hukum , seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peratur- an perundangan.
(2) Perda dapat m em uat ancam an pi- dana kurungan paling lam a 6 (enam ) bu- lan atau d en d a p alin g ban yak Rp
50 .0 0 0 .0 0 0 ,0 0 (lim a puluh juta rupiah). (3) Perda dapat m em uat ancam an pi-
d an a atau d en d a selain sebagaim an a dim aksud pada ayat (2), sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang- an lainnya.
Ketentuan pasal 143 UU Nom or 32 Tahun 20 0 4 tentang Pem erintahan Dae- rah m en jadi dasar hukum pen gaturan san ksi ad m in istr asi, tu ju an u tam an ya adalah m enyelesaikan pelanggaran (re- paratory ). Sanksi adm inistrasi dapat di- terapkan langsung oleh pem erintah. Oleh sebab itu, peraturan daerah harus m eru- m uskan secara lengkap dasar hukum , je- nis sanksi, prosedur dan pejabat yang ber- wenang m enerapkan sanksi adm inistrasi. Hal ini berbeda dengan sanksi pidana, ka- rena perancang perda hanya cukup m eru- m uskan dalam perda, sedang penerapan san ksin ya dilakukan m elalui pr osedur KUHAP.
Me n ilik P e ra tu ra n D a e ra h Te rka it P e n ge lo la a n S a m p a h
Walaupun undang-undang terkait pe- ngelolaan sam pah baru saja diluncurkan, sem entara peraturan pem erintahnya m a- sih dalam tahap penyusunan, tetapi pera- turan daerah yang m engatur pengelolaan sam pah telah dim iliki oleh m asing-m a- sing daerah.
Untuk m endapatkan gam baran ten- tang perda persam pahan, dilakukan per- bandingan terhadap paling tidak 7 (tujuh)
peraturan daerah persam pah an dari Kabu p aten Malu ku Ten ggar a, Kota Dep ok, Kota Surabaya,
Kabu p aten Tan ger an g, Kota Bon tan g, Kabupaten Slem an dan Kota Bandung.
Ditem u kan beber ap a h al m en ar ik. Pertam a, ternyata nam a peraturan daerah juga beragam . Ada yang khusus m engatur sam pah secara keseluruhan tetapi banyak juga yang hanya m engkaitkan dengan re- tr ibu si pelayan an sam pah / keber sih an . Sebagai ilu str asi Kabu p aten Malu ku Tenggara, Kota Depok, Kota Surabaya, dan Kota Bandung m enggunakan judul retribusi pelayanan persam pahan/ keber- sihan, sem entara Kabupaten Slem an, Ko- ta Bontang, dan Kabupaten Tangerang m enggunakan judul pengelolaan persam - pahan/ kebersihan. Nam un contoh yang ben ar-ben ar h an ya m en gatur retribusi sampah yang tujuannya menarik uang se- banyak-banyaknya dari sampah adalah Per-
da Kota Solok Nomor 6 Tahun 1999 me- ngenai Retribusi Pelayanan Sampah/ Ke- bersihan. Keseluruhan perda tersebut hanya untuk pengaturan retribusi pengambilan, pengangkutan, pengolahan atau pem us- nahan sampah rumah tangga, perdagangan, rumah sakit, hotel dan pabrik.
Kedua, aspek yang dibahas dalam per- aturan daerah juga berbeda. J ika dirang- kum , keseluruhan aspek yang dibahas da- lam peraturan daerah tersebut adalah (i) keten tuan um um (definisi); (ii) tujuan dan sasaran; (iii) tata cara penggunaan hak setiap orang untuk m endapatkan pe-
layanan dalam pengelolaan sam pah se- cara baik dan berwawasan lingkungan da- ri pem erintah daerah; (iv) tata cara pelak- san aan kewajiban pen gelolaan sam pah rum ah tangga dan sam pah sejenis rum ah tangga; (v) tata cara m em peroleh izin ke- giatan usaha pengelolaan sam pah; (vi) jenis usaha pengelolaan sam pah; (vii) pe- nanganan sam pah; (viii) pem biayaan pe- ngelolaan sam pah; (ix) pem berian kom - pensasi oleh Pem erintah Daerah; (x) ben- tuk dan tata cara peran m asyarakat; (xi) larangan m em buang sam pah; (xii) peng- awasan pengelolaan sam pah; (xiii) pene- rapan sanksi adm inistratif; (xiv) ketentu- an r etr ibu si; (xv) keten tu an p id an a. Selengkapnya pada tabel berikut.
Dari keseluruhan aspek tersebut, terli- hat hanya ketentuan um um yang terdapat pada ke tujuh perda. Sem entara aspek be- rikutnya yang banyak dicantum kan ada- lah tata cara m em peroleh izin kegiatan usaha pengelolaan sam pah dan jenis usa-
ha pen gelolaan sam pah, keten tuan re- tr ibu si, d iiku ti keten tu an p id an a. Se- pertin ya kesadaran pem erin tah daerah bahwa sam pah m em punyai peluang bis- nis m ulai m engem uka. Selain bahwa per- aturan daerah sebagai alat pen egakan hukum dengan adanya ketentuan pidana.
Sem en tar a ter kait d en gan keter li- batan m asyarakat, didalam contoh perda tersebut, diatur dalam bentuk hak dan
Pemerintah daerah senang dengan himbauan yang dipaj ang secara megah. Namun
pemda sendiri
ASPEK YANG TERDAPAT DALAM PERATURAN DAERAH MENGENAI SAMPAH: HASIL PENGAMATAN 7 PERATURAN DAERAH
Perda pengelolaan sampah yang dapat dianggap terlengkap aspeknya adalah perda persampahan Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Tangerang.
kewajiban, larangan m em buang sam pah, pah m eskipun secara operasional dalam ngenai pengelolaan sam pah beserta aspek dan secara khusus bentuk dan tata cara
hukum nya. Sem ua daerah berpegangan p er an m asyar akat. Nam u n d em ikian , m asyarakat atau berm itra dengan badan
pengelolaannya dapat m engikutsertakan
pada Peraturan Daerah m asing-m asing, aspek ini hanya tercantum pada 4 dari 7 usaha yang bergerak dibidang persam -
sehingga penanganannya pun berbeda- contoh perda.
pahan.
beda di m asing-m asing daerah. Selain itu,
Nam un secara um um kondisi keber-
Pem erintah Daerah lebih terjebak pada
Efe ktifita s P e ra tu ra n D a e ra h
m asalah r etr ibu si d an san ksi-san ksi Ketentuan pasal 28 9 H ayat (1) UUD
sihan diberbagai kota di Indonesia m asih
(denda) untuk m eningkatkan pendapatan 1945 m em ber ikan h ak kep ad a setiap
jauh dibawah rata-rata. Salah satu penye-
d aer ah bah kan ter lalu ber h ar ap pad a oran g un tuk m en dapatkan lin gkun gan
babn ya adalah m asih kuran gn ya pen -
investor, dibanding tanggungjawab m a- hidup yang baik dan sehat. Ketentuan ini hidup bersih dan sehat sejak dini serta
didikan yang berkaitan dengan perilaku
najem en pengolahan sam pah yang dibe- m em bawa konsekuensi bahwa Pem erin-
bankan kepada m ereka. tah wajib m em berikan pelayanan publik
tidak dilakukannya penerapan sanksi
hukum (pidana) dari Perda yang ada secara
Pen in gkatan efektifitas d ar i p er d a
d alam p en gelolaan sam p ah . Pem e-
persam pahan kedepan akan sangat ber- rintah m erupakan pihak yang berwe-
efektif. Bahkan mungkin masyarakat belum
gan tu n g p ad a ter sed ian ya p er atu r an n an g d an ber tan ggu n g-
sepenuhnya mengetahui adanya ketentuan
pem erintah sebagai turunan dari undang- jawab dibidang pen-
dalam penanganan sam pah term asuk
adanya sanksi hukum yang berlaku.
undang pengelolaan sam pah. Pada saat
gelolaan sam -
Di Indonesia, sebelum dikeluarkan-
ini peraturan pem erintah tersebut m asih
nya undang-undang pengelolaan sam pah,
d alam tah ap p en yelesaian . Per atu r an
m em ang tidak ada stan-
pem erintah ini yang nantinya akan m en-
dar yang tegas m e-
jadi payung bagi perda persam pahan.
Seger a setelah d isah kan n ya p er atu r an pem erintah tersebut, m aka perda yang ada perlu direv iew dan jika dipandang perlu direvisi. Sehingga penegakan hukum dapat diterapkan dan perda m enjadi efektif dalam m eningkatkan kinerja pengelolaan sam pah di daerah. Term asuk tentunya m endorong m eningkatnya keterlibatan m asyarakat
Pem er in tah Daer ah ju ga h ar u s lebih hati-hati dalam penanganan sam pah karena m asyarakat dapat m enggunakan hak dalam upaya m endapat fasilitas pengelolaan sam - pah yang lebih baik, serta bagi m asyarakat yang dirugikan akibat perbuatan m elawan hukum dibidang pengelolaan sam pah juga berhak m engajukan gugatan. Im plem entasi Undang-Undang ini m em bawa konsekuensi bagi daerah untuk m enata ulang pengelo- laan sam pah, baik dari aspek kebijakan, m e- tode, teknik m aupun regulasinya.
Inisiatif masyarakat dalam pengelolaan sampah ternyata lebih efektif mengurangi timbulan dan OM)
(Dewi
sampah di komunitas. Foto: Dokumentasi Pusdakota.