I NFO R EGU L A SI

I NFO R EGU L A SI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Dalam rangka menyelenggarakan pe- ngelolaan sampah secara t erpadu dan komprehensif , pemenuhan hak dan ke- waj iban masyarakat , sert a t ugas dan wewenang Pemerint ah dan Pemerint ahan Daerah unt uk melaksanakan pelayanan publik, diperlukan payung hukum dalam bent uk undang-undang. Pengel ol aan

sampah di sel enggar akan ber dasar kan asas t anggung j aw ab, asas berkelanj ut an, asas man-

f aat , asas keadi l an,

asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamat an, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.

Sampah yang dikel ol a berdasarkan Undang-Undang ini t erdiri at as sampah rumah t angga, sampah sej enis sampah r umah t angga, dan sampah spesi f i k. Set iap orang yang melakukan kegiat an usaha pengelolaan sampah waj ib memi- liki izin dari kepala daerah sesuai dengan kewenangannya. Bupat i/ walikot a dapat menerapkan sanksi administ rat if kepada pengelola sampah yang melanggar ket en- t uan persyarat an yang dit et apkan dalam perizinan. Pemerint ah dan Pemerint ah Daer ah w aj i b membi ayai penyel eng- garaan pengelolaan sampah. Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sam- pah yang diselenggarakan oleh Peme- rint ah dan/ at au Pemerint ah Daerah.

Peraturan Menteri Pekerj aan Umum No. 21/ PRT/ M/ 2006 tentang Kebij akan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)

Perat uran Ment eri Pekerj aan Umum ini didasari adanya Kebut uhan Kebij akan dan St rat egi Nasional Pengembangan Sist em Pengelolaan Persampahan sebagai salah sat u pedoman penyehat an lingkungan per- mukiman (sebagaimana diamanat kan Perat uran Pemerint ah No. 16 Tahun 2004 t ent ang Penat agunaan Tanah), adanya Deklarasi sidang-sidang PBB khususnya Deklarasi Habit at dan Agenda 21 t ent ang t empat t inggal yang layak bagi manusia dan pembangunan permukiman berkelan- j ut an yang perlu diwuj udkan dalam kebi- j akan dan st rat egi penanganan persam- pahan permukiman, sert a adanya KTT Millenium PBB bulan Sept ember 2000 yang menghasilkan Tuj uan Pembangunan Mille- nium at au Mil l enium Devel opment Goal s (MDG) dalam rangka mewuj udkan ling- kungan kehidupan yang lebih baik. KSNP-

SPP digunakan sebagai pedoman unt uk pengat uran, penyelenggaraan, dan

pengembangan sist em pengelolaan per- sampahan yang ramah lingkungan, baik dit ingkat pusat , maupun daerah sesuai dengan kondisi daerah set empat .

Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarj o Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Sebagai akibat bert ambahnya j umlah penduduk dan t ingkat konsumsi masya- r akat ser t a akt i vi t as l ai nnya, maka semakin bert ambah pula sampah yang dihasilkan. Oleh karena it u, Pemerint ah Daerah berhak mengat ur at as pengelo- l aan sampah. Sedangkan masyar akat ber hak mendapat kan pel ayanan at as pengelolaan sampah. Pemerint ah Daerah dalam pengelolaan sampah dapat meli- bat kan peran sert a pelaku usaha. Peran sert a pelaku usaha dalam pengelolaan sampah dilakukan set elah memperoleh izin dari Bupat i. Pemerint ah j uga menye- diakan TPA sebagai lokasi pemrosesan akhir sampah. Pemerint ah dapat me- lakukan kerj asama pengelolaan sampah, baik sebagian maupun seluruhnya dengan pelaku usaha pengelola sampah dan/ at au Pemerint ah Daerah lain.

Dalam hal pembinaan dan pengawas- an t erhadap pengelolaan sampah kepada pelaku usaha pengelola sampah maupun masyarakat dilakukan oleh SKPD yang mengelola sampah. Sedangkan segala hal t erkait ret ribusi pengelolaan sampah t er- t uang dalam lampiran Perda ini. Masya- rakat baik orang perseorangan maupun badan hukum yang membuang sampah di t empat yang t idak sesuai, membakar sampah, membuang t imbul an sampah lebih dari 1 met er kubik per hari ke TPS dan membuang sampah yang t idak dipi- lah, mencampur sampah yang t elah di- pisahkan sebel umnya dan mencampur limbah B3 dengan sampah, sert a pelaku usaha pengel ol a sampah yang t i dak dapat melakukan kewaj ibannya sesuai izin yang diberikan ol eh Pemerint ah, masing-masing akan dikenakan ket ent u- an pidana.

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Sampah

Set iap orang at au badan waj ib mem- buang sampah di t empat -t empat yang t elah disediakan. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dit empat kan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pet ugas sampah, t erlindung, dan t idak mengganggu kebersihan dan kein- dahan pandangan dari j alan umum. Set iap orang at au badan dapat memperoleh pe- layanan persampahan/ kebersihan dengan mengaj ukan permohonan kepada Bupat i.

Pelayanan persampahan/ kebersihan di- pungut ret ribusi bagi set iap orang dan/ at au badan yang mendapat kan pelayanan per- sampahan/ kebersihan. Prinsip dalam pene- t apan t arif ret ribusi didasarkan pada kebi- j aksanaan Pemerint ah Daerah dengan memperhat ikan biaya penyediaan j asa yang bersangkut an, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan sert a komponen biaya ret ri- busi. Tarif ret ribusi dipungut dengan menghit ung berdasarkan rumus at au berda- sarkan t arif nominal.

Bupat i berwenang melakukan pe- meriksaan unt uk menguj i kepat uhan pe- menuhan kewaj iban ret ribusi dalam rangka melaksanakan perat uran perundang-un- dangan ret ribusi. Pej abat PNS t ert ent u di lingkungan Pemerint ah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik unt uk melakukan penyidikan. At as pelanggaran ket ent uan dalam Perda ini sebagaimana dimaksud dalam undang-undang hukum acara pidana yang berlaku.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kebersihan Kota Bandung

Di daerah diselenggarakan pengelolaan kebersihan yang berwawasan kelest arian lingkungan dan berkelanj ut an. Pengelolaan

kebersihan menj adi t anggung j awab Pemerint ah Daerah dan ma-

syar akat

secara keseluruhan. Pemerint ah Daerah dalam menyelenggarakan pengelolaan kebersihan at as sampah kot a melalui kebi- j akan pengurangan sampah sej ak dari sum- bernya, pemanf aat an at au penggunaan kembali, daur ulang dan pengomposan sam- pah secara maksimal.

Penyelenggaraan pengelolaan kebersih- an dibiayai oleh pengguna j asa pelayanan at au yang menikmat i manfaat pengelolaan kebersihan. Pemerint ah Daerah membiayai penyelenggaraan pengelolaan kebersihan pelayanan umum. Pemerint ah Daerah melakukan pengat uran dan penet apan besaran t arif j asa pelayanan kebersihan melalui Keput usan Walikot a dengan t er- lebih dahulu berkonsult asi dengan DPRD. Besarnya t arif j asa pelayanan kebersihan yang dikenakan kepada set iap waj ib bayar dihit ung berdasarkan kebut uhan biaya penyediaan j asa pelayanan yang diberikan menurut kaidah manaj emen usaha dan mempert imbangkan kemampuan secara ekonomi dan aspek keadilan. Dengan berla- kunya Perat uran Daerah ini, maka Per- at uran Daerah Kot amadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 33/ PD/ 1977 t ent ang t arif Ret ribusi, Penyelenggaraan Ket ert iban, Kebersihan dan Kesehat an Umum berikut perubahannya t idak berlaku lagi.

Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sampah

Kebersihan dan keindahan merupakan segi kehidupan yang perlu dit umbuhkem- bangkan secara t erus-menerus baik oleh Pemerint ah Daerah maupun masyarakat agar t erwuj ud lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat . Oleh karena it u salah sat u t uj uan di bent uknya Per at ur an Daerah ini adalah sebagai sarana unt uk mendorong upaya kepada masyarakat bet apa pent ingnya lingkungan yang se- hat , bersih dan indah demi kelangsungan hidup bersama.

Set iap orang at au badan waj ib mem- buang sampah dit empat -t empat yang t e- lah disediakan. Pemerint ah Daerah

menyediakan TPS sebagai t empat pe- numpukan sampah sement ara dan sekali- gus merupakan pangkalan pengangkut an sampah ol eh Pet ugas Sampah. Peng- angkut an sampah dari TPS sampai ke TPA dilaksanakan oleh Pemerint ah Daerah. Set iap orang mempunyai hak yang sama at as lingkungan yang sehat , bersih dan indah. Set iap orang berkewaj iban me- melihara kelest arian f ungsi lingkungan yang sehat , ber si h dan i ndah ser t a mencegah dan menanggul angi pence- maran dan perusakan lingkungan.

Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 4 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan

Sebagai pel aksanaan dari Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan Ret ribusi Daerah, maka Pemerint ah Kot a Surabaya membuat sua- t u perat uran unt uk ret ribusi pelayanan persampahan/ kebersihan. Ret ribusi ini mel i put i pengambi l an, pengangkut an dan pembuangan sampah dari TPS ke TPA, pemusnahan at au pengolahan sam- pah, penyediaan TPS dan TPA, sert a penyedi aan f asi l i t as per sampahan/ ke- bersihan.

Ret r i busi pel ayanan per sampah- an/ kebersihan t ermasuk golongan ret ri- busi j asa umum. Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan volume, j enis sampah, golongan pelanggan dan lebar j alan sert a j enis f asilit as persampah- an/ kebersihan. St rukt ur dan besarnya t a- rif ret ribusi dit et apkan dalam Lampiran Perat uran Daerah ini. Dalam hal waj ib ret ribusi t idak membayar t epat wakt u at au kurang bayar, maka akan dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar

2 persen set iap bulan dari besarnya ret - ribusi yang t erut ang yang t idak at au kurang bayar dan dit agih dengan meng- gunakan Surat Tagihan Ret ribusi Daerah. Terkait dengan pembinaan dan peng- awasan at as kegiat an penyelenggaraan kebersihan dilakukan oleh Walikot a at au

Kepala Dinas Kebersihan.

BW/ DW/ Ber- bagai sumber

Aerobic Compost ing

Sebuah met ode pengomposan sampah organik yang membu- t uhkan oksigen. Dalam proses ini, sampah yang akan dij adikan kompos membut uhkan udara. Cara pengaliran udaranya bisa melalui pengadukan maupun dengan mengalirkan melalui pipa.

Balling (Pemadatan)

Proses pemadat an (sampah) menggunakan alat pemadat ( com- pact or ) yang dilakukan baik di t ransf er depot at au di lokasi TPA, unt uk memperkecil volume sampah.

Bar Screen

Unit penanganan/ pengol ahan pendahul uan ( pr e-t r eat ment ) t erhadap limbah padat (sampah, puing dan mat erial yang t er- bawa oleh air lainnya) unt uk t uj uan mengurangi beban pe- ngelolaan/ pengolahan selanj ut nya.

Bulky Wast e

Sampah besar sepert i f urnit ur dan dahan-dahan pohon yang t idak dapat diolah melalui sist em pengolahan sampah kot a biasa.

Compact or

Sebuah alat yang menggunakan t enaga mekanik unt uk mengu- rangi volume dari sampah

Compost

Produk yang dihasilkan dari proses pengomposan. Biasa disebut humus, digunakan unt uk menggemburkan t anah at au sebagai penyubur.

Compost ing

Penguraian biologis dari sampah organik oleh bakt eri, j amur at au mikroorganisme lainnya menj adi kompos.

Cont rolled Landf ill

Met ode pembungan akhir (di TPA) sampah yang sederhana dan t erkont rol, yakni dengan cara menut up t umpukan sampah de- ngan lapisan t anah set ebal 15-30 cm, j ika TPA-nya sudah penuh. Merupakan met ode perbaikan (t ransisi) dari met ode Open Dumpi ng menuj u met ode Sani t ar y Landf i l l .

Fly Ash

Mat erial/ part ikulat yang mengandung racun yang dihasilkan dari pembakaran dalam incinerat or yang kemudian akan diolah dalam sist em pengendali pencemaran udara.

Hazardous Wast e

Bahan berbahaya dan beracun, yait u limbah padat / sampah yang mudah bereaksi, beracun, korosif , at au berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Umumnya limbah padat yang dihasilkan dari indust ri t ermasuk di dalam kelompok ini.

Incinerat ion

Proses pembakaran sampah dalam kondisi t ert ent u unt uk me- ngurangi berat dan volumenya, dan biasanya unt uk mempro- duksi energi.

Inorganic Wast e

Sampah yang t erdiri dari mat erial yang t idak berasal dari makhluk hidup, sepert i pasir, debu, kaca dan mat eri lainnya.

Land Disposal

Cara pembuangan lumpur akhir (hasil olahan air limbah), de- ngan cara menimbunnya pada suat u areal t erbuka.

Leachat e

Cairan yang dihasilkan dari proses penguraian sampah organik yang mengalir dari landf ill at au t umpukan kompos yang me-

ngandung mikroorganisme sert a mat eri berbahaya lainnya yang t erlarut maupun t ersuspensi. Jika t idak diolah maka l eachat e akan dapat mengont aminasi air permukaan maupun air t anah.

Nimby

Not i n my backyar d. Pernyat aan yang biasa digunakan unt uk menunj ukkan ket idakset uj uan mengenai lokasi t ert ent u seba- gai t empat f asilit as pengolahan sampah.

Open Dumping

Met ode pembuangan akhir sampah yang paling sederhana, yakni dengan menumpuk sampah t ersebut disuat u areal t erbu- ka.

Organic Wast e

Secara t eknis, ist ilah ini digunakan bagi mat erial sampah yang mengandung karbon, sepert i kert as, plast ik, kayu, makanan, maupun sampah dari halaman rumah. Dalam kont eks pengelo- laan sampah perkot aan, ist ilah ini digunakan bagi sampah yang mat erialnya berasal dari makhluk hidup yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Reduce

Pengurangan sampah di sumber.

Reuse

Penggunaan kembali sebuah benda dalam bent uk aslinya, baik unt uk t uj uan yang sama at au yang baru.

Recycle

Kegiat an mengubah sebuah mat eri menj adi bahan ment ah sebagai bahan baku unt uk membuat mat eri baru yang bisa seru- pa at au berbeda daripada mat eri sebelumnya.

Rubbish

Sampah kering. Jenis sampah yang t erdiri at as bahan organik dan mempunyai sif at mudah membusuk baik unt uk sebagian besar at aupun seluruhnya.

Sanit ary Landf ill

Met ode pembuangan akhir sampah yang dilakukan pada t em- pat -t empat yang rendah dengan cara penimbunan lapis demi lapis (per harinya) dan dipadat kan, dan t iap lapisannya dibat asi selapis t anah penut up. Met ode ini merupakan perbaikan dari sist em Cont r ol l ed Landf i l l .

Scrubber

Pengont rol emisi dari

i nci ner at or. Ut amanya digunakan unt uk mengont rol gas yang mengandung asam t inggi, namun j uga digunakan unt uk menyisihkan logam berat .

Shredding

Salah sat u cara pengelolaan di t empat t erhadap sampah, yakni dengan cara memot ong-mot ong/ mencacah sampah menj adi bagian-bagian (pot ongan) yang lebih kecil, sehingga bisa mele- wat i/ lolos dari unit scr een.

Sort ing

Salah sat u bent uk pengelolaan sampah di t empat , yakni memi- l ah sampah unt uk di bedakan ber dasar kan j eni snya at au berdasarkan daya gunanya daur ulang.

Tipping f ee

Biaya yang dibayarkan kepada pet ugas unt uk menurunkan muat an sampah. Di t empah pembuangan sampah, lokasi

i nci - ner at or at au f asilit as daur ulang.