C. 1.Wawancara
Menurut Bungin 2001, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara. Sedangkan Banister
dalam Poerwandari, 2007, menjelaskan bahwa wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan
dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dalam
Poerwandari, 2007. Ada tiga jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton Poerwandari,
2007, diantaranya adalah wawancara informal, wawancara dengan pedoman umum dan wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka. Dalam penelitian
ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan pedoman umum dan wawancara mendalam.
Pada wawancara dengan pedoman umum, peneliti menetapkan pedoman umum wawancara sebelum proses wawancara dilakukan, namun tidak menutup
kemungkinan akan beralih pada wawancara informal yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spontan. Sedangkan dalam wawancara
mendalam, peneliti dapat mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan responden secara utuh dan mendalam. Wawancara mendalam
Universitas Sumatera Utara
memberikan kesempatan yang maksimal untuk menggali “background life” seseorang sehingga peneliti mendapatkan gambaran dan dinamika yang hendak
diteliti.
D. Alat Bantu Pengumpulan Data
Untuk mempermudah peneliti dalam mencatat hasil wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam tape recorder dan
pedoman wawancara. Penggunaan tape recorder diharapkan tidak ada informasi yang terlewatkan ketika dilakukan wawancara oleh peneliti. Tape recorder
tentunya dapat digunakan dengan izin dan sepengetahuan responden. Selain penggunaan tape recorder, peneliti juga menggunakan pedoman
wawancara sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban responden. Pedoman tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menganalisa data yang
diperoleh. Pedoman wawancara berkaitan dengan masalah yang ingin diungkapkan.
Peneliti juga melakukan observasi terhadap reaksi responden, lingkungan tempat wawancara berlangsung, tampilan responden dan hal-hal yang dapat
memperkaya konteks wawancara. Informasi yang diperoleh hanya digunakan sebagai alat perantara antara apa yang dilihat, didengar dan dirasakan dengan
catatan yang diperoleh dari lapangan sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian