c. Wawancara II Deskripsi Data I 1. Identitas Responden
bercakap-cakap dan bekerja di luar ruangan sering tertawa dengan suara yang cukup keras.
2. c. 2. Wawancara II
Pada wawancara II, Awan menyambut peneliti yang baru saja memasuki pintu masuk. Ia kemudian mengajak peneliti langsung ke ruangan wawancara.
Ketika melewati ruangan sebelah, ia memberi tahu peneliti bahwa di ruangan inilah ia bekerja, dan ketika peneliti datang, ia sedang mengerjakan suatu hal.
Peneliti pun meminta maaf karena telah mengganggu waktu Awan. Ia hanya tertawa dan mengatakan tidak apa-apa. Peneliti lalu memberikan keyboard
komputer yang dijanjikan dan meminta Awan untuk mencobanya terlebih dahulu. Ia pun masuk ke ruangan tersebut dan peneliti mengikuti dari belakang. Ruangan
kerja Awan berisi satu meja kayu yang diatasnya terdapat satu buah computer, satu buah kursi kerja dan beberapa kertas serta map yang berserakan. Pada
dinding ruangan sebelah kiri yang berwarna putih, tertempel daftar nama-nama narapidana dan jenis kejahatan yang dilakukannya. Setelah mengganti keyboard
yang rusak, ia lalu mengetikkan beberapa karakter huruf pada layar komputer. Setelah memastikan semuanya baik, ia lalu berterima kasih kepada peneliti dan
mengajak peneliti menuju ruangan wawancara. Di luar ruangan, seorang petugas wanita sedang bekerja di depan
komputernya. Wanita tersebut bertubuh tambun, dengan tinggi sekitar 160 cm dan berat 70 kg. Ia mengenakan seragam berwarna kehijauan, di depannya terdapat
beberapa map berserakan. Ketika melihat Awan dan peneliti, petugas tersebut
Universitas Sumatera Utara
dengan bercanda mengatakan kepada peneliti untuk berhati-hati terhadap Awan. Peneliti dan Awan hanya tersenyum menanggapi gurauan tersebut. Selain petugas
wanita, terlihat seorang pria yang sedang bekerja menggunakan mesin tik. Wajah Awan terlihat sumringah pada pagi itu. Ia mengenakan kaus lengan
pendek berwarna orange yang bertuliskan “TAMPING Lapas Sibolga”, celana jeans berwarna biru dan sepatu putih. Ketika memasuki ruangan wawancara, Pak
Sinar sedang berada di dalam dan duduk di meja kerjanya. Setelah peneliti menyampaikan salam, Pak Sinar mengajak peneliti dan Awan bercakap-cakap
terlebih dahulu. Awan mengambil kursi yang berada di sebelah jendela dan membelakangi Pak Sinar, sedangkan peneliti memilih duduk di depan Awan dan
Pak Sinar. Jarak antara kursi tamu dan meja kerja Pak Sinar tidaklah jauh. Pak Sinar merupakan seorang Bapak berusia sekitar 50 tahun dengan tinggi badan 170
cm dan berat badan 75 kg. Walaupun dengan rambut yang mulai memutih, Pak Sinar postur tubuh yang tegap dan memiliki suara yang keras. Pak Sinar yang
pada saat itu sedang merokok, sedang sibuk mengurus beberapa berkas yang terletak di mejanya. Sambil membereskan pekerjaanya, Pak Sinar bercerita
tentang betapa berharganya ilmu pengetahuan dan bagaimana sulitnya seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar pertamanya. Pak Sinar kemudian
menceritakan pengalamannya yang baru saja memperoleh gelar S2 di bidang Hukum. Pada bulan Oktober 2010 yang lalu, Pak Sinar berhasil lulus dari salah
satu perguruan tinggi swasta di kota Medan dengan memperoleh IPK Cum Laude. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Pak Sinar mempersilahkan peneliti
untuk melakukan wawancara dan meninggalkan ruangan. Sebelum meninggalkan
Universitas Sumatera Utara
ruangan, Pak Sinar bepesan kepada Awan agar menjawab dengan baik pertanyaan yang diajukan kepadanya. Awan hanya tersenyum dan kemudian meminta
sebatang rokok kepada Pak Sinar. Setelah kondisi dinilai nyaman, peneliti mulai bercakap-cakap dengan Awan. Suasana ruangan sama dengan ketika peneliti
datang untuk pertama kalinya. Hanya saja, di meja terdapat satu gelas berisi air putih dan asbak rokok yang terbuat dari kayu, dipenuhi dengan beberapa puntung
rokok. Untuk memudahkan wawancara, peneliti memilih untuk pindah dan duduk di sebelahnya.
Pada wawancara II, Awan mulai terlihat lebih santai. Sambil merokok, ia menjawab satu-persatu pertanyaan yang diajukan padanya. Tak jarang ia
mengajak peneliti bercanda dan tertawa atas kelakar-kelakar yang diucapkannya sendiri. Ia juga mulai menatap mata peneliti secara langsung ketika berbicara.
Namun, ketika bercerita tentang masa lalunya, mata Awan terlihat menerawang jauh dan terdiam untuk beberapa saat. Di tengah wawancara, beberapa petugas
memasuki ruangan tempat wawancara dilakukan dalam selang waktu yang bergantian, sehingga peneliti harus menghentikan proses wawancara sementara.
Hal yang mengganggu selama proses wawancara II berlangsung yaitu: Di luar ruangan terdengar suara musik yang dihidupkan di ruangan sebelah. Lagu
tersebut merupakan lagu yang sedang trend akhir-akhir ini. Selain itu, terdengar suara menyerupai bunyi “tik tik” yang dihasilkan oleh mesin tik yang
dipergunakan salah seorang narapidana. Adanya interferensi dari beberapa petugas yang menanyakan kepentingan peneliti di ruangan tersebut, hingga yang
Universitas Sumatera Utara
menanyakan mengenai pekerjaan Awan membuat wawancara kurang dapat berjalan dengan lancar.