Narapidana 1. Pengertian Narapidana 2. Dampak Psikologis Pidana Penjara

perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung, serta sensitif terhadap perasaan orang lain Papalia Feldman, 2001. Inilah yang menyebabkan mengapa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam dimensi hubungan positif dan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. d Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan diri. Individu yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik dari dirinya Ryff, dalam Snyder Lopez, 2002. Individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki psychological well- being yang lebih tinggi. B. Narapidana B. 1. Pengertian Narapidana Menurut KUHP pasal 10 dalam KUHAP dan KUHP, 2002 narapidana adalah predikat lazim diberikan kepada orang yang terhadapnya dikenakan pidana hilang kemerdekaan, yakni hukuman penjara kurungan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, narapidana adalah orang hukuman atau terhukum, atau seseorang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara Narapidana adalah orang yang pada waktu tertentu dalam konteks suatu budaya, perilakunya dianggap tidak dapat ditoleransi dan harus diperbaiki dengan penjatuhan sanksi pengambilan kemerdekaannya sebagai penegakkan norma- norma aturan-aturan oleh alat-alat kekuasaan negara yang ditujukan untuk melawan dan memberantas perilaku yang mengancam keberlakuan norma tersebut.

B. 2. Dampak Psikologis Pidana Penjara

Zamble, Porporino, Bartollas dalam Bartol, 1994, menemukan bahwa secara umum dampak kehidupan di penjara merusak kondisi psikologis seseorang. Studi ini mendeskripsikan gejala-gejala psikologis yang diakibatkan oleh pemenjaraan terhadap seseorang. Gejala-gejala psikologis yang muncul meliputi depresi berat, kecemasan, dan sikap menarik diri dari kehidupan sosialnya. Selanjutnya, Zamble dalam Bartol, 1994, juga menjelaskan mengenai sikap menarik diri dari kehidupan sosial yang dialami para tahanan di dalam penjara. Para tahanan mempunyai kecenderungan menghabiskan waktu di dalam sel masing-masing atau dengan beberapa teman dekat saja. Permasalahan- permasalahan tersebut disebabkan oleh ketidakbebasan atas aturan-aturan di penjara. Menurut Kartono 2009, isolasi yang lama karena disekap dalam penjara akan menyebabkan narapidana tidak memiliki partisipasi sosial, terkucilkan dan lekat dengan stigma-stigma negatif yang berkembang dalam masyarakat. Selain itu, narapidana akan didera oleh tekanan-tekanan batin yang semakin memberat Universitas Sumatera Utara dengan bertambahnya waktu pemenjaraan, munculnya kecenderungan- kecenderungan autistik menutup diri secara total dan usaha melarikan diri dari realitas yang bersifat traumatik. Para narapidana juga akan mengembangkan reaksi-reaksi emosional yang stereotypis, yaitu cepat curiga, mudah marah, cepat membenci dan pendendam.

B. 3.Faktor-Faktor Penyebab Kejahatan