b. Latar Belakang Penangkapan Responden

III. b. Latar Belakang Penangkapan Responden

Pagi hari itu, Awan berangkat ke kantor seperti hari-hari biasanya. Ketika memasuki kantor, ia dipanggil dan disuruh menghadap ke kantor Kepala Sekolah. Oleh Kepala Sekolah, Awan diberitahu bahwa salah satu orangtua murid melakukan pengaduan. Orangtua murid tersebut datang dan melaporkan bahwa anak perempuan mereka yang duduk di Kelas V mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru wali kelasnya. Orangtua korban juga meminta pertanggungjawaban Kepala Sekolah atas masalah yang telah terjadi. Awan ditanya apakah ia benar melakukan hal seperti yang dituduhkan. Ia tidak mengelak, ia memang telah melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang anak muridnya sebanyak 5 kali. Jika ditanya apa yang menyebabkan Awan melakukan perbuatan tersebut, ia sendiri tidak tahu jawabannya. Hanya saja, sehari-harinya, ia menyimpan dan sering melihat film-film biru yang disimpan di handphonenya. Selain itu, ia juga sadar bahwa ia memiliki kelemahan dalam menghadapi kaum perempuan. Ia merasa kesulitan dalam membina hubungan yang serius dengan perempuan. Hal ini merupakan faktor pemicu ia melakukan pelecehan seksual kepada muridnya. Sesuai prosedur, pihak Kepala Sekolah melaporkan kasus yang dilakukan Awan kepada Dinas Pendidikan. Awan kembali diinterogasi oleh pihak Dinas Pendidikan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Pihak dinas kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada oknum Polisi. Kasus tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Berita Acara Pidana BAP. Selang 3 hari setelah BAP, Universitas Sumatera Utara oknum polisi datang untuk menangkap Awan guna memproses kasus ini lebih lanjut. Kasus ini juga diliput oleh berbagai media massa, baik lokal maupun nasional. Setelah penangkapan, Awan selanjutnya menjalani persidangan. Proses hukum yang dijalani Awan berjalan sebagaimana mestinya. Awan menjalani persidangan tanpa didampingi oleh pihak keluarga. Hanya ada namboru kerabat dari pihak ayah yang mendukung Awan selama menjalani masa-masa berat tersebut. Hasil persidangan akhirnya memutuskan bahwa Awan dinyatakan bersalah karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Ia dijatuhi hukuman selama 12 tahun masa tahanan dalam LP. Sebelum kasus dibawa ke pihak yang berwenang, antara pihak Awan dan pihak korban sebenarnya telah memutuskan untuk berdamai. Pihak korban mengajukan perdamaian dengan syarat membayarkan sejumlah uang. Persyaratan tersebut pun disetujui oleh pihak Awan. Namun disebabkan oleh alasan yang kurang jelas, akhirnya pihak korban berubah pikiran dan memutuskan untuk membawa kasus ini kembali ke jalur hukum. Setelah Awan dinyatakan bersalah dan telah menyandang status narapidana, ia kembali mengajukan permintaan maaf di atas materai dan diterima oleh pihak korban tanpa adanya pembayaran apa pun. Setelah proses perdamaian selesai, Awan tidak pernah lagi bertemu dengan orangtua korban. Universitas Sumatera Utara IV. Gambaran Psychological Well Being pada Responden I IV. a. Penerimaan Diri Self-Acceptance