Rangkuman Hasil Wawancara a. Latar Belakang Kehidupan Responden

Setelah membayarkan sejumlah uang, Awan kemudian membuka pintu dan mengantar peneliti ke luar hingga menuju pintu masuk.

III. Rangkuman Hasil Wawancara

Melihat frekuensi kemunculannya di dalam data penelitian, peneliti menggambarkan data ke dalam 2 tema utama untuk mengungkap masalah penelitian, yaitu: a. Latar belakang kehidupan responden b. Latar belakang penangkapan responden

III. a. Latar Belakang Kehidupan Responden

Awan dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan. Ayahnya seorang wiraswasta sedangkan Ibunya dulu bekerja sebagai seorang guru. Meskipun keluarganya kurang harmonis, Awan memiliki ikatan emosional yang cukup kuat dengan Ibunya, karena menurutnya, Ibu merupakan sosok yang memperjuangkan anak-anaknya. Delapan tahun yang lalu, ibu Awan terserempet mobil hingga akhirnya sakit-sakitan dan meninggal. Bulan Desember tahun 2002, Awan kehilangan figur Ibu dalam hidupnya. Kematian Ibu Awan membawa pengaruh yang besar bagi diri Awan. Hubungan Awan dan Ayahnya tidak begitu baik. ia menganggap Ayahnya hanya sekedar Ayah dalam keluarga. Hal itu dirasakan Awan karena ayahnya yang hanya sibuk bekerja sehari-hari dan tidak begitu memperdulikan keharmonisan keluarganya. Universitas Sumatera Utara Awan merupakan anak kedua dari empat orang bersaudara. Abang tertua, setahun lebih tua dari Awam, berada di Medan dan membantu Ayahnya bekerja. Awan tidak terlalu dekat dengan abangnya karena abangnya bersifat keras kepala dan tidak mau mengalah. Abang Awan sendiri tidak menyelesaikan pendidikannya karena dulunya ia bandel dan menolak untuk sekolah. Adik ketiga, dua tahun dibawah Awan, telah berkeluarga dan menetap di kota lain dengan suaminya. Awan juga tidak terlalu dekat dengan saudara yang ketiga karena menurut Awan, sikapnya hampir sama dengan abang yang pertama. Yang paling bungsu, perempuan, empat tahun dibawah Awan dan sekarang telah bekerja di Medan. Awan paling dekat dengan saudara yang paling bungsu karena hubungan dekat yang ada sejak kecil. Semasa mereka SD, Awan selalu pergi ke sekolah dan pulang sekolah bersama-sama dengan yang bungsu. Hal ini semakin mempererat hubungan mereka sebagai kakak dan adik. Selain hubungan sejak kecil, Awan juga merasa lebih cocok dengan adik bungsu karena ia sering mengalah. Sebelumnya, Awan dan keluarga intinya menetap di kota Medan. Awan berhasil menyelesaikan pendidikan menengah atas di salah satu STM Swasta di Kota Medan. Setelah lulus STM, Awan mengikuti SPMB Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru namun ia gagal. Atas anjuran Ibunya, ia akhirnya setuju untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Medan, jurusan PGSD Pendidikan Guru SD. Sebenarnya, ia tidak berniat untuk mengambil jurusan tersebut, bahkan ia memutuskan untuk berhenti setelah melewati tahun pertama. Namun, Ibu nya tetap memaksanya untuk terus melanjutkan kuliahnya, hingga akhirnya ia lulus dan memperoleh gelar D 2 . Universitas Sumatera Utara Setelah mendapatkan gelarnya, Awan pun berusaha mencari pekerjaan. Atas ajakan bou saudara perempuan Ayah, ia pun setuju untuk mengadu nasib ke kota Sibolga, apalagi ia belum pernah kesana. Di Sibolga, Awan tinggal di rumah namboru kerabat dari pihak Ayah. Setelah beberapa bulan di kota Sibolga, ia menerima bantuan dari Bapak Uda kerabat dari pihak Ibu untuk mencari pekerjaan. Awan pun segera mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru di salah satu sekolah swasta di daerah Pandan. Di sekolah yang berbasis ajaran agama Katolik tersebut, ia masuk ke dalam perkumpulan pastor dan suster serta sering berkunjung ke ordo pastoran dan susteran. Ia juga sering mengikuti ibadah agama Katolik meskipun ia sendiri beragama Kristen Protestan. Tiga tahun bekerja sebagai guru, ia mencoba testing PNS Pegawai Negeri Sipil dan berhasil. Akhirnya, ia pun ditempatkan di salah satu SD negeri daerah Sibuluan. Setelah memperoleh pekerjaan barunya, Awan memilih untuk kost di tempat lain. Tempat yang dipilihnya sebagai tempat tinggal berada di daerah Pandan dengan jarak tempuh sekitar 7 km dari tempat kerja barunya. Ia menjabat sebagai Guru Wali Kelas V selama lima tahun. Dalam kehidupan bermasyarakat, Awan memiliki hidup yang teratur, ia bukan seorang peminum, penjudi, perokok maupun tipikal pria yang sering ke lokasi-lokasi pelacuran. Tidak hanya dalam hubungan bermasyarakat, dalam kehidupan keagamaan, Awan juga dinilai baik oleh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, ia juga memiliki prestasi kerja yang baik dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Universitas Sumatera Utara

III. b. Latar Belakang Penangkapan Responden