Pola Perjalanan di Daerah Perkotaan

Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya berupa rambu-rambu lalu lintas, penunjuk jalan dan sebagainya. Selain kebutuhan lahan untuk jalur jalan dipelukan juga kebutuhan lahan seprti tempat parkir, terminal, dan fasilitas angkutan lainnya. Perkembangan teknologi dibidang transportasi menuntut adanya perkembangan teknologi prasarana transporatsi berupa jaringan jalan. Sistem transportasi yang berkembang semakin cepat menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut.

2.7. Pola Perjalanan di Daerah Perkotaan

Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat dengan tujuan bekerja, bersekolah atau tempat pendidikan lain, berbelanja, ketempat- tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai diluar rumah, serta banyak tujuan lain, berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai diluar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut kendaraan dan kecepatan. Pola perjalanan di daerah perkotaan dipengaruhi Universitas Sumatera Utara oleh tata letak pusat-pusat kegiatan di perkotaan permukiman, perbelanjaan, perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan. Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat akan merupakan pengatur lalu lintas yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan transportasi. Perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan agar kota menjadi suatu tempat kehidupan yang layak, sedangkan perencanaan transportasi mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman, dan mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota. Penyusunan kebijakan transportasi dilakukan oleh Dinas Perhubungan, setelah berkoordinasi dengan beberapa departemen lain yang terkait, misal: Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertahanan, dan Departemen Keuangan. Selanjutnya pelaksanaan dari kebijakan transportasi tersebut dilakukan secara terpadu oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan instansi lain yang terkait, serta pihak swasta perusahaan perangkutan. Pembangunan yang berkelanjutan Sustainable Development sebagaimana didefinisikan sebagai: Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka World Commission on Environment and Development 1987, telah diterima secara Universitas Sumatera Utara luas di banyak negara di dunia. Namun demikian transportasi dengan memakai kendaraan bermotor merupakan pengguna besar dari sumberdaya alam yang tidak terbaharukan non-renewable resources, terutama minyak bumi, di samping menghasilkan gas buang yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan tidak dapat dikurangi dihilangkan. Transportasi juga merupakan penyumbang terbesar dalam pencemaran udara, khususnya diperkotaan. Meskipun terdapat perbedaan antara kota-kota di berbagai negara, namun pergerakan di dalam daerah perkotaan mempunyai ciri yang sama yang berlaku hampir sama pada semua kota kecil maupun kota besar di dunia. Ciri ini merupakan prinsip dasar yang merupakan titik tolak kajian transportasi. Ciri ini juga mendefinisikan konsep yang digunakan oleh perencana angkutan dan perekayasa transportasi untuk memahami dan mempelajari pergerakan. Dilihat berdasarkan pergerakan orang di daerah perkotaan, berdasarkan maksud pergerakan maka dapat diklasifikasikan beberapa aktivitas yang melingkupi masyarakat pengguna jalan, yaitu: a. dalam aktivitas ekonomi, yaitu untuk mencari nafkah atau mendapatkan barang dan pelayanan b. aktivitas sosial, yaitu untuk menciptakan hubungan pribadi atau melakukan silaturahmi sesama anggota masyarakat c. rekreasi atau mengunjungi tempat hiburan d. kebudayaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keempat klasifikasi pergerakan orang berdasarkan maksud pergerakannya, selanjutnya dapat dirinci sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 2.1. Klasifikasi Pergerakan Orang di Perkotaan Berdasarkan Maksud Pergerakan No Aktifitas Klasifikasi Perjalanan Keterangan 1. Ekonomi a. Mencari nafkah b. Mendapatkan barang dan pelayanan a. Ke dan dari tempat bekerja b. Yang berkaitan dengan bekerja c. Ke dan dari toko dan keluar untuk keperluan pribadi d. Yang berkaitan dengan belanja atau bisnis pribadi Jumlah orang yang bekerja tidak tinggi, sekitar 40-50 ℅ penduduk. Perjalanan yang berkaitan dengan pekerja termasuk: a. Pulang kerumah b. Mengangkut barang c. Ke dan dari tempat rapat Pelayanan hiburan dan rekreasi diklasifikasikan secara terpisah, tetapi pelayanan media, hukum dan kesejahteraan termasuk disini 2. Sosial menciptakan dan menjaga hubungan pribadi silaturahmi a. Ke dan dari rumah teman b. Ke dan dari tempat pertemuan bukan di rumah Kebanyakan fasilitas terdapat dalam lingkungan keluarga dan tidak menghasilkan banyak perjalanan. Butir 2 juga terkombinasi antara perjalanan dengan maksud hiburan Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 2.1 3. Pendidikan Ke dan dari rumah sekolah kampus dan lain sebagainya Hal ini terjadi pada sebagian besar penduduk yang berusia antara 5-22 tahun. Di negara sedang berkembang jumlahnya sekitar 85 4. Rekreasi dan hiburan a. Ke dan dari tempat rekreasi b. Yang berkaitan dengan perjalanan dan berkendaraan untuk rekreasi Mengunjungi restoran kunjungan sosial, teramasuk perjalanan pada hari-hari libur 5. Kebudayaan a. Ke dan dari tempat ibadah b. Perjalanan bukan hiburan ke dan dari tempat daerah budaya serta pertemuan politik Perjalanan kebudayaan dan hiburan sangat sulit dibedakan Sumber: LPM-ITB 1996 dalam Nasution 2006 Universitas Sumatera Utara

2.8. Pemilihan Moda Angkutan