Kondisi Angkutan Umum TINJAUAN PUSTAKA

2.9. Kondisi Angkutan Umum

Untuk dapat bertahan hidup di dunia bisnis angkutan yang keras harus dapat beradaptasi dengan perubahan. Strategi, inovasi, dan juga kreatifitas menjaring penumpang menjadi ujung tombak pengusaha angkutan di Indonesia untuk bertahan hidup. Mulai dari persiapan memulai bisnis di bidang tranportasi, pengusaha angkutan sudah harus mempersiapkan persyaratan administratif yang cukup terlebih dahulu. Pengusaha minimal memahami ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah selaku regulator bisnis transportasi di Indonesia. Berbagai aturan seperti Undang- Undang No. 14 tahun 1993 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi benar-benar harus dipahami. Belum lagi aturan teknis lain yang ditetapkan oleh Direktorat terkait. Persyaratan administratif seperti surat izin usaha angkutan dan surat izin trayeknon trayek Kartu Pengawasan merupakan persyaratan dasar sebelum perusahaan angkutan bisa menjalankan operasinya. Selain persyaratan administratif dan perizinan yang harus dimiliki, pengusaha angkutan juga langsung dihadapkan untuk memilih produk kendaraan yang akan digunakan. Ini pun sangat dipengaruhi regulasi industri otomotif di Indonesia. Kendaraan angkutan umum yang beredar di Indonesia saat ini untuk komponen mesin dan chasisnya masih diimpor dari luar negeri. Baik dari kawasan Asia maupun Eropa. Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk rancang bodi kendaraan, masih dominan hasil produksi perusahaan karoseri di Indonesia. Pemilihan produk kendaraan sangat berpengaruh besar pada kegiatan operasional perusahaan angkutan. Memilih sebuah merek untuk dijadikan armada angkutan perusahaan angkutan mempunyai seni yang unik. Bagaimana menciptakan sebuah kendaraan yang aman, nyaman dan efisien yang sesuai dengan keinginan konsumen di Indonesia. Sebuah seni membina hubungan dengan para suplier komponen kendaraan karena masalah terbesar pada jasa angkutan adalah mahalnya harga suku cadang kendaraan. Dengan mempunyai mitra strategis tentunya akan memberi banyak keuntungan bagi pengusaha angkutan. Pemilihan produk kendaraan untuk angkutan di Indonesia sangat rentan dengan permasalahan program pemasaran produk jasa angkutan. Perusahaan jasa angkutan penumpang akan berinteraksi langsung dengan selera pasar penumpang, berbeda dengan nuansa jasa angkutan barang. Konsumen perusahaan jasa angkutan penumpang cukup kritis untuk menilai sebuah layanan perusahaan angkutan apalagi jika persaingan cukup kompetitif sesama perusahaan jasa angkutan ataupun dengan moda transportasi lain. Armada yang laik jalan, bersih, nyaman itu saja belum cukup. Kebutuhan akan kepuasan konsumen jasa angkutan penumpang umum tidak hanya memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain saja tetapi juga bagaiamana memberikan kesan selama perjalanan yang dilalui oleh si penumpang menjadi faktor penting yang harus selalu diperhatikan para pengusaha angkutan. Universitas Sumatera Utara Perpaduan antara pemilihan armada dan program pemasaran jasa angkutan seperti layaknya seorang koki meramu sebuah menu hidangan untuk disajikan. Disini berbagai pola yang dilakukan para pengusaha angkutan dengan mengerahkan ilmu, pemikiran, pengalaman banyak dilakukan, hingga percobaan yang sangat unik dan menarik khususnya di bisnis angkutan penumpang. 1. Memberikan pelayanan spesifik kepada penumpang Pengusaha angkutan umum menciptakan sebuah layanan spesifik baik untuk kelas ekonomi ataupun non ekonomi yang mereka masuki. Hasil yang didapat dari strategi ini berapapun tarif yang dipatok mereka punya pelanggan setia. 2. Mendekati penumpang Kini penumpang angkutan antarkota tidak hanya dari terminal ke terminal saja, tapi sudah mengarah ke point to point hingga kota kecamatan. Baik dari tujuan asal hingga tujuan akhir. 3. Menyasar segmen tertentu Pengusaha angkutan menciptakan sebuah brand bahwa perusahaannya mencirikan produk untuk kelas tertentu. Bisa untuk kelas ekonomi dan juga kelas non ekonomi mulai dari kelas eksekutif hingga super executive. 4. Fanatisme kedaerahan juga bisa dijadikan strategi pemasaran Setiap daerah di Indonesia mempunyai karakter yang beraneka ragam. Pengusaha angkutan ‘bertempur’ di berbagai wilayah bisnis tentunya membutuhkan pasukan yang lebih banyak dan pendekatan antar personal yang Universitas Sumatera Utara lebih ‘luwes’ dibandingkan dengan memiliki bisnis angkutan di daerah domisili perusahaan itu sendiri atau tanah kelahiran sang pemilik usaha. 5. Jumlah armada dan variasi kelas Beberapa perusahaan angkutan dengan kapital besar dan manajemen baik tentunya banyaknya jumlah armada dan membuat variasi kelas yang ditawarkan menjadi andalan mereka mencari penumpang. Brand image yang ditanamkan adalah sebuah kekuatan besar tanpa adanya kekawatiran penumpang untuk ditelantarkan di perjalanan serta memberikan tawaran pilihan kelas armada yang sesuai dengan kemampuan keuangan calon penumpang untuk membayar tiket.

2.10. Penelitian Sebelumnya