Pendekatan Pemodelan Fungsi Permintaan Angkutan Kota Fungsi Transportasi

Warpani 2000 menyatakan bahwa memperkirakan atau mengestimasi permintaan angkutan di masa depan adalah langkah dasar dalam merencanakan perangkutan sebagai antisipasi dini terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan agar pengadaan sarana angkutan dapat ditetapkan pada jumlah yang tepat secara ekonomis. Melihat begitu pentingnya menaksir besarnya permintaan angkutan kota pada suatu lintasan, maka membentuk suatu model fungsi permintaan dalam kerangka kerja studi harus dilakukan guna mencari nilai parameter dan variabel – variabel yang dianggap paling dominan mempengaruhi perubahan permintaan. Selanjutnya Kanafani, 1999 menjelaskan bahwa analisa estimasi permintaan angkutan berguna sebagai dasar untuk mengeluarkan kebijaksanaan penetapan penyediaan sarana transportasi yang tepat dalam melayani perkembangan aktivitas sosial ekonomi kota berupa perubahan tata ruang dalam kerangka perencanaan angkutan kota.

2.5. Pendekatan Pemodelan Fungsi Permintaan Angkutan Kota

Ada dua pendekatan dasar pemodelan fungsi permintaan angkutan kota Kanafani, 1999 dalam mengestimasi permintaan pada tahun-tahun rencana. Pertama, pendekatan langsung berupa penerapan teori permintaan pada ilmu ekonomi mikro dan yang kedua adalah pendekatan pilihan moda Model of structure choice. Universitas Sumatera Utara Adapun dalam studi ini akan dikembangkan pendekatan model pertama untuk keperluan mencari nilai elastisitas variabel bebas yang dominan mempengaruhi permintaan potensil angkutan kota. Pada umumnya dalam teori ekonomi mikro, permintaan akan suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh harga barang dan jas itu sendiri, haga barang-barang dan jasa lain, tingkat pendapatan yang secara metematis berbenruk fungsi berikut Button,2002: Qd = f P,Ps,Y...................................................................................... 2.1 Dimana : Qd = Jumlah permintaan akan suatu barang. P = Harga Barang tersebut Ps = Harga Barang Lain Y = Pendapatan Konsumen Akan tetapi untuk keperluan studi analisis permintaan angkutan ini, fungsi pada persamaan 1 secara fleksibel dapat direkayasa sesuai dengan kebutuhan kita harus memilih dan mendroping variabel-variabel yang benar-benar dominan kedalam persamaan fungsional ini. Menurut Morlok 2000 memperkirakan permintaan angkutan kota sering dipakai untuk memperkirakan jumlah perjalanan total yang berasal dan bertujuan di daerah- daerah pengembangan dan pembangunan utama seperti pusat-pusat perbelanjaan baru, pelabuhan-pelabuhan udara, dan taman-taman industri sebai bahan pertimbangan untuk perencanaan transportasi jangka panjang. Universitas Sumatera Utara Dengan memperkirakan jumlah perjalanan keluar dan masuk tersebut, kemampuan jalan- jalan yang berada disekitarnya dalam menampung lalu-lintas akan dapat diperkirakan dan rencana-rencana yang sesuai dapat dikembangkan apabila diperlukan perubahan-perubahan.

2.6. Fungsi Transportasi

Transportasi perlu untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat asal dan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi dan komunikasi dalam wujud sarana yaitu kendaraan dan prasarana yaitu jalan. Jasa angkutan berfungsi untuk memenuhi perangkutan transportasi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Transportasi dan tata guna lahan merupakan tidak dapat dipisahkan. Kegiatan transportasi yang diwujudkan dalam bentuk lalu lintas kendaraan pada dasarnya merupakan kegiatan yang menghubungkan dua lokasi dari tata guna lahan yang mungkin sama atau berbeda. Memeindahkan orang atau barang dari satu tempat ketempat yang lain, berarti memindahkannya dari satu tata guna lahan ke tata guna lahan yang lain., yang berarti pula mengubah nilai ekonomi orang atau barang tersebut. Transportasi dengan demikian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara mengubah letak geografis barang atau orang, jadi salah satu tujuan penting dari perencanaan tata guna lahan atau perencanaan sistem transportasi adalah menuju keseimbangan yang efisien antara potensi tata guna lahan dengan kemampuan transportasi. Universitas Sumatera Utara Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya berupa rambu-rambu lalu lintas, penunjuk jalan dan sebagainya. Selain kebutuhan lahan untuk jalur jalan dipelukan juga kebutuhan lahan seprti tempat parkir, terminal, dan fasilitas angkutan lainnya. Perkembangan teknologi dibidang transportasi menuntut adanya perkembangan teknologi prasarana transporatsi berupa jaringan jalan. Sistem transportasi yang berkembang semakin cepat menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut.

2.7. Pola Perjalanan di Daerah Perkotaan