Atribut Pelayanan Jasa Angkutan Proses Perencanaan Angkutan Kota

Sumber: Manheim 1999 SISTEM TRANSPORTSI SISTEM AKTIVITAS POLA ALIRAN Gambar 2.2. Hubungan Dasar Sistem Transportasi, Sistem Aktivitas dan Pola Aliran Teori ini apabila dihubungkan dengan permintaan potensil terhadap angkutan kota pada lintasan Kota Binjai – Medan akan menunjukan bahwa aktivitas perkembangan dan tata ruang Kota Binjai yang tidak jauh dari Kota Medan harus diikuti dengan intervensi sistem transportasi berupa pengadaan angkutan dan lambat laun akan menimbulkan dan mempengaruhi pola aliran pada rute tersebut. Oleh karenanya dalam perencanaan transportasi jangka panjang, studi permintaan akan angkutan kota perlu dilakukan agar pola aliran lalu lintas dapat diatur keseimbangannya Warpani, 2000.

2.3 Atribut Pelayanan Jasa Angkutan

Manheim l999, membagi atribut untuk pelayanan jasa Angkutan menjadi 5 bagian yaitu : 1. Waktu a. Waktu perjalanan total b. Waktu yang dihabiskan pada tempat perpindahan Universitas Sumatera Utara c. Frekwensi pelayanan d. Penjadwalan waktu keberangkatankedatangan 2. Ongkos untuk pengguna a. Ongkos transportasi langsung seperti tarif, ongkos peralatan, ongkos bahan bakar dan ongkos parkir. b. Ongkos operasi langsung seperti : ongkos muat dan dokumentasi c. Ongkos tidak langsung seperti : ongkos perawatan, ansuransi, pergudangan dan bunga. 3. Keselamatan keamanan a. Probabilitas kerusakan pada barang b. Probabilitas kecelakaan c. Distribusi probabilitas dari tipe kecelakaan 4. Kenyamanan dan kepuasan bagi pengguna a. Jarak berjalan kaki b. Jumlah pertukaran kendaraan c. Kenyamanan fisik suhu, kelembaban, kebersihan, kualitas pengendara, cuaca d. Kenyamanan psikologis status, kebebasan e. Kenyamanan yang lain penanganan bagasi, tiket, pelayanan, makanan f. Kesenangan perjalanan Universitas Sumatera Utara 5. Pelayanan pengiriman a. Pembagian dan penanganan istimewa b. Asuransi

2.4. Proses Perencanaan Angkutan Kota

Studi permintaan angkutan kota dengan memperkirakan besarnya pada kurun waktu mendatang merupakan bagian dari proses perencanaan sisitem angkutan kota menyeluruh. Morlok 2000 menempatkan studi permintaan ini pada kelompok asal proses perencanaan seperti pada gambar berikut : Kota Sebagaimana Adanya Tujuan - Tujuan Rencana -rencana Evaluasi Peramalan Permintaan Data Kota Putusan Aksi Sumber: Morlok 2000 Gambar 2.2. Proses Perencanaan Transportasi Kota Universitas Sumatera Utara Warpani 2000 menyatakan bahwa memperkirakan atau mengestimasi permintaan angkutan di masa depan adalah langkah dasar dalam merencanakan perangkutan sebagai antisipasi dini terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan agar pengadaan sarana angkutan dapat ditetapkan pada jumlah yang tepat secara ekonomis. Melihat begitu pentingnya menaksir besarnya permintaan angkutan kota pada suatu lintasan, maka membentuk suatu model fungsi permintaan dalam kerangka kerja studi harus dilakukan guna mencari nilai parameter dan variabel – variabel yang dianggap paling dominan mempengaruhi perubahan permintaan. Selanjutnya Kanafani, 1999 menjelaskan bahwa analisa estimasi permintaan angkutan berguna sebagai dasar untuk mengeluarkan kebijaksanaan penetapan penyediaan sarana transportasi yang tepat dalam melayani perkembangan aktivitas sosial ekonomi kota berupa perubahan tata ruang dalam kerangka perencanaan angkutan kota.

2.5. Pendekatan Pemodelan Fungsi Permintaan Angkutan Kota