Konsep Operasional Asuransi Syariah
Bentuk tolong-menolong ini diwujudkan dalam kontribusi dana kebajikan atau dana tabarru sebesar yang ditetapkan. Apabila ada salah satu dari peserta
takafuli atau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung resiko, dimana klaimnya dibayarkan dari akumulasi dana tabarru yang
terkumpul.
33
Pada beberapa praktik asuransi syariah, surplus dana tabarru’ dikembalikan sebagian kepada peserta melalui mekanisme mudharabah bagi hasil.
4.2 Perjanjian Akad Akad yang mendasari kontrak asuransi syariah adalah akad tabarru’, dimana
pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu kontribusipremi tanpa ada keinginan untuk meminta apapun dari orang yang menerima, kecuali hanya
mengharapkan keridhaan Allah. Hal ini tentu saja akan sangat berbeda dengan akad dalam asuransi konvensional. Dalam asuransi konvensional akad yang digunakan
adalah akad mu’awadhah, yaitu suatu perjanjian yang dimana pihak yang memberikan sesuatu kepada pihak lain berhak menerima pengganti dari pihak yang
diberinya. Namun dalam praktik asuransi syariah saat ini, terdapat perbedaan dalam implementasi akad tabarru, sebagian asuransi syariah dalam praktiknya memberikan
bagi hasil atau mudharabah apabila terjadi surplus dana tabarru. Sebagian lagi asuransi syariah tidak memberikan dengan alasan yang telah dikemukakan, bahwa
dana tabarru adalah dana yang sudah di ikhlaskan untuk tolong menolong, peserta asuransi tidak perlu mengharapkan pengembalian apapun kecuali hanya
mengharapkan kebaikan dan pahala dari Allah. Pada dasarnya operasional asuransi
33
Ibid, hal 225.
syariah tidak jauh berbeda dengan asuransi konvensional jika dilihat dari alur dana yang ada. Namun jika dilihat dari pengelolaan dan prinsip-prinsip yang ada maka
jelas terlihat perbedaan diantara keduanya, dimana asuransi syariah mematuhi prinsip syariah dengan tidak melakukan praktek yang mengandung unsur riba, gharar, dan
maisir.
34