Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi

berfungsi sebagai pemegang amanah mudharib. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagai antara para peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan nisbah yang telah disepakati 30 . Mekanisme pengelolaan dana peserta atau premi terbagi menjadi dua sistem. 1. Sistem pada produk saving “tabungan”. 2. Sistem pada produk non saving “tidak ada tabungan”. 3.2 Sistem Pada Produk Saving unsur tabungan Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang atau premi secara teratur kepada perusahaan. Besarnya premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan dibayarkan. Setiap premi yang akan dibayarkan oleh peserta aikan dipisah dalam dua rekening yang berbeda. 1. Rekening Tabungan Peserta Yaitu dana yang merupakan milik peserta, yang akan dibayarkan bila : - Perjanjian berakhir, - Peserta mengundurkan diri, - Peserta meninggal dunia. 2. Rekening Tabarru 30 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah life and General Konsep dan Operasional,Jakarta Gema Insani Press 2004 hal,176. Yaitu kumpulan dari dana-dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta asuransi sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu diantara para peserta, yang dibayarakan bila : - Peserta meninggal dunia - Perjanjian telah berakhir jika ada surplus dana Sistem inilah sebagai implementasi dari akad takafuli dan akad mudharabah, sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan maisir. Selanjutnya kumpulan dana peserta ini diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Tiap keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi, setelah dikurangi oleh beban asuransi klaim dan premi asuransi, akan dibagi rata menurut prinsip mudharabah. Persentase perbandingan mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan peserta. Adapun manfaat takaful pada unsur tabungan yang akan diperoleh peserta atau ahli warisnya adalah sebagai berikut 31 . 1. Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh - Dana rekening tabungan yang telah disetor, - Bagian keuntungan atas bagi hasil investasi mudharabah dari rekening tabungan, - Selisih manfaat takaful awal rencana menabung dengan premi yang sudah dibayar. 31 Ibid h.177 2. Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan memperoleh - Dana rekening tabungan yang telah disetor, - Bagian keuntungan atas bagi hasil investasi mudharabah dari rekening tabungan. 3.3 Sistem pada Produk Non Saving non tabungan 32 Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukan kedalam rekening tabarru perusahaan. Yaitu, kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu. Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi yaitu beban klaim dan premi peserta, akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan dan peserta. Adapun manfaat takaful pada produk non tabungan seperti 1. Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari perusahaan asuransi, sesuai dengan jumlah yang direncanakan oleh peserta. 32 Ibid hal 179 2. Bila peserta hidup, sampai masa perjanjian berakhir, maka peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas rekening tabarru yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan skema mudharabah. Dalam operasionalnya asuransi syariah yang berbentuk bisnis seperti ini, sumber biaya operasionalnya menjadikan sangat menentukan dalam perkembangan dan percepatan pertumbuhan. Asuransi syariah yang bersifat sosial tentu tidak terlampau menggutamakan aspek perolehan profit, tetapi lebih mengutamakan aspek manfaat-manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggotanya, sebagaimana fungsi utama asuransi syariah, yaitu wataawanu alal biniwattaqwa’ saling menolong dalam kebajikan dan taqwa.

4. Konsep Operasional Asuransi Syariah

4.1 Konsep Takafuli Tolong-Menolong Dalam konsep asuransi syariah, sebenarnya lebih mempresentasikan ke hadits Nabi Muhammad SAW yang menjadi dasar konsep tolong-menolong atau saling melindungi dalam kebenaran sebagaimana yang termuat dalam surat al-Ma’idah ayat 2. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasullulah bersabda, “Mukmin terhadap mukmin lainnya seperti memperkuat satu sama lain.” Pada hadits riwayat Bukhari yang lain, “orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila salah satu anggota badan itu menderita sakit, maka seluruh badan merasakannya.” Bentuk tolong-menolong ini diwujudkan dalam kontribusi dana kebajikan atau dana tabarru sebesar yang ditetapkan. Apabila ada salah satu dari peserta takafuli atau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung resiko, dimana klaimnya dibayarkan dari akumulasi dana tabarru yang terkumpul. 33 Pada beberapa praktik asuransi syariah, surplus dana tabarru’ dikembalikan sebagian kepada peserta melalui mekanisme mudharabah bagi hasil. 4.2 Perjanjian Akad Akad yang mendasari kontrak asuransi syariah adalah akad tabarru’, dimana pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu kontribusipremi tanpa ada keinginan untuk meminta apapun dari orang yang menerima, kecuali hanya mengharapkan keridhaan Allah. Hal ini tentu saja akan sangat berbeda dengan akad dalam asuransi konvensional. Dalam asuransi konvensional akad yang digunakan adalah akad mu’awadhah, yaitu suatu perjanjian yang dimana pihak yang memberikan sesuatu kepada pihak lain berhak menerima pengganti dari pihak yang diberinya. Namun dalam praktik asuransi syariah saat ini, terdapat perbedaan dalam implementasi akad tabarru, sebagian asuransi syariah dalam praktiknya memberikan bagi hasil atau mudharabah apabila terjadi surplus dana tabarru. Sebagian lagi asuransi syariah tidak memberikan dengan alasan yang telah dikemukakan, bahwa dana tabarru adalah dana yang sudah di ikhlaskan untuk tolong menolong, peserta asuransi tidak perlu mengharapkan pengembalian apapun kecuali hanya mengharapkan kebaikan dan pahala dari Allah. Pada dasarnya operasional asuransi 33 Ibid, hal 225.