3.5.4.2 Pembuatan sediaan histologis testis
Pembuatan sediaan histologis menurut Suntoro, 1983 dengan metode parafin adalah: fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi parafin, penanaman, penempelan,
pemotongan, penempelan, deparafinasi, pewarnaan, penutupan serta pemberian label.
Organ testis yangtelah dicuci dengan larutan NaCl 0,95 kemudian di masukkan
ke dalam larutan fiksatif Bouin selama 2 jam. Setelah proses fiksasi dilakukan proses
dehidrasi secara bertahap dengan alkohol 30, 50, 60, 70, 80, 90, 96, hingga alkohol absolut 100, masing-masing selama 60 menit. Dilanjutkan dengan penjernihan
segera setelah proses dehidrasi dengan menggunakan xylol murni dengan perbandingan 1:3, 1:1, 3:1, masing-masing 60 menit lamanya, kemudian dimasukkan ke dalam xylol
murni kurang lebih selama 4 jam. Proses infiltarsi parafin dilakukan di dalam oven dengan suhu 58
C. Organ testis dimasukkan kedalam campuran xylol- parafin dengan perbandingan 1:3, 1:1, 3:1, selama 60 menit, kemudian dimasukkan ke dalam parafin
murni selama kurang lebih 10 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak kertas kecil
sebagai cetakan yang telah berisi parafin cair, dan dibiarkan sampai parafin mengeras dan memadat. Blok parafin testis yang telah mengeras ditempelkan pada holder kayu
sampai melekat erat, kemudian dipasangkan pada mikrotom. Pengirisan dilakukan
dengan ketebalan 6 µm. Pada gelas benda diolesi dengan larutan albumin mayer dan
ditetesi dengan aquadest. Kemudian beberapa pita parafin diletakkan di permukaan aquadest pada gelas benda dan dibiarkan beberapa saat, kemudian gelas benda
dipindahkan ke meja pemanas hingga kering.
Pewarnaan dengan Hematoxylin Erlich - Eosin H-E dengan cara preparat dideparafinasi dalam xylol sampai bebas parafin, kemudian dimasukkan kedalam alkohol
absolut, 96, 80, 70, Hematoxylin, air mengalir masing-masing selama 2 menit kemudian dimasukkan ke dalam alkohol 30, 50, Kemudian ke dalam larutan Eosin
selama 1 menit, lalu ke dalam alkohol 70, 80, 96, alkohol absolut, selanjutnya dimasukkan ke dalam xylol. Preparat ditutup dengan gelas penutup setelah ditetesi
dengan canada balsem terlebih dahulu, lalu diberi label.
3.5.4.3 Pengamatan Jumlah Sperma
Pengamatan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi dan Arsad 1983. Setelah 30 hari perlakuan, masing-masing hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi
leher dan selanjutnya dibedah. Kemudian organ testis beserta epididimis sebelah kanan dan kiri diambil dan diletakkan ke dalam cawan petri yang berisi NaCl 0,9. Suspensi
sperma yang telah diperoleh terlebih dahulu dihomogenkan . Selanjutnya diambil sebanyak 10µl, sampel dimasukkan ke dalam kotak-kotak hemositometer Improved
Neubauer serta ditutup dengan kaca penutup. Dilihat di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali, hemositometer diletakkan dan dihitung jumlah sperma pada
kotakbidang A, B, C, D dan E. Hasil perhitungan jumlah sperma kemudian dimasukkan ke dalam rumus penentuan jumlah spermamL suspensi sekresi cauda epididimis sebagai
berikut: