Pengaruh Alkohol Terhadap Sistem Endokrin dan Fungsi Seksual
dalam keseimbangan hormon steroid Masters, 2002. Hal ini terjadi pada 75 pria dengan sirosis alkoholik lanjut Lloyd dan Williams 1948.
Sejumlah penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa penyalahgunaan alkohol pada pria dapat menyebabkan gangguan produksi testosteron dan penyusutan testis
atrofi testis Adler 1992. Atrofi testis terutama disebabkan hilangnya sel-sel sperma dan penurunan diameter tubulus seminiferus Van Thiel et al., 1974. Mekanisme yang
terlibat dalam hal ini kompleks dan kemungkinan melibatkan perubahan fungsi hipotalamus dan efek toksik alkohol langsung pada sel Leydig Fleming et al., 2007.
Produk metabolisme alkohol yaitu asetaldehida memiliki sifat toksik ke sel Leydig daripada alkohol itu sendiri Van Thiel et al., 1983; Santucci et al., 1983.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan efek alkohol terhadap hipotalamus dan hipofisis dilakukan dengan mengeluarkan hipofisis anterior
tikus. Peneliti menumbuhkannya secara invitro dengan ada atau tidaknya alkohol. Hasilnya menunjukkan alkohol menurunkan kadar LH bahkan dengan hipofisis yang
sudah terisolasi tersebut, setidaknya sebagian bertindak langsung ke hipofisis Van Thiel et al., 1983; Santucci et al., 1983. Hal ini selaras dengan penelitian Emanuelle 1998
yang menyebutkan bahwa atrofi testis mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya adalah efek alkohol pada LH dan FSH yang merangsang pertumbuhan
testis. Faktor lain yaitu karena efek alkohol yang merusak testis, serta faktor lain, seperti malnutrisi, akibat pengobatan dengan berbagai obat, dan penyalahgunaan obat-obatan
selain alkohol Emanuelle, 1998.
Konsumsi alkohol juga menyebabkan penurunan aktivitas enzim yang berperan dalam sintesis hormon kelamin jantan. Alkohol dehidrogenase yang berada pada testis,
dalam keadaan normal mampu mengubah retinol menjadi retinal. Menurut Wright 1991, alkohol menyebabkan kegagalan sintesis retinal di dalam testis. Kegagalan
sintesis retinal ini akan menyebabkan gangguan spermatogenesis, karena retinal merupakan senyawa yang esensial untuk berlangsungnya spermatogenesis. Pada akhirnya
hal tersebut akan menyebabkan penurunan jumlah lapisan sel spermatogenik Nugroho, 2007. Alkohol menyebabkan kegagalan hipotalamus dan hipofisis untuk mensekresikan
Gonadotrophine Releasing Hormon GnRH, FSH, dan LH Wright, 1991; Rees, 1993, selanjutnya akan diikuti oleh kegagalan sel Leydig untuk mensintesis testosteron dan sel
Sertoli tidak mampu melakukan fungsinya sebagai nurse cell Nugroho, 2007.
Selain menimbulkan gangguan pada hipotalamus dan hipofisis, alkohol juga bertindak sebagai inhibitor bagi enzim 5
α-reduktase. Enzim ini digunakan untuk mengubah prohormon testosteron menjadi bentuk aktifnya yaitu 5
α-dihidrotestosteron. Tidak adanya testosteron dalam bentuk aktif menyebabkan proses spermatogenesis tidak
terjadi, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pada proses spermatogenesis. Hal ini akan menyebabkan penurunan jumlah lapisan sel spermatogenik Nugroho, 2007.