Rata-rata hasil analisis data diameter tubulus seminiferus mencit ditampilkan pada Gambar 6. Hasil analisis distribusi data dan homogenitas data didapatkan semua data
diameter tubulus seminiferus distribusinya normal dan variansi datanya tidak homogen. Hasil ini tidak memenuhi asumsi untuk dapat dilakukan uji Anova satu arah. Setelah
dilakukan transformasi, distribusi data dan homogenitas data diuji lagi, tetapi masih tetap variansi data tidak homogen. Maka dilakukan uji Kruskal Wallis dengan hasilnya bahwa
ada perbedaan masing-masing perlakuan dalam penelitian. p0,05. Oleh sebab itu diperlukan uji lanjut Mann Whitney untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok
perlakuan yang ada. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah bawah ini.
bc c
b b
b a
Gambar 6. Grafik Histogram Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit Mus musculus L. setelah diberikan perlakuan tuak dan vitamin E. Keterangan; Grafik
histogram pada perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5. K= Kontrol, P1= 15 hari Tuak 15 hari Aquades, P2= 30 hari
Tuak, P3= 15 hari Tuak 15-30 hari Vit.E, P4= 30 hari Tuak 15-30- hari Vit.E, dan P5= 30 hari Tuak 30 hari Vit.E.
┬ = standar deviasi SD.
4.1.4 Gambaran Diameter tubulus seminiferus
Pada Gambar 7 dapat dilihat gambaran diameter tubulus seminiferus berbeda nyata pada kelompok K dengan kelompok perlakuan P1-P3 tidak berbeda nyata pada
kelompok perlakuan P4-P5 pada taraf uji 5 masing-masing perlakuan setelah penelitian.
Gambar 7. Berbagai Ukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit Mus musculus L.
μm. setelah diberikan perlakuan tuak dan vitamin E. Keterangan; K= Kontrol, P1=
15 hari Tuak 15 hari Aquades, P2= 30 hari Tuak, P3= 15 hari Tuak 15-30 hari Vit.E, P4= 30 hari Tuak 15-30- hari Vit.E, dan P5= 30 hari Tuak 30 hari Vit.E.
▬ = 40 μm.
4.1.5 Jumlah spermatozoa mencit Mus musculus L.
Hasil pengukuran data jumlah spermatozoa setiap mencit ditampilkan pada lampiran 3. Hasil perhitungan analisis dari rata-rata jumlah spermatozoa mencit untuk
semua kelompok perlakuan dan kontrol disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Spermatozoa x10
6
Mencit Mus musculus L.
Kelompok N
Jumlah spermatozoa ± SD jutamL K
5 69,27±24,40
P1 5
2,87±3,90 P2
5 2,97±6,63
P3 5
4,20±5,35 P4
5 3,00±5,69
P5 5
19,30±17,20
x
Dari hasil tersebut dapat dibuat grafik histogram seperti yang tertera pada Gambar 8. Pada pengujian distribusi dan homogenitas data, ternyata data tidak normal danatau
homogen, sehingga harus dilakukan transformasi data. Data hasil uji transformasi diuji kembali distribusi dan homogenitas datanya, tetapi tetap saja datanya tidak normal
danatau tidak homogen. Maka data tersebut dianalisis dengan analisis non-parametrik Kruskal-Wallis. Hasilnya, perbedaan jumlah spermatozoa mencit pada kelompok yang
berbeda adalah berbeda nyata p0,05 sehingga dilakukan uji lanjut Mann-Whitney.
a
b b
b b
b
Gambar 8. Grafik Histogram Jumlah Spermatozoa jtmL Mencit Mus musculus L. setelah diberikan perlakuan tuak dan vitamin E. Keterangan; Grafik histogram pada
perlakuan berbeda yang diikuti oleh huruf kecil yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5. K= Kontrol, P1= 15 hari Tuak 15 hari Aquades, P2= 30 hari Tuak, P3=
15 hari Tuak 15-30 hari Vit.E, P4= 30 hari Tuak 15-30- hari Vit.E, dan P5= 30 hari Tuak 30 hari Vit.E.
┬ = standar deviasi SD. Rerata jumlah spermatozoa paling tinggi pada kelompok kontrol K dan kemudian
menurun pada kelompok perlakuan P1- P4 berbeda tidak nyata dengan P5. 4.2.
Pembahasan 4.2.1 Jumlah sel Leydig
Pada Gambar 4 di atas, menunjukkan adanya pengaruh p0,05 pemberian tuak pada mencit selama 15 dan 30 hari, baik yang diberikan secara tunggal atau diikuti
dengan pemberian vitamin E terhadap jumlah sel Leydig mencit jantan dewasa. Jumlah