Dimensi Pengukuran Kualitas Pelayanan

a. Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya. b. Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain. 3. Sumber daya manusia a. Kesopanan dan keramahan petugas dalam member layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna. b. Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan. c. Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna. d. Profesional. Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang berjiwa SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusiasbnagga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah di tengah kesulitan. 4. Layanan perpustakaan a. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. b. Akurasi layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti komputer. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik layanan pengguna yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu koleksi, fasilitas, sumber daya manusia dan layanan perpustakaan.

2.3.3. Dimensi Pengukuran Kualitas Pelayanan

Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perpustakaan adalah kemampuan perpustakaan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada penggunanya. Kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran, yaitu yang terdiri dari: 1. Kinerja Performance. Kinerja di sini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut - atribut yang dapat diukur, dan aspek - aspek kerja individu. 2. Keseragaman Produk Features. Features suatu produk biasanya diukur secara subjektif oleh masing - masing individu yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu jasa. Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakterfleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. 3. Kehandalan Reability Universitas Sumatera Utara Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keadaan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. 4. Kesesuaian Conformancecci Dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuaian produk dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat dianttisipasi dan beberapa kesalahan lain. 5. Daya Tahan Ketahanan Durability. Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis ketahanan suatu produk didefenisikan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. 6. Kemampuan Pelayanan Serviceability. Dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas tetapi juga waktu sebelum produk disimpan, penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya. 7. Estetika Aesthetics. Estetika suatu produk diliha melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi estetika merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen. 8. Kualitas yang dipersepsikan Perceived Quality. Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut - atribut produk dan jasa. Sviokla dalam Lupiyoadi, 2001 : 146 - 147. Sedangkan Parasuraman, dkk dalam Alma 2003 : 31 - 32 mengungkapkan ada lima faktor penentu kualitas pelayanan, yaitu: 1. Tangible berwujud yaitu berupa penampilan fisik, peralatan, dan berbagai materi komunikasi. 2. Reliability kehandalan yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan terpercaya dan akurat, konsisten dan kesesuaian pelayanan. 3. Responsiveness daya tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengagr dan mengatasi keluhan complaint yang diajukan konsumen. 4. Assurance, yaitu mmencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf bebas dari bahaya, resiko dan keragu - raguan. 5. Emphaty empati yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada langganan. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan di atas diketahui bahwa dalam menilai mutu kualitas suatu layanan, dapat menggunakan banyak dimensi pengukuran, diantaranya adalah: kinerja, kualitas yang dipersepsikan, bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, asuransi dan empati. Menurut Kurniawati dalam artikelnya Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2007 : 5 bahwa ada dua metode untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan, yaitu: 2. Melalui peningkatan SDM Sumber Daya Manusia, yakni dengan diikut sertakannya petugas dalam berbagai pendidikan, kegiatan dan keterampilan. 3. Melalui peningkatan sarana dan prasarana, yaitu peningkatan semua barang atau perlengkapannya yang disediakan perpustakaan. Sementara itu menurut Dwijati 2006 : 61, ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan untuk meningkatkan kualitas jasa layanan di perpustakaan, antara lain: 1. Penambahan koleksi baru baik buku maupun jurnal dalam bentuk digital. 2. Meningkatkan kerjasama layanan antar perpustakaan. 3. Mengembangkan jasa layanan baru berupa paket informasi atau informasi terbaru menurut subjek tertentu. 4. Meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan teknologi informasi dalam menunjang layanan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan banyak cara yang harus dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kerjasama layanan, menambah koleksi serta mengembangkan jasa layanan baru di perpustakaan.

2.3.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan