DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAKSI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
I.2. Perumusan Masalah
I.3. Pembatasan Masalah
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.5.1. Tujuan Penelitian
I.5.2. Manfaat Penelitian
I.5. Kerangka Teori
I.6. Kerangka Konsep
I.7. Model Teoritisi
I.8. Operasional Variabel
I.9. Hipotesa
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi
II.2. Komunikasi Antar Pribadi
II.2.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
II.2.2. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi
II.2.3. Faktor-faktor Komunikasi Antar Pribadi
II.3. Teori S – O – R Stimulus-Organisme-Respon
II.4. Remaja
II.4.1 Pengertian Remaja II.4.2 Karakteristik Remaja
II.4.3 Perkembangan Remaja II.4.4 Tugas Perkembangan Remaja
II.5. Pendidikan Seks
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodoe Penelitian III.2 Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
III.3 Sejarah Singkat Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan
III.4 Subjek Penelitian III.5. Teknik Pengumpulan Data
III.6. Teknik Analisa Data
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data dan Teknik Pengolahan Data
IV.1.1. Tahap Pengumpulan Data IV.1.2. Teknik Pengolahan Data
IV.1.3. Penyajian Data IV.2. Analisis Deskriftif
IV.2.1. Karakteristik Responden IV.2.2. Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri
IV.2.3. Pengatahuan Pendidikan Seks Remaja Putri IV.3. Uji Hipotesa
III.4. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Operasional variabel Tabel 2 : Usia
Tabel 3 : Agama responden Tabel 4 : Suku responden
Tabel 5 : Pendidikan ibu terakhir Tabel 6 : Pekerjaan ibu
Tabel 7 : Status anak dalam keluarga Tabel 8 : Keterbukaan anak pada ibu
Tabel 9 : Dukungan ibu terhadap pendapat anak
Tabel 10 : Sikap remaja putri terhadap pentingnya pendidikan seksualitas
Tabel 11 : Sikap ibu terhadap remaja putri Tabel 12 : Frekuensi komunikasi antar pribadi
Tabel 13 : Hubungan komunikasi remaja putri dengan ibu Tabel 14 : Informasi seputar pendidikan seks yang diberikan oleh ibu
Tabel 15 : Keterbukaan ibu dan remaja putri terhadap seksualitas Tabel 16 : Remaja putri mengetahui pendidikan seks
Tabel 17 : Pengetahuan remaja putri terhadap perubahan organ seks Tabel 18 : Remaja putri mengetahui perbedaan fumgsi organ seks
Tabel 19 : Pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks yang tidak sehat
Tabel 20 : Remaja putri mendapatkan informasi pendidikan seks Tabel 21 : Pemahaman remaja putri terhadap pendidikan seks
Tabel 22 : Sikap remaja putri terhadap pendidikan seks Tabel 23 : Tanggungjawab remaja putri terhadap aktivitas kehidupan
seknya Tabel 24 : Hasil uji korelasi Spearman dengan menggu nakan piranti lunak
SPSS 15.0
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Model teori S-O-R .............................................................. Gambar 2 : Model teoritis ......................................................................
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Komunikasi Antar Pribadi Ibu dDan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri Studi Korelasional
Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda Medan. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi antar pribadi antara ibu dan remaja putri terhadap pendidikan seks
remaja putrinya di SMU Sultan Iskandar Muda Medan.
Teori yang digunakan adalah teori komunikasi, komunikasi antar pribadi, teori S-O-R, remaja dan pendidikan seks. Penelitian ini merupakan studi
korelasional sebuah studi yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variasi-variasi antara variabel komunikasi antar pribadi dan remaja putri dengan variabel
pengetahuan pendidikan seks remaja putri yang berdasarkan pada koefisien korelasi.
Populasi pada penelitian ini adalah pelajar remaja putri SMU Sultan Iskandar Muda Medan yang duduk dikelas X dan XI dengan jumlah 150 orang
dan sampel sebanyak 30 orang, pengambilan sample dengan teknik Purposive Sampling.
Dari uji hipotesa dengan menggunakan korelasi Spearman’s melalui program SPSS 15.0 diperoleh hasil r
s
= 0,875 dengan tingkat signifikan 0,01. Sesuai dengan kaidah spearman yaitu r
s
0, maka hipotesis pada penelitian ini adalah H
a
adalah diterima yaitu terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi ibu dan remaja putri terhadap pengetahuan pendidikan seks remaja putri di
SMU Sultan Iskandar Muda Medan. Berdasarkan koefisien korelasi skala Guilford, hasil 0,875 berada pada skala 0,70 – 0,90 yang menunjukkan adanya
hubungan yang tinggi dan kuat antara komunikasi antar pribadi ibu dan remaja putri dengan pengetahuan pendidikan seks remaja putri di SMU Sultan Iskandar
Muda Medan, dan Besarnya pengaruh komunikasi antar pribadi ibu dan remaja putri dengan pengetahuan pendidikan seks remaja putri di SMU Sultan Iskandar
Muda Medan adalah sebesar 77.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
I.10. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, dan di tempat kerja. Semuanya
ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka satu dengan yang lainnya
saling mempengaruhi. Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga permulaan dari ikatan psikologis
antar manusia yang memilili suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan
tanda adanya proses sosial. Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang
mengalami perubahan-perubahan yang dramatis dari aseksual menjadi seksual. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh perkembangan karakteristik
seks primer dan seks sekunder. Perkembangan karakteristik seksual kemudian menyebabkan perkembangan perilaku seks seperti tertarik pada lawan jenis dan
keinginan untuk melakukan hubungan seks. Perilaku seks pada remaja dapat mengarah pada problem yang serius jika perilaku tersebut diekspresikan secara
tidak sehat atau tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pergaulan bebas yang akhir-akhir ini marak dikalangan pelajar, membuat dunia pendidikan
semakin tercoreng, hal ini ditunjukan dari beberapa kasus yang ada yaitu hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 , karena sama-sama mau sebanyak
Universitas Sumatera Utara
12,9 dan tidak terduga sebanyak 45 . Seks bebas sendiri mencapai 22,6 sumber: BKKBN.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memiliki dampak positif, sedangkan disisi yang lain dampak
buruk mengancam. Kemajuan IT akan membuat perubahan tingkah laku manusia dan membentuk budaya global. Media teknologi yang ngetrend saat ini sebagai
penyebar informasi yang cepat adalah seperti televisi, handphone, internet dll. Budaya global tersebut secara positif memiliki muatan ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial dan kebudayaan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual
melalui media majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film, dan video. Teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang
dapat berkomunikasi secara interaktif mengenai hal-hal yang berorientasi seksual secara online melalui internet.
Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah
menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus
bertahan menjaga kelestarian keturunannya. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi
mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki
informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri. Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif,
maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya
hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi
yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau
internet. Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum
pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan
dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas
pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan
diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus
diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai
generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada
remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri. Diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga
sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan
anak. Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai secara teoritis dan objektif menyebabkan sikap kurang terbuka
dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Informasi
seks yang tidak sehat pada usia remaja mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan
ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dibutuhkannya peran orangtua untuk memberikan pemahaman mengenai
seksualitas. Komunikasi penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi ibu dan
remaja putri diharapkan dapat membantu remaja putri untuk lebih mengerti dan memahami apa sebenarnya seksualitas itu. Disinilah komunikasi antar pribadi
antara ibu dan anak sangat dibutuhkan. Pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan sorang komunikan. Komunikasi
ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan Liliweri, 1991: 12.
Komunikasi antar pribadi yang dimaskud adalah komunikasi yang berlangsung secara tatap muka dimana ada proses saling percaya satu sama lain yang dikenal
dengan komunikasi diadik.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya komunikasi antar pribadi ibu dan anak, maka kemungkinan anak dalam hal ini remaja putri dapat lebih lagi terbuka kepada
ibunya untuk berbicara mengenai seksualitas begitu juga ibu lebih terbuka untuk memberikan pemahaman mengenai seksualitas kepada putrinya.
Berdasarakan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti sejauh manakah komunikasih antar pribadi yang terjadi antara ibu dan pelajar remaja putri
terhadap pengetahuan pendidikan seks pelajar remaja putri di SMU Sultan Iskandar Muda Medan.
I.11. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
”Sejauhmana pengaruh komunikasi antarpribadi ibu terhadap pendidikan seks pelajar remaja putri Sekolah Menengah Umum Sultan Iskandar Muda Medan?”
I.12. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas maka diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bersifat korelasional, yang mencari hubungan dan menguji
hipotesis. 2.
Objek penelitian adalah pelajar remaja putri kelas X dan kelas XI di Sekolah Menengah Umum Sultan Iskandar Muda Medan.
3. Komunikasi antar pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka antara pelajar remaja putri dan ibunya.
Universitas Sumatera Utara
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2010, dengan lama penelitian
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan .
I.13. Tujuan dan manfaat Penelitian I.5.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh pelajar remaja putri dan ibunya.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan
pendidikan seks sebagai hasil dari komunikasi antar pribadi yang dilakukan ibu terhadap pelajar remaja putri.
3. Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesa yang diajukan sekaligus
hasil peneitian yang dimaksud.
I.5.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah antara lain sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu komunikasi khususnya mengenai komunikasi antar
pribadi. 2.
Menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa komunikasi FISIP USU serta menambah cakrawala pengetahuan dan
wawasan peneliti tentang komunikasi antarpribadi ibu terhadap pendidikan seks pada pelajar remaja putri.i
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
4. Secara praktis data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi
masukan yang berarti bagi para orangtua khususnya para ibu maupun remaja mengenai pendidikan seks.
I.14. Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yan memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disorot
1
Menurut Wilbur Schramn, teori merupakan sutau perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstarksi dengan kadar tinggi, dan daripadanya proposisi
bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku
.
2
I.5.1. Komunikasi
. Dengan adanya kerangka teori, penulis akan memiliki landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitiannya.
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Model Teori S-O-R, Remaja, dam Pendidikan Seks.
Komunikasi adalah hal yang wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi sudah berlangsung
semenjak manusia lahir. Dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas, namun ketika harus membuat tulisan, mengemukakan pikiran, dan
menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan harapan kita barulah disadari bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sulit dan berbelit-belit.
1
Hadari Nawawi “metode penelitian sosial “Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta 1995 halaman 40
2
Onong Uchjana Effendy “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2003 halaman 241
Universitas Sumatera Utara
Dalam mendefenisikan atau menafsirkan komunikasi juga terjadi kesulitan. Kesulitan ini muncul karena konsep komunikasi itu sendiri adalah
sesuatu yang abstrak dan mempunyai berbagai makna. Kesulitan lainnya adalah karena makna komunikasi yang digunakan sehari-hari berbeda dengan
penggunaan komunikasi yang dimaksud oleh para ahli komunikasi untuk kepentingan keilmuwan.
Kata komunikasi sendiri berasal dari perkataan latin yakni communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Dengan demikian, komunikasi
itu berlangsung atau tarjadi apabila pesan yang disampaikan oleh seseorang dapat dipahami atau tidak ada kesamaan pengertian.
Menurut Rogers bersama D.Lawrance Kincaid, 1981 Dalam Cangara 2005 :19 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Pendapat lain dari David K. Berlo dari Mecihigan State University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi
sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan
masyarakat Byrner, 1965 dalam Cangara, 2005 : 3.
I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi