komunikan. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam membuat keputusan.
2. Mendidik to educate.
Penyebaran informasi tersebut sifatnya memberikan pendidikan atau menganjurkan sesuatu pengetahuan, meyebarluaskan kreativitas untuk
membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Menghibur to entertain.
Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk memberikan hiburan. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan
bunyi maupun gambar dan bahasa membawa setiap orang pada situasi menikmati hiburan.
4. Mempengaruhi to influence.
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain
melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan prilaku ke arah yang baik
dan modernisasi.
II.2. Komunikasi Antar Pribadi
II.2.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi merupakan suatu bidang ilmu komunikasi, bidang ini setiap hari hadir dalam setiap hubungan antar manusia kapan dan
dimana saja. Seorang tukang kayu, tukang foto, dermawan dan sastrawan, pastor dan haji, profesor dan muskus, pelajar dan mahasiswa dalam dunianya sendiri
maupun dunia bersamanya melakukan komunikasi antar manusia. Dari jenis pekerjaan dan profesi seseorang kepada orang lain, mungkin masih di tambah lagi
dengan cara berpikirnya, melahirkan perasaanya dan perilaku nyatanya. Ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antar pribadi mempelajari objek hubungan
antara manusia Liliweri, 1991: 27. Meskipun demikian banyak ahli yang berpendapat bahwa semua yang
menjadi tekanan dalam komunikasi antar pribadi akhirnya bermuara pada:
Universitas Sumatera Utara
perspektif situasi. Perspektif situasi merupakan sautu perspektif yang menekankan bahwa sukses tidaknya komunikasi tergantung pada situasi komunikasi, mengacu
pada hubungan tatap muka antara dua orang atau sebagian kecil orang dengan mengandalkan suatu kekuatan yang segera saling mendekati satu dengan yang lain
pada saat itu juga daripada memperhatikan umpan balik yang tertunda misalnya dalam hal komunikasi anatr pribadi bermedia seperti surat-menyurat, percakapan,
telepon, faximile, menurut De Haan, 1952 dalam Liliweri, 1991: 31.
II.2.2. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Barnlund, ada beberapa ciri yang bisa diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi, yakni Liliweri, 199: 13 :
1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan.
2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur.
3. Terjadi secara kebetulan.
4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncakana terlebih dahulu.
5. Identitas keanggotaannya kkadang-kadang kurang jelas.
6. Bisa terjadi hanya sambil lalu.
Menurut Reardon, 1987 dalam Liliweri, 1991 :13 juga mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai paling sedikit enam ciri yaitu :
1. Dilaksanakan karena adanya perbagai faktor penorong.
2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja.
3. Kerapkali berbalas-balasan.
4. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar
pribadi. 5.
Serta suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan.
6. Menggunakan pelbagai lambang-lambang yang bermakna.
De Vito dalam Liliweri, 1991: 13 mengemukakan komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Keterbukaan Openes.
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi.
2. Empati emphaty.
Merasakan apa yang dirasakan orang lain. 3.
Dukungan supportiveness. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung
efektif. 4.
Rasa positif positiveness. Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan equality.
Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam bukunya Liliweri 1991: 31, ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antar dua orang merupakan komunikasi antar pribadi dan
bukan komunikasi lainnya. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi adalah: 1.
Melibatkan didalamnya perilaku verbal dan non verbal. Dalam komunikasi, tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata,
pengungkapannya baik yang lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda- tanda non verbal terlihat dalam ekspresi wajah, gerakan tubuh atau
gesture.
2. Melibatkan pernyataanungkapan yang spontan, scripted dan
contrived. Perilaku spontan dalam komunikasi antar pribadi dilakukan secara tiba-tiba, serta merta menjawab sesuatu rangsangan dari luar
tanpa terpikir dahulu. Bentuk perilaku scripted terjadi atas reaksi dari emosi terhadap pesan yang diterima jika pada taraf yang terus
menerus dan akhirnya perilaku ini dilakukan karena dorongan faktor kebiasaan. Perilaku contrived merupakan perilaku yang sebagian besar
didasarkan pada pertimbangan kognitif.
3. Komunikasi antar pribadi tidaklah ststis melainkan dinamis
4. Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik,
mempunyai interaksi dan koherensi pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya.
5. Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik. Komunikasi yang bersifat intrinsik adalah suatu standart dari perilaku yang dikembangkan oleh seorang sebagai
pandu bagaimana mereka melaksankan komunikasi. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang bersifat ekstrinsik adalah adanya standart atau tata aturan lain yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pihak ketiga
atauh pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah dihentikan.
6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
Kedua pihak yang berkomunikasi harus sama-sama mempunyai kegiatan, aksi tertentu sehingga tanda bahwa mereka memang
berkomunikasi.
7. Komunikasi antar pribadi merupakan persuasi antar manusia. Persuasi
tidak lain merupakan teknik mempengaruhi manusia dnegan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun soosiologis dari
komunikan yang hendak dipengaruhi.
II.2.3. Faktor-faktor Komunikasi Antar Pribadi