Model Teori S-O-R Remaja

Menurut Evert M. Rogers dalam Depari, 1988 dalam Liliweri, 1991: 13 ada beberapa ciri-ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi yakni : 1. Arus pesan cenderung dua arah 2. Konteks komunikasinya dua arah 3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi 4. Kemampuan tingkt selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi 5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat 6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. Menurut De Vito dalam Liliweri, 1991: 13 komunkasi antar pribadi mempunyai lima ciri sebagai berikut : 1. Keterbukaan Openes. Kemauan menanggapi dengan denang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi. 2. Empati emphaty. Merasakan apa yang dirasakan orang lain. 3. Dukungan supportiveness. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. 4. Rasa positif positiveness. Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. 5. Kesetaraan equality. Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

I.5.3. Model Teori S-O-R

Teori S-O-R beranggapan bahwa organisme menghasilkan prilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus Universitas Sumatera Utara terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Organism- Respon dimana unsur-unsur dasar ini terdiri dari: 1. Pesan atau Stimulus 2. Komunikan 3. Efek atau Respon Stimulus atau pesan adalah rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organisme adalah manusia atau seorang penerima, Respon adalah reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Menurut Efendy, usur-usur teori S-O-R dapat digambaran sebagai berikut: Gambar 1 Teori S-O-R Gambar diatas menujukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yag didalamya. Hoveland, Jennis, dan Kelley 1998 menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada 3 variabel penting, yaitu: Perhatian, Pengertian, dan Penerimaan. STIMULUS Organisme: • Perhatian • Pengertian • Penerimaan Respon Perubahan sikap Universitas Sumatera Utara

I.5.4. Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja dalam masa peralihan ini, sama halnya seperti pada masa anak, mengalami perubahan-perubahan jasmani, kepribadian, intelek, dan peranana didalam maupun diluar lingkungan. Pernedaan proses perkembangan yang jelas pada masa remaja ini adalah perkembangan psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi tingkah laku para remaja, yang sebelumnya pada masa anak tidak nyata pengaruhnya. Menurut Konopa Pikunas, 1976 masa remaja ini meliputi, remaja awal usia 12-15 tahun, remaja madya usia 15-18 tahun, remaja akhir usia 19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung atau dependence terhadap orangtua ke arah kemandirian atau independence, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estitika dan isu-isu moral 3 1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda . Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja 3 Syamsu Yusuf “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja“, Remaja Rosdakarya, Bandung 2004. Halaman 185 Universitas Sumatera Utara dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. 2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. 4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. Universitas Sumatera Utara 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

I.5.5. Pendidikan seks

Dokumen yang terkait

Pendidikan Seks” (Studi Deskriptif Mengenai Pendidikan Seks kepada Remaja Putri dalam Keluarga di Kelurahan Kristen, Pematangsiantar)

1 45 109

Tahapan Pengambilan Keputusan Menjadi Pekerja Seks Komersial Pada Remaja Putri

6 74 222

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Menarche

4 96 54

Komunikasi Remaja Pelaku Seks Pranikah (Studi Kasus Pada Remaja Putri Pelaku Seks Pranikah Di Lingkungan XXII Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia)

1 74 100

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Sikap Dan Tindakan Ibu Tentang Pemberian Pendidikan Seks Pada Remaja Putri Di Desa Tanjung Selamat Deli Serdang Tahun 2008

0 30 50

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMU Negeri 16 Medan

6 48 60

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

BAB I PENDAHULUAN - Pendidikan Seks” (Studi Deskriptif Mengenai Pendidikan Seks kepada Remaja Putri dalam Keluarga di Kelurahan Kristen, Pematangsiantar)

0 0 32

Pendidikan Seks” (Studi Deskriptif Mengenai Pendidikan Seks kepada Remaja Putri dalam Keluarga di Kelurahan Kristen, Pematangsiantar)

0 0 16