BAB I PENDAHULUAN
I.10. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, dan di tempat kerja. Semuanya
ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka satu dengan yang lainnya
saling mempengaruhi. Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga permulaan dari ikatan psikologis
antar manusia yang memilili suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan
tanda adanya proses sosial. Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang
mengalami perubahan-perubahan yang dramatis dari aseksual menjadi seksual. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh perkembangan karakteristik
seks primer dan seks sekunder. Perkembangan karakteristik seksual kemudian menyebabkan perkembangan perilaku seks seperti tertarik pada lawan jenis dan
keinginan untuk melakukan hubungan seks. Perilaku seks pada remaja dapat mengarah pada problem yang serius jika perilaku tersebut diekspresikan secara
tidak sehat atau tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pergaulan bebas yang akhir-akhir ini marak dikalangan pelajar, membuat dunia pendidikan
semakin tercoreng, hal ini ditunjukan dari beberapa kasus yang ada yaitu hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 , karena sama-sama mau sebanyak
Universitas Sumatera Utara
12,9 dan tidak terduga sebanyak 45 . Seks bebas sendiri mencapai 22,6 sumber: BKKBN.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memiliki dampak positif, sedangkan disisi yang lain dampak
buruk mengancam. Kemajuan IT akan membuat perubahan tingkah laku manusia dan membentuk budaya global. Media teknologi yang ngetrend saat ini sebagai
penyebar informasi yang cepat adalah seperti televisi, handphone, internet dll. Budaya global tersebut secara positif memiliki muatan ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial dan kebudayaan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual
melalui media majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film, dan video. Teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang
dapat berkomunikasi secara interaktif mengenai hal-hal yang berorientasi seksual secara online melalui internet.
Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah
menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus
bertahan menjaga kelestarian keturunannya. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi
mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki
informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri. Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif,
maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya
hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi
yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau
internet. Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum
pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan
dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas
pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan
diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus
diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai
generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada
remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri. Diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga
sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan
anak. Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai secara teoritis dan objektif menyebabkan sikap kurang terbuka
dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Informasi
seks yang tidak sehat pada usia remaja mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan
ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dibutuhkannya peran orangtua untuk memberikan pemahaman mengenai
seksualitas. Komunikasi penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi ibu dan
remaja putri diharapkan dapat membantu remaja putri untuk lebih mengerti dan memahami apa sebenarnya seksualitas itu. Disinilah komunikasi antar pribadi
antara ibu dan anak sangat dibutuhkan. Pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan sorang komunikan. Komunikasi
ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan Liliweri, 1991: 12.
Komunikasi antar pribadi yang dimaskud adalah komunikasi yang berlangsung secara tatap muka dimana ada proses saling percaya satu sama lain yang dikenal
dengan komunikasi diadik.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya komunikasi antar pribadi ibu dan anak, maka kemungkinan anak dalam hal ini remaja putri dapat lebih lagi terbuka kepada
ibunya untuk berbicara mengenai seksualitas begitu juga ibu lebih terbuka untuk memberikan pemahaman mengenai seksualitas kepada putrinya.
Berdasarakan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti sejauh manakah komunikasih antar pribadi yang terjadi antara ibu dan pelajar remaja putri
terhadap pengetahuan pendidikan seks pelajar remaja putri di SMU Sultan Iskandar Muda Medan.
I.11. Perumusan Masalah