BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam
pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian Hadi, 2000.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu
variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain. Peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi melalui studi
korelasional ini Azwar, 2004.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Adapun variabel-variabel tersebut adalah:
1. Variabel Tergantung : Penyesuaian Diri di Masa Pensiun 2. Variabel Bebas
: Dukungan Sosial dari Keluarga
Universitas Sumatera Utara
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dukungan sosial keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah bantuan yang berasal dari keluarga individu yang menerima bantuan. Bentuk bantuan dapat berupa informasi, tingkah
laku tertentu, atapun materiil yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan, dan bernilai. Dukungan sosial pada
penelitian ini diungkap melalui alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan dimensi-dimensi dukungan sosial yang diungkapkan oleh House
dalam Smet, 1994 yaitu dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif.
Semakin tinggi skor yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diterimanya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang
dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin rendah dukungan sosial yang diterimanya.
2. Penyesuaian diri di masa pensiun
Penyesuaian diri di masa pensiun adalah suatu bentuk perubahan perilaku individu di masa pensiun yang memenuhi karakteristik seperti, persepsi akurat
terhadap realita, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri yang positif, kemampuan mengekpresikan perasaan, dan mempunyai hubungan
interpersonal yang baik, agar terjalin hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Variabel ini akan diukur berdasarkan teori
Habber dan Runyon 1984 Subjek dinilai mempunyai penyesuaian diri yang
baik apabila memiliki skor yang tinggi pada skala penyesuaian diri. Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
subjek dinilai mempunyai penyesuaian diri yang rendah apabila memiliki skor yang rendah pada skala penyesuaian diri.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Dalam suatu penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam setiap penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan.
Populasi adalah individu yang bisa dikenai generalisasi dari pernyataan- pernyataan yang diperoleh dari sampel penelitian Hadi, 2000. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah para pensiunan di Kota Medan. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah :
a. Pensiunan yang telah pensiun selama kurang dari 5 tahun.
Septanti 2009 mengungkapkan, bahwa penyesuaian diri pada masa pensiun tergantung pada waktu sejak dimulainya masa pensiun.
Menurutnya, saat seorang lansia baru saja menginjak 1-4 tahun usia pensiun, perhatian dari keluarga sangat berarti dan penting, namun saat
menginjak tahun ke-5, umumnya lansia sudah mampu menganggap pensiun sebagai suatu hal yang biasa, bukan suatu hal yang istimewa.
Dengan kata lain, lansia yang sudah menjalani pensiun lebih dari lima tahun dapat dianggap sudah terbiasa dengan situasi pensiun, karena itu,
dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah sampel yang telah pensiun selama kurang dari 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Menurut Efendi 2008, pegawai swasta umumnya lebih merasa cemas saat menghadapi pensiun dikarenakan jaminan perlindungan di hari tua
bagi mereka tidak memadai, mereka tidak memperoleh fasilitas pensiun setiap bulan, dan hanya memperoleh sejumlah uang di akhir masa jabatan.
Sementara pada pegawai negeri sipil, keadaannya lebih baik, hal ini dikarenakan mereka tetap memperoleh fasilitas pensiun setiap bulannya
Joeismail, 2009. Oleh karena itu, untuk penyetaraan, pada penelitian ini peneliti hanya mengambil pensiunan pegawai negeri sipil. Hal ini
dikarenakan pada pegawai negeri sipil terdapat sistem yang jelas mengenai jumlah gaji pokok yang menjadi penentu jumlah uang pensiun yang
diterima oleh seseorang. Sementara pada pegawai swasta, jumlah pesangon yang diterima seseorang tidaklah sama. Hal ini dikarenakan
jumlah pesangon tersebut sangat tergantung pada seberapa besar perusahaan menggaji pegawainya. Oleh sebab itu, dikarenakan tidak
adanya sistem yang sama dalam hal penggajian di perusahaan-perusahaan swasta kecuali bahwa jumlah gaji haruslah sesuai standar UMR, maka
peneliti tidak mengambil sampel dari kalangan pensiunan pegawai swasta. c.
Memiliki Penghasilan atau Pendapatan Minimal Rp.1.100.000; bulan Menurut Hurlock 1994, status ekonomi yang baik akan memungkinkan
seseorang untuk hidup dengan nyaman dan dapat menikmati hidupnya. Karena itu, status ekonomi merupakan salah satu hal yang penting untuk
penyesuaian yang baik pada masa pensiun. Menurut Santrock 2001,
Universitas Sumatera Utara
status ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi secara umum dari seseorang dalam masyarakat dilihat dari pendapatan keluarga, pekerjaan,
dan tingkat pendidikan. Dimana status ekonomi seseorang akan menentukan layak atau tidaknya kehidupan yang dijalaninya. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 88, setiap pekerjaburuh berhak memperoleh
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dimana untuk memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
tersebut diperlukanlah adanya suatu kebijakan yang menetapkan besarnya upah minimum yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak yang
sesuai dengan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Berdasarkan
Keputusan Gubernur
Sumatera Utara
Nomor 188.4424KPTSTahun 2010 tentang Upah Minimum Sektor Kota Medan
mengacu pada
Keputusan Gubernur
Sumatera Utara
Nomor 5615492K2009 ditetapkan upah minimum di Kota Medan sebesar
Rp.1.100.00; dalam www.analisadaily.com. Karena itu, dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah subjek yang memiliki pendapatan minimal
Rp.1.100.000;bulan, dengan pertimbangan besaran pendapatan tersebut merupakan standar pendapatan minimal yang harus dimiliki seseorang
untuk hidup secara layak di Kota Medan. d.
Tidak sedang mengalami penyakit kronis Menurut Hurlock 1994, kesehatan yang buruk pada waktu pensiun
memudahkan penyesuaian sedangkan orang sehat mungkin cenderung
Universitas Sumatera Utara
melawan untuk melakukan penyesuaian diri. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini subjek yang diambil adalah subjek yang berada dalam
kondisi sehat dan tidak sedang mengalami penyakit kronis tertentu. Selain pertimbangan penyetaraan kondisi subjek, pertimbangan lainnya adalah
untuk kemudahan pengambilan data. Subjek yang tengah mengalami sakit kronis tertentu dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam
memberikan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. e.
Berdomisili di Kota Medan Menurut Hurlock 1994, tempat tinggal seseorang mempengaruhi
penyesuaian terhadap masa pensiun, semakin besar masyarakat menawarkan berbagai kekompakan dan pelbagai kegiatan bagi orang usia
lanjut, semakin lebih baik penyesuaian seseorang di masa pensiun. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian
terhadap subjek yang berdomisili di Kota Medan. Selain pertimbangan agar subjek tinggal di lingkungan yang sama, pertimbangan lainnya
mengacu pada upah minimum yang harus dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan pasal 89
disebutkan bahwa upah minimum yang menjamin penghidupan layak bagi individu
adalah berbeda
berdasarkan wilayah
provinsi atau
kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode pengambilan sampel
Penelitian sampel dilakukan dengan menggeneralisasikan sampel dan menarik kesimpulan penelitian sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi
Azwar, 2006. Menurut Hadi 2000, sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menentukan sifat-sifat dan ciri-ciri yang dikendalikan dari
populasi. Sampel juga harus memiliki sedikitnya satu sifat sama agar dapat dilakukan generalisasi.
Teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik non probability sampling secara incidental, dimana setiap anggota populasi tidak mendapat kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel dari populasi didasarkan pada faktor kesediaan dan kemudahan dijumpainya sampel yang sesuai dengan
karakteristik tertentu Hadi, 2000. Nasir 2006 mengungkapkan bahwa
incidental sampling dapat digunakan jika populasi penelitian tidak diketahui jumlahnya. Oleh sebab itu, karena di dalam penelitian ini peneliti tidak dapat
mengetahui secara tepat jumlah populasi penelitian yang terdiri dari seluruh pensiunan baik swasta maupun negeri, maka peneliti memutuskan untuk memakai
teknik incidental. Menurut Azwar 2006, jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah
cukup banyak. Kekuatan tes akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel, maka jumlah yang direncanakan dalam penelitian ini kira-kira sebanyak
Universitas Sumatera Utara
120 orang, dimana 60 orang sampel akan dilibatkan dalam proses try out, dan 60 lainnya adalah sampel yang digunakan untuk penelitian.
D. METODE PENGAMBILAN DATA
Dalam usaha mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data
dengan skala atau disebut dengan metode skala. Skala yaitu suatu metode pengumpulan data yang merupakan suatu daftar
pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis Hadi, 2000. Skala merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek. Skala
merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu
yang sedang dihadapi Azwar, 2006. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian
berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek dalam penelitian adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya sama dengan yang dimaksudkan peneliti.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial keluarga dan skala penyesuaian diri di masa pensiun.
Universitas Sumatera Utara
1. Skala dukungan sosial keluarga
Skala dukungan sosial keluarga dibuat dalam bentuk skala likert. Aitem- aitem dalam skala ini disusun berdasarkan kombinasi dimensi dukungan sosial
yang dikemukakan oleh House dalam Smet, 1994. Metode skala yang digunakan, disajikan dalam bentuk pernyataan-
pernyataan. Pernyataan dalam skala ini berbentuk skala jenjang yang mengungkap intensitas kejadian. Skala yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban yaitu :
Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan bersifat favorabel pernyataan berbentuk
positif dan tidak favorabel pernyataan bersifat negatif. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorabel adalah SS =
4, S = 3 , TS = 2 dan STS = 1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak favorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
1. Dukungan
Emosional Memperoleh
ungkapan empati,
kepedulian, dan
perhatian dari
keluarga 1,9,17,25,33,
41,49, 5,13,21,29,37,
45,53, 14
25
2. Dukungan
Penghargaan Memperoleh
ungkapan penghargaan,
dorongan
untuk maju,
dan perbandingan
positif dari keluarga 2,10,18.26,34,
42,50, 6,14,22,30,38,
46,54, 14
25
3. Dukungan
Instrumental Memperoleh
bantuan langsung
berupa materiil
dari keluarga 3,11,19,27,35,
43,51, 7,15,23,31,39,
47,55, 14
25
4. Dukungan
Informatif Mendapatkan
nasehat, petunjuk- petunjuk,
saran, atau umpan balik
dari keluarga 4,12,20,28,36,
44,52, 8,16,24,32,40,
48,56, 14
25
Total 56
100
Universitas Sumatera Utara
2. Skala penyesuaian diri di masa pensiun
Skala penyesuaian diri di masa pensiun dibuat dalam bentuk skala likert. Aitem-aitem dalam skala ini disusun berdasarkan kombinasi karakteristik
penyesuaian diri efektif yang dikemukakan oleh Habber dan Runyon 1984. Metode skala yang digunakan, disajikan dalam bentuk pernyataan-
pernyataan. Pernyataan dalam skala ini berbentuk skala jenjang yang mengungkap intensitas kejadian. Skala yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban yaitu :
Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan bersifat favorabel pernyataan berbentuk
positif dan tidak favorabel pernyataan bersifat negatif. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorabel adalah SS =
4, S = 3 , TS = 2 dan STS = 1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak favorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Penyesuaian Diri di Masa Pensiun
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
Menyadari, mengakui,
dan mampu menerima
dirinya sebagai
seorang pensiunan 1,15,25,35,
45,55,61,71 8
1. Persepsi
akurat terhadap realita
Mampu menentukan
tujuan hidup,
memodifikasinya, dan
menyadari konsekuensi dari
tujuan hidup
tersebut 6,20,26,36,
46,60,70,72 8
21,6
2. Kemampuan
mengatasi stres dan kecemasan
Mampu mencari
solusi dari
masalah-masalah yang dihadapi
2,14,24,34, 44,54,62
7,19,27,37, 47,59,69
14 18,9
3. Citra diri yang positif
Memiliki pikiran positif mengenai
diri sendiri,
namun tetap
menyadari adanya kekurangan diri
3,13,23,33, 43,53,63
8,18,28,38, 48,58,68
14 18,9
4. Kemampuan
mengekspresikan perasaan
Mampu mengekspresikan
emosi secara tepat dan terkendali
4,12,22,32, 42,52,64
9,17,29,39, 49,57,67
14 18,19
5. Mempunyai
hubungan Mampu menjalin
hubungan baik
dan berbagi
perasaan dengan orang lain
5,11,21,31, 50,56,66,74
8 21,6
Universitas Sumatera Utara
interpersonal yang
baik Menyadari
kekurangan yang terjadi
dalam proses
menjalin hubungan
10,16,30,40, 41,51,65,73
8
Total
74 100
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity, yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur tes dalam melakukan
fungsi ukurnya Azwar, 2000 Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content
validity. Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Isi tes harus tetap
relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistik tetapi menggunakan validitas rasional Azwar,
2000. Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional atau lewat
professional judgment. Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem-
aitem yang mengacu pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem
dijadikan alat ukur.
Universitas Sumatera Utara
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang
berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi atau alat kepecayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000 Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal
yaitu single trial administration yang artinya menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan sekali saja pada sekelompok subjek. Pendekatan ini dipandang
ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2004. Formula statistika yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur
adalah Alpha Cronbach dengan bantuan komputerisasi dari program SPSS versi 15.0 for Windows. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan koefisien
reliabilitas minimal 0.3, maka aitem-aitem yang berada di bawah standar 0,3 dianggap tidak reliabel.
3. Daya Beda Aitem
Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atau yang tidak memiliki atribut yang
diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes secara
keseluruhan Azwar, 2006. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi korelasi antara
distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor
Universitas Sumatera Utara
total tes itu sendiri, dengan mengunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total
yang dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2006. Uji daya beda aitem ini akan digunakan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala dukungan
sosial dan skala penyesuaian diri.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba skala dukungan sosial keluarga dan skala penyesuaian diri di masa pensiun dilakukan pada 60 orang pensiunan pegawai negeri sipil yang baru
menjalani masa pensiun dalam rentang 1-5 tahun, memiliki penghasilan diatas Rp. 1.100.000;, tidak sedang menderita penyakit kronis dan berdomisili di kota
Medan.
1. Skala Dukungan Sosial Keluarga
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 56 aitem yang terdapat di dalam skala dukungan sosial keluarga, ternyata sebanyak 3 aitem dinyatakan
gugur, yaitu aitem 11, 27, dan 35. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari r
xy
= 0.301 sampai dengan r
xy
= 0.773. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga Setelah Uji Coba
Keterangan : Angka Berwarna Merah
= Aitem Gugur Seperti yang terlihat pada tabel. 3, diketahui bahwa dari 56 aitem yang
diujicobakan terdapat 53 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi r
ix
0.3 dengan nilai koefisien alpha α sebesar 0.960. Azwar 2006 menyatakan bahwa
kriteria berdasarkan korelasi aitem total yang biasanya digunakan adalah pada batasan r
ix
0.3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
1. Dukungan
Emosional Memperoleh
ungkapan empati,
kepedulian, dan
perhatian dari
keluarga 1,9,17,25,33,
41,49, 5,13,21,29,37,
45,53, 14
25
2. Dukungan
Penghargaan Memperoleh
ungkapan penghargaan,
dorongan
untuk maju,
dan perbandingan
positif dari keluarga 2,10,18.26,34,
42,50, 6,14,22,30,38,
46,54, 14
25
3. Dukungan
Instrumental Memperoleh
bantuan langsung
berupa materiil
dari keluarga 3,
11 ,19,
27 ,
35 ,
43,51, 7,15,23,31,39,
47,55, 14
25
4. Dukungan
Informatif Mendapatkan
nasehat, petunjuk- petunjuk,
saran, atau umpan balik
dari keluarga 4,12,20,28,36,
44,52, 8,16,24,32,40,
48,56, 14
25
Total 56
100
Universitas Sumatera Utara
bedanya dianggap memuaskan. Peneliti menggunakan 53 aitem yang lolos seleksi untuk aitem di dalam alat ukur penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru
bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan sosial keluarga yang digunakan dalam penelitian
disajikan pada Tabel. 4 berikut :
Tabel 4 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Keluarga Pada Saat Penelitian
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
1. Dukungan
Emosional Memperoleh
ungkapan empati,
kepedulian, dan
perhatian dari
keluarga 1,9,17,25,33,
41,49 5,13,21,29,37,
45,53 14
26,4
2. Dukungan
Penghargaan Memperoleh
ungkapan penghargaan,
dorongan
untuk maju,
dan perbandingan
positif dari keluarga 2,10,18,26,34,
42,50 6,14,22,30,
35,38,46 14
26,4
3. Dukungan
Instrumental Memperoleh
bantuan langsung
berupa materiil
dari keluarga 3,19, 43,51
7,15,23,27, 31,39,47
11 20,7
4. Dukungan
Informatif Mendapatkan
nasehat, petunjuk- petunjuk,
saran, atau umpan balik
dari keluarga 4,12,20,28,36,
44,52 8,11,16,24,
32,40,48 14
26,4
Total
53 100
Universitas Sumatera Utara
2. Skala Penyesuaian Diri di Masa Pensiun
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 74 aitem yang terdapat di dalam skala penyesuaian diri di masa pensiun, ternyata sebanyak 23 aitem
dinyatakan gugur, yaitu aitem 1, 4, 5, 6, 10, 13, 20, 21, 22, 25, 31, 32, 36, 39, 41, 42, 43, 55, 62, 63, 66, 69, 74. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi
kriteria bergerak bergerak dari r
xy
= 0.311 sampai dengan r
xy
= 0.734. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Distribusi Susunan Aitem-Aitem Skala Penyesuaian Diri di Masa Pensiun Setelah Uji Coba
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
Menyadari, mengakui,
dan mampu menerima
dirinya sebagai
seorang pensiunan 1
,15, 25
,35, 45,
55 ,61,71
8 1.
Persepsi akurat
terhadap realita
Mampu menentukan
tujuan hidup,
memodifikasinya, dan
menyadari konsekuensi dari
tujuan hidup
tersebut 6,20
,26, 36
, 46,60,70,72
8 21,6
2. Kemampuan
mengatasi stres dan kecemasan
Mampu mencari
solusi dari
masalah-masalah yang dihadapi
2,14,24,34, 44,54,
62 7,19,27,37,
47,59, 69
14 18,9
3. Citra diri yang positif
Memiliki pikiran positif mengenai
diri sendiri,
namun tetap
menyadari adanya kekurangan diri
3, 13
,23,33, 43
,53, 63
8,18,28,38, 48,58,68
14 18,9
Universitas Sumatera Utara
4. Kemampuan
mengekspresikan perasaan
Mampu mengekspresikan
emosi secara tepat dan terkendali
4 ,12,
22 ,
32 ,
42 ,52,64
9,17,29, 39,
49,57,67 14
18,19
Mampu menjalin hubungan
baik dan
berbagi perasaan dengan
orang lain 5
,11, 21
, 31
, 50,56,
66,74 8
5. Mempunyai
hubungan interpersonal
yang baik
Menyadari kekurangan yang
terjadi dalam
proses menjalin
hubungan 10
,16,30,40, 41
,51,65,73 8
21,6
Total 74
100 Keterangan :
Angka Berwarna Merah = Aitem Gugur
Seperti yang terlihat pada tabel. 4, diketahui bahwa dari 74 aitem yang diujicobakan terdapat 51 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi r
ix
0.3 dengan nilai koefisien a
lpha α sebesar 0.941. Azwar 2006 menyatakan bahwa kriteria berdasarkan korelasi aitem total yang biasanya digunakan adalah pada
batasan r
ix
0.3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan. Peneliti menggunakan 51 aitem yang lolos seleksi
untuk aitem di dalam alat ukur penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi
aitem-aitem skala penyesuaian diri di masa pensiun yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 6 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 Distribusi Aitem-Aitem Skala Penyesuaian Diri di Masa Pensiun Pada Saat Penelitian
Aitem No.
Dimensi Indikator
Perilaku Favorabel
Unfavorabel Total
Bobot
Menyadari, mengakui,
dan mampu menerima
dirinya sebagai
seorang pensiunan 1,15
8, 21,31 5
1. Persepsi
akurat terhadap realita
Mampu menentukan
tujuan hidup,
memodifikasinya, dan
menyadari konsekuensi dari
tujuan hidup
tersebut 51
10,23,33,37 5
19,6
2. Kemampuan
mengatasi stres dan kecemasan
Mampu mencari
solusi dari
masalah-masalah yang dihadapi
5,16,24,32, 39,42
12,27,35,43, 46,49
12 23,5
3. Citra diri yang positif
Memiliki pikiran positif mengenai
diri sendiri,
namun tetap
menyadari adanya kekurangan diri
7,18,26, 34
3,14,29,40, 44,48,50
11 21,5
4. Kemampuan
mengekspresikan perasaan
Mampu mengekspresikan
emosi secara tepat dan terkendali
9,20,28 6,25,38,41,
45,47 9
17,6
Mampu menjalin hubungan
baik dan
berbagi perasaan dengan
orang lain 11
4,19 3
5. Mempunyai
hubungan interpersonal
yang baik
Menyadari kekurangan yang
terjadi dalam
proses menjalin
hubungan 13,22,30
2,17,36 6
17,6
Total 51
100
Universitas Sumatera Utara
G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa prosedur yaitu:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang
disusun sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing sebagai professional judgement untuk skala
dukungan sosial keluarga dan skala penyesuaian diri di masa pensiun. Skala pertama adalah skala dukungan sosial keluarga, dimana empat
dimensi dukungan sosial pembentuk skala tersebut diambil berdasarkan teori House dalam Smet, 1994. Skala kedua adalah skala penyesuaian diri di masa
pensiun, dimana 5 dimensi penyesuaian diri pembentuk skala tersebut diambil berdasarkan teori Habber dan Runyon 1984.
Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan, dimana
terdapat 56 aitem untuk skala dukungan sosial keluarga, dan 74 aitem untuk skala penyesuaian diri di masa pensiun. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang
sebenarnya, skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang
subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 24 Februari 2010 hingga 11 Maret 2010. Dari hasil uji
coba tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur
Universitas Sumatera Utara
melalui perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan penyebaran skala pada 60 orang subjek penelitian yang dipilih secara incidental dan sesuai dengan karakteristik
sampel. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 4 Mei 2010.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 15.0 for windows.
H. METODE ANALISIS DATA
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 15.0 for Windows.
Sebelum data diolah terlebih dahulu dilakukan uji asumsi, yaitu: 1.
Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian masing-masing variabel yakni dukungan sosial dan penyesuaian diri telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
One-sample kolmogorov smirnov.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Linearitas Hubungan
Uji linearitas hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel dukungan sosial telah berkorelasi secara linear terhadap variabel penyesuaian diri.
Uji linearitas hubungan yang digunakan adalah uji F, dimana jika p 0.05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linear. Namun,
jika p 0.05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung tersebut tidak linear. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan hasil sesuai dengan data yang diperoleh.
A. Gambaran subjek penelitian
Subjek penelitian berjumlah 60 orang. Peneliti memperoleh gambaran subjek peneitian berdasarkan jenis kelamin, jabatan terakhir yang diduduki saat
pensiun, dan pekerjaan istri.
1. Jenis kelamin subjek penelitian
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Jumlah N Presentase
Laki-laki 46
76.7 Perempuan
14 23.3
Total 60
100
Berdasarkan pada tabel 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 46 orang 76.7, dan subjek yang berjenis kelamin perempuan
adalah sebanyak 14 orang 23.3.
Universitas Sumatera Utara