f Regresi Menurut Santrock 2002, lansia yang memiliki penyesuaian diri yang
lebih baik pada fase pensiun adalah orang-orang lansia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas
baik keluarga maupun teman-teman, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun. Sementara itu penyesuaian diri lansia yang buruk
adalah orang-orang yang tidak mengontrol hidup dan emosinya setelah pensiun, kesulitan membuat transisi dan penyesuaian memasuki usia lanjut, berpikir negatif
tentang pensiun, mengalami stress selama pensiun seperti layaknya stres saat menghadapi kematian pasangan hidupnya.
5. Karakteristik penyesuaian diri yang efektif
Selama rentang kehidupan, manusia akan selalu mengalami perubahan. Penyesuaian diri yang efektif terukur dari seberapa baik seseorang mengatasi
perubahan dalam hidupnya. Menurut Habber dan Runyon 1984, penyesuaian diri yang efektif adalah menerima keterbatasan-keterbatasan yang tidak bisa
berubah dan secara aktif memodifikasi keterbatasan yang masih bisa diubah. Berikut akan dijelaskan karakteristik penyesuaian diri yang efektif menurut
Habber dan Runyon 1984: a. Persepsi akurat terhadap realita
Persepsi terkait dengan keinginan dan motivasi pribadi, sehingga terkadang persepsi tersebut tidak murni sama dengan realita dan lebih
merupakan keinginan individu. Penyesuaian diri individu dianggap baik apabila ia mampu untuk mempersepsikan dirinya sesuai dengan realita.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, ia juga mempunyai tujuan yang realistis, mampu memodifikasi tujuan tersebut apabila situasi dan kondisi lingkungan menuntutnya untuk
itu, serta menyadari konsekuensi tindakan yang diambil dan mengarahkan tingkah laku sesuai dengan konsekuensi tersebut.
b. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan Halangan yang dialami individu disetiap proses pemenuhan kebutuhan
atau pencapaian tujuan, dapat menimbulkan kegelisahan dan stres. Penyesuaian diri dikatakan baik apabila mampu mengatasi halangan,
masalah, dan konflik yang timbul dengan baik. c. Citra diri yang positif
Individu harus mempunyai citra diri yang positif dengan tetap menyadari sisi negatif dari dirinya, dimana individu menyeimbangkan persepsinya
dengan persepsi orang lain. d. Kemampuan mengekpresikan perasaan
Individu yang sehat secara emosional mampu untuk merasakan dan mengekspresikan seluruh emosinya. Pengekspresian emosi dilakukan
secara realistis, terkendali dan konstruktif, serta tetap menjaga keseimbangan antara kontrol ekspresi yang berlebihan dengan kontrol
ekspresi yang kurang. e. Mempunyai hubungan interpersonal yang baik
Individu yang penyesuaian dirinya baik, mampu untuk saling berbagi perasaan dan emosi. Mereka mempunyai kompetensi menjalin hubungan
dengan orang lain, mampu untuk mencapai kadar keintiman yang layak
Universitas Sumatera Utara
dalam hubungan sosial, dan menyadari bahwa suatu hubungan tidaklah selalu mulus.
Menurut Septanti 2009, penyesuaian diri di masa pensiun terjadi saat seorang lansia baru saja menginjak 1-4 tahun usia pensiun. Pada masa ini,
perhatian dari keluarga sangat berarti dan penting, namun saat menginjak tahun ke-5, umumnya lansia sudah mampu menganggap pensiun sebagai suatu hal yang
biasa, bukan suatu hal yang istimewa. Dengan kata lain, lansia yang sudah menjalani pensiun lebih dari lima tahun dapat dianggap sudah terbiasa dengan
situasi pensiun. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
diri di masa pensiun adalah suatu bentuk perubahan perilaku individu di masa pensiun yang memenuhi karakteristik seperti, persepsi akurat terhadap realita,
kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri yang positif, kemampuan mengekpresikan perasaan, dan mempunyai hubungan interpersonal yang baik,
agar terjalin hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Penyesuaian diri dilakukan oleh setiap orang yang memasuki
masa pensiun. Adapun baik-buruknya penyesuaian diri akan mempengaruhi kondisi psikologis seorang pensiunan. Ketika seorang pensiunan mampu
menyesuaikan dirinya dengan baik, maka ia akan terhindar dari gangguan psikologis maupun fisiologis seperti stres, sakit, tidak mampu membentuk
hubungan personal yang baik, dan sebagainya. Sebaliknya saat seseorang memiliki penyesuaian diri yang buruk, maka akan timbul berbagai masalah
Universitas Sumatera Utara
meliputi gangguan-gangguan psikologis dan fisiologis seperti stres, cemas, sakit, mudah marah, dan sebagainya.
C. PENSIUN