B. PENYESUAIAN DIRI
1. Pengertian penyesuaian diri
Kartono 2000 menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah kegiatan adaptasi, atau mengakomodasi diri. Calhoun dan Acocella 1995 mengatakan
bahwa penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi seseorang yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungannya. Ketiga faktor
ini secara konstan mempengaruhi seseorang, dan hubungan tersebut bersifat timbal balik.
Menurut Lazarus 1976 penyesuaian diri merupakan usaha mencocokkan kemampuan untuk mengatasi secara efektif, merubah tingkah laku yang lebih
sesuai dan juga terdiri dari proses-proses psikologis untuk mengatasi berbagai tuntutan atau tekanan yang berasal dari lingkungannya. Hurlock dalam Gunarsa,
1986 ,menyatakan bahwa subjek yang mampu menyesuaikan diri kepada kelompoknya akan memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenangkan,
sehingga ia dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Sedangkan menurut Schneider 1964, penyesuaian diri melibatkan respon-respon mental dari
tingkah laku, dimana individu berusaha untuk menanggulangi kebutuhan- kebutuhan dalam dirinya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keharmonisan
antara tuntutan dari dalam diri, dan tuntutan dari lingkungan dimana individu tersebut berada. Jadi untuk melakukan penyesuaian diri dibutuhkan adanya
kecakapan seseorang dalam memberi reaksi yang efisien kepada diri sendiri maupun kepada lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku individu yang dilakukan agar sesuai
dengan keadaan dan keinginan lingkungan.
2. Aspek – aspek penyesuaian diri
Menurut Mutadin 2002, penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
a Penyesuaian Personal Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya
sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya,
apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi
ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.
Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa
kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan
emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak antara individu dengan tuntutan
yang diharapkan oleh lingkungan. Jarak inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan
Universitas Sumatera Utara
kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
b Penyesuaian Sosial Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Proses saling mempengaruhi
satu sama lain ada di dalam masyarakat, sehingga timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat
dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Bidang ilmu psikologi sosial,
mengenal proses ini dengan sebutan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu
hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya,
keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Kedua unsur tersebut, individu dan masyarakat, sebenarnya sama-sama memberikan
dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas masyarakat diperkaya
oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh individu. Proses interaksi yang diserap atau dipelajari individu dalam masyarakat
saja masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial
dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma
dan peraturan sosial kemasyarakatan. Proses penyesuaian sosial ini
Universitas Sumatera Utara
mengharuskan individu untuk mulai berkenalan dan mematuhi kaidah- kaidah dan peraturan-peraturan tersebut sehingga menjadi bagian dari
pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok. Hal ini perlu dilakukan untuk mencapai penyesuaian bagi
persoalan-persoalan hidup, agar tetap sehat dari segi kejiwaan maupun sosial.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri