Senjangan Anggaran Kejelasan Tujuan Anggaran

kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerja sama di antara manajer. Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam pembuatan anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daerah melalui usulan dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah unit kerja.

2.1.4. Senjangan Anggaran

Siegel Marconi dalam Puspaningsih 2002 menyatakan bahwa senjangan anggaran merupakan usaha yang dapat dibuat oleh manajer sehubungan dengan partisipasinya dalam penganggaran. Lebih lanjut Iksan Ishak 2005 mengatakan manajer membuat senjangan ini dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah, biaya lebih tinggi atau mengestimasikan terlalu tinggi jumlah input yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output. Hopwood 1989 menyatakan bahwa senjangan anggaran merupakan suatu usaha untuk memanipulasi anggaran dengan harapan mencapai kinerja yang lebih baik. Anggaran dimanipulasi dengan target yang lebih mudah dicapai. Hal ini juga merupakan disfungsional organisasi yang justru akan mengakibatkan kinerja manajerial yang sebenarnya menjadi rendah karena target yang ditentukan terlalu rendah. Oleh karena itu, meskipun partisipasi manajer bisa menguntungkan kinerja manajerial dalam mengakses informasi privat, namun Universitas Sumatera Utara asimetri informasi juga dapat meningkatkan senjangan anggaran dalam proses penetapan anggaran secara partisipatif, tanpa adanya insentif yang sungguh – sungguh untuk mengkomunikasikan informasi secara jujur, dengan demikian manfaat dari penganggaran partisipatif akan hilang. Merchant 1981 menyatakan hubungan negatif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh senjangan anggaran yang timbul akibat partisipasi yang tinggi dalam penganggaran tersebut. Senjangan anggaran yang merupakan disfungsional dalam penganggaran ini adalah usaha yang dilakukan untuk melonggarkan anggaran dengan harapan dapat mencapai kinerja yang lebih baik.

2.1.5. Kejelasan Tujuan Anggaran

Dalam UU No. 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelas peran DPRDPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD’ 45. Sehubungan dengan itu, dalam undang-undang ini disebutkan bahwa belanja negara atau daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Hal tersebut berarti bahwa setiap pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja harus mendapat persetujuan DPRDPRD. Universitas Sumatera Utara Kajian teoritis sebagai dasar dalam penelitian ini masih banyak menggunakan kajian teoritis pada sektor swasta yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Hal ini dilakukan karena variabel-variabel yang diteliti masih menggunakan dengan variabel penelitian pada sektor privat. Namun tidak mengurangi kajian-kajian teoritis yang berhubungan dengan sektor publik sebagai dasar dalam mendukung penelitian ini. Kenis 1979 menguraikan terdapat 5 Budgetary Goal Characteristics: 1. Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran menunjukkan pada luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah dalam memahami anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban anggaran mereka. 2. Kejelasan Tujuan Anggaran Kejelasan tujuan anggaran menunjukkan luasnya tujuan anggaran yang dinyatakan secara spesifik dan jelas, dan dimengerti oleh siapa saja yang bertanggung jawab. 3. Umpan Balik Anggaran Kenis 1979 menemukan hanya kepuasan kerja dan motivasi anggaran ditemukan signifikan dengan hubungan yang agak lemah dengan umpan balik anggaran. Umpan balik mengenai tingkat pencapaian tujuan anggaran tidak efektif dalam memperbaiki kinerja dan hanya efektif secara marginal dalam memperbaiki sikap manajer. Penemuan ini gagal untuk menjelaskan hasil dari Universitas Sumatera Utara berbagai studi dengan hubungan umpan balik sikap, kinerja dalam pengaturan tugas dan sasaran task-goal setting. 4. Evaluasi Anggaran Evaluasi anggaran menunjuk pada luasnya perbedaan anggaran yang digunakan kembali oleh individu pimpinan departemen dan digunakan dalam evaluasi kinerja mereka. 5. Kesulitan Tujuan Anggaran Tujuan anggaran adalah range dari sangat longgar dan mudah dicapai sampai sangat ketat dan tidak dapat dicapai. Tujuan yang mudah dicapai gagal untuk memberikan suatu tantangan untuk partisipan, dan memiliki sedikit pengaruh motivasi. Tujuan yang sangat ketat dan tidak dapat dicapai, mengarahkan pada perasaan gagal, frustrasi, tingkat aspirasi yang rendah, dan tujuan partisipan. Riyanto 2003 mengatakan hubungan karakteristik anggaran, dalam hal ini kejelasan tujuan anggaran dengan senjangan anggaran, dipengaruhi oleh faktor-faktor individual yang bersifat atribut secara psikologis psychological attributes. Efektif atau tidaknya kejelasan tujuan anggaran sangat ditentukan oleh psychological attributes . Implikasinya, faktor-faktor individual tersebut berfungsi sebagai pemoderasi dalam hubungan kejelasan tujuan anggaran dengan senjangan anggaran. Contoh psychological attributes tersebut adalah komitmen organisasi. Kejelasan tujuan anggaran akan mempermudah aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan. Komitmen yang tinggi dari aparat pemerintah daerah akan berimplikasi Universitas Sumatera Utara pada komitmen untuk bertanggung-jawab terhadap penyusunan anggaran tersebut. Dengan demikian, semakin jelas sasaran anggaran aparat pemerintah daerah dan dengan didorong oleh komitmen yang tinggi, akan mengurangi senjangan anggaran pemerintah daerah.

2.1.6. Motivasi Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Perangkat Daerah Di Pemerintahan Kabupatan Karo

3 44 117

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

3 10 120

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARO.

0 4 29

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

(ABSTRAK) PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN , EVALUASI ANGGARAN DAN KESULITAN TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

0 0 1

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 1 14

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 0 2

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 0 8