Uji Asumsi Klasik Model Analisis Data

mengukur realibitas pengamatan adalah Alpha dari Chronbach dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan : jika alpha 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel, sebaliknya jika alpha 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.

4.7. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum Best Linier Unbiased Estimator = BLUE, yang berarti model regresi tidak mengandung masalah Widarjono, 2005. Suatu model regresi dikatakan tidak mengandung masalah apabila data yang digunakan dalam suatu penelitian terbebas dari asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas, sedangkan uji multikolinieritas dan autokorelasi tidak digunakan dalam penelitian ini, karena variabel bebas yang digunakan hanya satu. a. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran normal. Normalitas data dapat dilihat dengan mengamati sebaran Plot pada Grafik P-P Plot. suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila plot – plot pada Grafik P-P Plot memiliki pola linier dan tertumpu di sekitar garis diagonal Grafik P-P Plot. Universitas Sumatera Utara b. Uji Heterokedastisitas Ghozali 2005 mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas dilakukan uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual sebagai variabel terikat dengan variabel bebas. Deteksi ada atau tidaknya heterosdekastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID.

4.8. Model Analisis Data

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan kausalitas konstruk – konstruk laten variabel-variabel psikologis abstrak, yaitu persepsi terhadap kinerja aparat, partisipasi anggaran, senjangan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, motivasi kerja dan budaya organisasi. Pengukuran konstruk – konstruk laten sulit dilakukan dan sangat rentan dengan kesalahan. Kuncoro 2006 menyebutkan Structure Equition Modeling SEM sangat baik digunakan untuk meminimalisir tingkat kesulitan dan kesalahan pengukuran konstruk. Formasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel intervening. Hubungan ketiga variabel ini akan dianalisis dengan menggunakan path analysis analisis jalur dengan struktur persamaan : Universitas Sumatera Utara Path 1 : Pengaruh Langsung Y = β + β 1 X 1 + e Path 2 : Melalui Senjangan Anggaran X 2 = B + β 1 X 1 + e Y = B + B 2 X 2 + e Path 2 = β 1 X 1 B 2 X 2 Path 3 : Melalui Kejelasan Tujuan Anggaran X 3 = B + β 1 X 1 + e Y = B + B 3 X 3 + e Path 3 = β 1 X 1 B 3 X 3 Path 4 : Melalui Motivasi Kerja X 4 = B + β 1 X 1 + e Y = B + B 4 X 4 + e Path 4 = β 1 X 1 B 4 X 4 Path 5 : Melalui Motivasi Kerja X 5 = B + β 1 X 1 + e Y = B + B 5 X 5 + e Path 5 = β 1 X 1 B 5 X 5 Dimana : Y = Kinerja SKPD; β 0 - β 6 = koefisien regresi; X 1 = Partisipasi Anggaran Universitas Sumatera Utara X 2 = Senjangan Anggaran X 3 = Kejelasan Tujuan Anggaran X 4 = Motivasi Kerja X 5 = Budaya Organisasi e = error Untuk membuktikan signifikansi hipotesis, digunakan uji Uji-t statistik dengan tingkat keyakinan 95 α = 0,05. Urutan Uji t : a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H : β i = 0 i = 1,2,3,….....5 H a : β i ≠0 i = 1,2,3,…….5 Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : dimana : b i = koefesien regresi masing-masing variabel Sb i = standar error masing-masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95. b. Kriteria pengujian : t hitung t tabel = H 1 diterima t hitung ≤ t tabel = H 1 ditolak i i hit sb b t = Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Secara geografis Daerah Kabupaten Karo terletak antara 02 o 50’ sd 03 o 19’ LU dan 97 o 55’ sd 98 o 38’ BT. Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km sebelah selatan kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Daerah Kabupaten Karo terletak di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan total luas administrasi 2.127,25 km² atau 212.725 ha. Wilayah Kabupaten Karo berbatasan dengan: a. Kabupaten Langkat dan Deli Serdang dibagian Utara; b. Kabupaten Simalungun dibagian Timur; c. Kabupaten Dairi dibagian Selatan; dan d. Propinsi Nangro Aceh Darusalam dibagian Barat. Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah kabupaten karo terletak didataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah + 140 m diatas permukaan laut Paya lah-lah Mardingding dan yang tertinggi ialah + 2.451 meter diatas permukaan laut Gunung Sinabung . Daerah kabupaten karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka diwilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur sungai yang dalam dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Perangkat Daerah Di Pemerintahan Kabupatan Karo

3 44 117

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

3 10 120

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARO.

0 4 29

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

(ABSTRAK) PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN , EVALUASI ANGGARAN DAN KESULITAN TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

0 0 1

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 1 14

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 0 2

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi di Kabupaten Karo

0 0 8