4.4.3. Kejelasan Tujuan Anggaran X3
Variabel kejelasan tujuan anggaran merupakan variabel intervening kedua yang dianggap mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja.
Kejelasan tujuan anggaran dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kejelasan tujuan
anggaran adalah alat ukur yang dikembangkan dari Kenis 1979 yang telah disesuaikan oleh Saprudin 2001 dan Abdullah 2004, yang terdiri dari 3 item
pertanyaan, yaitu : 1 Tujuan anggaran jelas dan spesifik; 2 Tujuan anggaran dapat dimengerti dan 3 Keterlibatan dalam perumusan tujuan anggaran. Masing – masing
item tersebut diukur dengan menggunakan Likert’s Summetted Rating LSR dengan pola interval 1 sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan kejelasan tujuan anggaran
sangat tidak jelas dan sebaliknya skala 5 menunjukkan tingkat kejelasan tujuan anggaran sangat jelas.
4.4.4. Motivasi Kerja X4
Variable motivasi kerja merupakan variable intervening ketiga yang dianggap mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja. Motivasi kerja
dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Motivasi kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 6 dimensi yang
Universitas Sumatera Utara
disusun dalam 30 item pernyataan yang diadopsi dari Dunk 1993 dalam Hafsah 2005, antara lain : 1 Prestasi kerja; 2 Pengaruh; 3 Pengendalian; 4
Ketergantungan; 5 Pengembangan, dan 6 Afiliasi. Masing – masing item diukur dengan menggunakan Likert’s Summetted Rating LSR dengan pola interval 1
sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan motivasi kerja sangat rendah dan sebaliknya skala 5 menunjukkan motivasi kerja sangat tinggi.
4.4.5. Budaya Organisasi X5
Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini merupakan variabel intervening keempat yang dianggap mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran
dengan kinerja aparat di SKPD di Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Karo. Budaya organisasi dimaksud dalam penelitian ini adalah seperangkat asumsi
atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 5 dimensi yang disusun dalam 20 item pernyataan
yang dikembangkan dari Kotter dan Heskett, dikutip Soetjipto dan Firmanzah 2006, yang terdiri dari : 1 Proaktif; 2 Unggul; 3 Kerjasama tim; 4 Inovasi dan 5
Bertanggung jawab. Masing – masing item diukur dengan menggunakan Likert’s Summetted Rating LSR dengan pola interval 1 sampai dengan 5. Skala 1
menunjukkan budaya organisasi sangat buruk dan sebaliknya skala 5 menunjukkan budaya organisasi sangat baik .
Universitas Sumatera Utara
4.4.6. Kinerja Jajaran Aparat SKPD di Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Karo Y