Taksonomi Kurma Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Buah Kurma

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kurma

2.1.1 Taksonomi Kurma

Kurma Phoenix dactylifera atau dalam bahasa Arab biasa disebut tamar adalah buah manis dengan kandungan gula lebih dari 50 yang merupakan kebutuhan utama dan menjadi salah satu sektor ekonomi penting di Timur Tengah Franz Augstburger et al., 2002. Kurma merupakan salah satu makanan tertua di dunia selama lebih dari 6000 tahun dan semua bagian dari kurma diketahui bermanfaat tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga untuk kesehatan mengatasi berbagai penyakit dan mengatasi kelaparan karena kurma memiliki kandungan karbohidrat, mineral, serat, vitamin, asam lemak, asam amino, dan protein yang tinggi Al – Shahib dan Marshall, 2003. Berikut ini adalah klasifikasi dari kurma Alebidi, 2008 : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Order : Arecales Family : Arecaceae Genus : Phoenix Species : P. dactylifera Binomial Name : Phoenix dactylifera L. Gambar 2.1 Buah Kurma Alebidi, 2008 Pohon kurma dapat mencapai tinggi 15 – 25 meter, batang pohonnya terbuat dari serat selulosa yang kuat dan dapat dimanfaatkan untuk membuat kayu lapis Al – Shahib dan Marshall, 2003. Saat ini, kurma dibudidayakan di banyak negara di dunia seperti Amerika Serikat California, Arizona, Texas, Meksiko, Brazil, Argentina, Afrika Selatan, Australia, Namibia, namun untuk produksi terbesar tetap berada di daerah Arab dan timur tengah Franz Augstburger et al., 2002. Ada lebih dari 2000 varietas kurma segar di dunia dengan masa panen setiap 8 bulan Al – Shahib dan Marshall, 2003. Gambar 2.2 Beberapa jenis buah kurma yang terkenal Elshibli, 2009

2.1.2 Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Buah Kurma

Perkembangan buah kurma terdiri dari 4 tahap Al – Shahib dan Marshall, 2003. Sebelum tahap pertama dimulai, pada 4 – 5 minggu pertama buah kurma disebut “altalaa” dimana buah kurma berwarna hijau.  Tahap pertama : stadium Kimri Ditandai dengan terjadinya 2 fase. Fase pertama, buah kurma mengalami peningkatan ukuran dan berat secara bersamaan, serta meningkatnya kandungan gula, asam, dan kelembaban. Fase kedua, ditandai dengan mulai berkurangnya peningkatan ukuran dan berat buah, berkurangnya tingkat akumulasi kadar gula, sedikit berkurangnya keasaman, dan kadar kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan fase pertama. Pada tahap Kimri, rata – rata panjang buah adalah 27,5 mm, diameter 17,8 mm, berat 5,8 gr, serta mengandung 5,6 protein, 0,5 lemak, dan 3,7 abu Al – Shahib dan Marshall, 2003.  Tahap kedua : stadium Khalal Ditandai dengan berubahnya warna dari hijau menjadi antara kuning atau merah tergantung jenis kurma. Rata – rata panjang buah bertambah menjadi 32,5 mm dengan diameter juga bertambah menjadi 21 mm. Persentase protein, lemak, dan abu berkurang menjadi 2,7, 0,3, dan 2,8, sementara berat rata – rata bertambah menjadi 8,7 Al – Shahib dan Marshall, 2003.  Tahap ketiga : stadium Rutab Buah kurma mulai menjadi lembut dan kehilangan air. Rata – rata kandungan protein, lemak, dan abu pada tahap ini berkurang menjadi 2,6, 0,3, dan 2,6 Al – Shahib dan Marshall, 2003.  Tahap keempat : stadium Tamr Pada stadium ini buah kurma mulai mengering dengan konsisten dan warnanya menjadi gelap, namun ada juga beberapa jenis buah kurma yang tidak mengalami tahapan ini. Rata – rata persentase protein, lemak, dan abu pada stadium ini adalah 2,3, 0,2, dan 1,7 Al – Shahib dan Marshall, 2003.

2.1.3 Kandungan dan Manfaat Kurma

Dokumen yang terkait

Dampak Stres terhadap Jumlah Total Leukosit dan Hitung Jenis Leukosit Darah Perifer pada Pengungsi Pasca banjir Bandang yang Menderita Penyakit Periodontal

0 6 12

Uji Imunomodulator Ekstrak Etanol Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Terhadap Jumlah Total Leukosit, Persentase Limfosit, Persentase Monosit Dan Kadar Interleukin-1β Pada Mencit BALB/c

1 10 170

Uji imunomodulator polisakarida hasil ekstraksi dari jinten hitam (nigella sativa L.) terhadap total leukosit, jumlah limfosit dan monosit , serta interleukin-1β pada mencit BALB/C

2 34 119

PENGARUH CARA PEMBERIAN VAKSIN ND LIVE PADA BROILER TERHADAP TITER ANTIBODI, JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH

0 9 63

PENGARUH CARA PEMBERIAN VAKSIN ND LIVE PADA BROILER TERHADAP TITER ANTIBODI, JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH

2 28 58

PENGARUH DOSIS VAKSIN NEWCASTLE DISEASE INAKTIF PADA ITIK BETINA TERHADAP JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TITER ANTIBODI

0 6 53

Pengaruh Pemberian Kangkung dan Vitamin C tehadap Jumlah Leukosit, Rasio Heterofil/Limfosit dan Pertambahan Bobot BAdan Mandalung

0 6 53

Pengaruh Pemberian Protein Ransum Terhadap Jumlah Sel Limfosit pada Tikus Percobaan

1 6 12

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN LIMFOSIT PADA MENCIT Balb/C YANG DIINFEKSI Klebsiella pneumoniae

1 4 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP AKTIVITAS, KAPASITAS MAKROFAG DAN JUMLAH SEL LEUKOSIT, LIMFOSIT, NEUTROFIL PADA MENCIT JANTAN GALUR BALBc SKRIPSI

0 0 16