5.2 Pembahasan
5.2.1 Pembuatan dan Pemberian Kurma Tahnik
Pada penelitian ini, pembuatan dan pemberian kurma tahnik didasarkan pada hadits Rasulullah SAW dengan tanpa menambah maupun
mengurangi sedikitpun metode yang telah dilakukan Rasulullah SAW dalam hadits tersebut. Namun, terdapat beberapa hal yang menjadi
perhatian saat metode dalam hadist tersebut dijadikan metode dalam penelitian ini, yaitu :
1 Tidak dilakukan karakterisasi pada pembuatan kurma tahnik. Karakterisasi yang dimaksud mencakup tentang alasan pemilihan jenis
kurma yang digunakan, cara mengunyah kurma, lama waktu pengunyahan kurma, waktu pengunyahan kurma, dan saliva yang
digunakan. Saliva yang digunakan dalam pembuatan kurma tahnik tidak diukur secara kuantitatif baik jumlah maupun kandungannya
contoh : kadar enzim yang dominan jumlah mikroflora. 2 Pembuatan kurma tahnik tidak dilakukan secara aseptis.
3 Hewan yang digunakan sebagai subjek penelitian bukan merupakan hewan yang baru lahir bayi hewan.
Berdasarkan studi literatur, fungsi saliva dalam kunyahan kurma kurma tahnik adalah sebagai pembawa. Kandungan gula pada kurma
terdiri atas fruktosa, glukosa, sukrosa, dan sedikit polisakarida selulosa dan pati Borchani, et al., 2010. De Almeida et al. 2008 menjelaskan
bahwa pada proses pengunyahan dalam mulut, kandungan polisakarida selulosa dan pati pada kurma akan dipecah oleh enzim amilase ptialin
yang terdapat dalam saliva menjadi maltosa. Maltosa yang merupakan gula sederhana disakarida akan lebih mudah dicerna dan diabsorbsi oleh
tubuh bayi yang sistem pencernaannya belum terbentuk dengan sempurna Mustofa dan Prabandari, 2010.
Di dalam mulut terdapat lebih dari 600 jenis spesies bakteri yang 280 jenis spesies bakteri diantaranya telah berhasil diidentifikasi dan diberi
nama Dewhirst et al., 2010. Berbagai jenis bakteri ini dikenal sebagai mikroflora oral. Proses pengunyahan kurma yang dilakukan dalam mulut
dapat secara tidak langsung membawa bakteri mikroflora oral untuk masuk ke dalam hasil kunyahan kurma. Pemberian kunyahan kurma yang
mengandung bakteri mikroflora oral akan dapat merangsang respon imun target karena sistem imun merespon bakteri mikroflora oral yang terdapat
dalam kunyahan kurma sebagai antigen, proses pengenalan antigen ini dapat terus berlanjut hingga pembentukkan sel memori oleh sistem imun
Abbas et al., 2012. Kandungan gizi yang tinggi dalam kurma dapat menjadi medium
pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme. Balia et al. 2011 menyatakan bahwa penambahan sari kurma pada produk fermentasi susu
kambing dapat meningkatkan kualitas produk karena bernilai gizi tinggi. Kunyahan kurma pada tahnik dapat menjadi medium pertumbuhan yang
baik bagi mikroflora oral yang ikut bercampur dalam kunyahan kurma sehingga kurma tahnik dapat menjadi sarana pengenalan antigen bagi
sistem imun target.
5.2.2 Efektivitas Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Jumlah Total