Perhitungan Persentase Monosit dan Limfosit Darah Pengukuran Titer Antibodi

memperoleh pengenceran 1:20, darah dihisap ke dalam pipet leukosit sampai batas 0,5 lalu diisi dengan larutan pengencer sampai tanda 11. Dua sampai tiga tetes pertama larutan dibuang, kemudian satu tetes diteteskan pada kamar hitung dan dibiarkan menetap selama 3 menit. Sediaan kemudian diperiksa dengan mikroskop perbesaran 40x. Penghitungan dilakukan terhadap leukosit yang terdapat dalam persegi 1,2,3,4 atau kamar hitung hemocytometer. Sel yang menempel di garis pemisah sebelah kiri dan di garis atas kotak persegi ikut dihitung, sel yang menempel di kedua sisi kotak lain tidak ikut dihitung Anandika, 2011 ; Triana dan Nurhidayat, 2006 ; Kulisic et al., 2006. Jumlah leukosit dihitung per mm 3 dengan rumus sebagai berikut : Jumlah total leukosit per mm 3 = = = 50 N Keterangan : N = Jumlah total leukosit dari 4 kamar hitung

4.5.7 Perhitungan Persentase Monosit dan Limfosit Darah

Sampel darah segar diteteskan pada gelas objek dan dibuat preparat apus. Setelah dibiarkan mengering di udara, preparat apus kemudian difiksasi dengan metanol selama 5 menit. Preparat kemudian diwarnai dengan pewarna giemza dengan pengenceran 1:9 selama 30 menit buffer fosfat pH 6,8 – 7,2. Selanjutnya preparat dicuci dengan aquades dan dibiarkan mengering. Setelah kering preparat diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x dengan dibubuhi minyak emersi pada permukaan sediaan apus tersebut. Pertama – tama dihitung sampai 100 sel leukosit, kemudian dari 100 sel leukosit tadi dihitung jumlah monosit dan limfosit, lalu ditentukan persentase monosit dan limfosit dari total 100 leukosit tersebut dengan rumus sebagai berikut Handajani dan Ruben, 2009 :

4.5.8 Pengukuran Titer Antibodi

a Pembuatan Larutan PBS pH 7,2 K 2 HPO 4 ditimbang sebanyak 9,35 gr, KH 2 PO 4 sebanyak 3,45 gr, dan NaCl sebanyak 4,5 gr. Semua bahan dilarutkan dalam 1000 mL akuades, kemudian diukur pH larutan hingga mencapai 7,2 Achyat et al., 2008. b Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Domba SDMD Darah domba disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang berupa plasma dibuang dengan pipet, kemudian ditambahkan larutan PBS pH 7,2 sebanyak tiga kali volume SDMD yang tersisa. Tabung dibolak – balik agar tersuspensi rata, kemudian disentrifugasi kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, lalu supernatan dibuang. Pencucian dilakukan sebanyak 3 – 4 kali hingga diperoleh larutan yang benar – benar jernih pada supernatannya. Pada pencucian terakhir semua supernatan dibuang. SDMD yang terdapat dalam tabung merupakan suspensi SDMD 100 Achyat et al., 2008. c Pengumpulan Serum dari Darah Mencit Darah mencit diambil melalui ekor dengan cara memotong ujung ekor mencit. Darah yang keluar segera dihisap menggunakan mikropipet dan ditampung dalam tabung eppendorf kosong hingga terkumpul sebanyak minimal 0,1 mL. Darah yang terdapat dalam tabung eppendorf didiamkan pada suhu kamar selama 1 – 2 jam, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit, supernatan serum lalu diisolasi menggunakan alat suntik steril Sasmito et al., 2006. Serum disimpan pada suhu -20 C sampai saat digunakan untuk perhitungan titer antibodi dengan metode hemaglutinasi. d Pengukuran Titer Antibodi dengan Metode Hemaglutinasi Achyat et al., 2007 ; Vaghasiya et al., 2010 1 Melakukan dekomplementasi inaktivasi serum pada suhu 56 C selama 30 menit untuk mencegah lisis sel darah merah domba SDMD yang dapat mengaburkan reaksi hemaglutinasi. 2 Mikroplate diberi label pada sumur – sumurnya dengan nomor 1 – 12. 3 50 µL PBS ditambahkan ke dalam sumur nomor 2 – 12, sedangkan sumur nomor satu dibiarkan kosong. 4 100 µL serum yang telah diinaktivasi ditambahkan ke dalam sumur nomor satu. 5 50 µL serum dari sumur nomor satu diambil, lalu ditambahkan ke dalam sumur nomor dua, kemudian dihomogenkan. 6 50 µL serum dari sumur nomor dua diambil, lalu ditambahkan ke ke dalam sumur nomor tiga, kemudian dihomogenkan. Begitu seterusnya sampai sumur nomor 12 sehingga didapatkan 12 seri pengenceran dengan kelipatan dua, yaitu 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64, 1:128, 1: 256, 1:512, 1:1024, dan 1:2048. 7 1 SDMD sebanyak 50 µL ditambahkan ke dalam semua sumur nomor 1 – 12, kemudian dihomogenkan, lalu disimpan pada suhu kamar selama dua jam. 8 Nilai titer antibodi ditentukan dari pengenceran tertinggi yang masih memperlihatkan terjadinya hemaglutinasi. Angka hasil pembacaan titer yang berupa deret ukur dikonversikan ke dalam deret hitung dengan rumus sebagai berikut :

4.5.9 Uji Tantang

Dokumen yang terkait

Dampak Stres terhadap Jumlah Total Leukosit dan Hitung Jenis Leukosit Darah Perifer pada Pengungsi Pasca banjir Bandang yang Menderita Penyakit Periodontal

0 6 12

Uji Imunomodulator Ekstrak Etanol Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Terhadap Jumlah Total Leukosit, Persentase Limfosit, Persentase Monosit Dan Kadar Interleukin-1β Pada Mencit BALB/c

1 10 170

Uji imunomodulator polisakarida hasil ekstraksi dari jinten hitam (nigella sativa L.) terhadap total leukosit, jumlah limfosit dan monosit , serta interleukin-1β pada mencit BALB/C

2 34 119

PENGARUH CARA PEMBERIAN VAKSIN ND LIVE PADA BROILER TERHADAP TITER ANTIBODI, JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH

0 9 63

PENGARUH CARA PEMBERIAN VAKSIN ND LIVE PADA BROILER TERHADAP TITER ANTIBODI, JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH

2 28 58

PENGARUH DOSIS VAKSIN NEWCASTLE DISEASE INAKTIF PADA ITIK BETINA TERHADAP JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TITER ANTIBODI

0 6 53

Pengaruh Pemberian Kangkung dan Vitamin C tehadap Jumlah Leukosit, Rasio Heterofil/Limfosit dan Pertambahan Bobot BAdan Mandalung

0 6 53

Pengaruh Pemberian Protein Ransum Terhadap Jumlah Sel Limfosit pada Tikus Percobaan

1 6 12

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN LIMFOSIT PADA MENCIT Balb/C YANG DIINFEKSI Klebsiella pneumoniae

1 4 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP AKTIVITAS, KAPASITAS MAKROFAG DAN JUMLAH SEL LEUKOSIT, LIMFOSIT, NEUTROFIL PADA MENCIT JANTAN GALUR BALBc SKRIPSI

0 0 16