5.2.2 Efektivitas Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Jumlah Total
Leukosit Mencit
Leukosit atau sel darah putih merupakan komponen penting dari sistem imun. Sel ini berperan pada imunitas non-spesifik dan imunitas
spesifik Abbas et al., 2012. Nussler et al. 1999 menyatakan bahwa leukosit dapat dikategorikan menjadi tiga grup utama, yaitu granulosit,
limfosit, dan monosit. Total Leukocyte Count TLC atau penghitungan jumlah total leukosit merupakan salah satu cara untuk membantu diagnosa
berbagai penyakit infeksi, kerusakan jaringan, dan penyakit defisiensi imun Kamran et al., 2008 ; Vieira, 2011.
Peningkatan secara signifikan jumlah total leukosit kelompok kontrol positif dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kelompok
pemberian kurma tahnik sehari setelah pemberian vaksin merupakan bagian dari respon imunitas. Vaksin yang diberikan melalui intramuskular
akan masuk ke dalam aliran sistemik dengan cepat Workman, 1999. Di dalam tubuh, zat ini akan dianggap sebagai antigen yang bersifat patogen
walaupun merupakan vaksin inaktif. Vaksin telah dibuat sedemikian rupa hingga tidak dapat lagi menimbulkan penyakit, namun tetap
mempertahankan imunogenisitas dari mikroba yang dijadikan vaksin tersebut Abbas et al., 2012. Sistem imun kemudian akan memproduksi
sel darah putih lebih banyak dari biasanya sebagai respon dari masuknya zat asing yang patogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vieira 2011
yang menyatakan bahwa jumlah total leukosit sel darah putih akan meningkat saat terjadi infeksi. Abbas et al. 2012 menyatakan bahwa
vaksin mikroba yang telah dilemahkan diinaktivasi memiliki kemampuan untuk merangsang respon imun non-spesifik dan spesifik baik humoral
maupun seluler sama seperti mikroba itu sendiri. Peningkatan jumlah total leukosit sehari setelah vaksin diberikan merupakan suatu respon imunitas
yang berfungsi untuk mengeliminasi zat asing patogen dalam vaksin tersebut yang dilanjutkan dengan pembentukkan memori oleh antibodi
Abbas et al., 2012. Pemberian kurma tahnik selama satu hari tidak mempengaruhi
jumlah total leukosit, sedangkan pemberian selama satu minggu menurunkan jumlah total leukosit mencit. Robison dan Morgan 2001
menyatakan bahwa penurunan jumlah leukosit dapat disebabkan oleh serangan invasi bakteri secara masif dan tiba
– tiba pada jaringan yang rusak mengalami trauma sehingga membuat sistem imun bekerja dengan
mengerahkan mediator inflamasi dan sitokin pada jaringan yang rusak tersebut, akibatnya jumlah leukosit jenis tertentu seperti neutrofil
berkurang dari sirkulasi darah. Trauma pada mencit dapat terjadi dalam penelitian ini karena pengambilan darah yang dilakukan melalui ekor
dengan cara memotong sedikit ekor tersebut, namun infeksi yang terjadi telah berusaha dicegah dengan cara membalut ekor mencit yang telah
dipotong dengan kasa yang telah diteteskan cairan antiseptik. Infeksi masih mungkin dapat terjadi karena selama minggu pertama periode
perlakuan mencit selalu berusaha untuk menggerogoti balutan pada ekornya sehingga balutan menjadi rusak dan menyebabkan luka menjadi
terbuka.
Pemberian kurma tahnik selama dua minggu meningkatkan jumlah total leukosit dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif
dengan perbedaan yang signifikan p 0,05. Peningkatan jumlah total leukosit mencit mencapai batas maksimal high end normal value pada
mencit jantan. Normal value untuk jumlah total leukosit mencit jantan adalah 8,4x10
3
– 16,1x10
3
selµL The Jackson Laboratory, 2012. Vieira 2011 menyatakan bahwa jumlah sel dari sistem imun yang berada pada
batas maksimal high end dari jumlah normal merupakan penanda sistem imun memproduksi sel imun dalam jumlah yang cukup untuk siap
menghadapi infeksi. Hasil ini dapat dihubungkan dengan penelitian Karasawa et al. 2011 yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak air
kurma selama 30 hari kepada mencit mampu meningkatkan CD11, CD49, dan CD4 mencit. CD11 merupakan antigen permukaan sel makrofag, dan
CD49 adalah antigen permukaan sel NK Karasawa et al., 2011. CD4 adalah antigen permukaan dari sel limfosit T Abbas et al., 2012. Sel
limfosit T merupakan bagian dari sel limfosit, dan sel limfosit merupakan komponen dari leukosit, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah CD4
berbanding lurus dengan jumlah limfosit, dan jumlah limfosit berbanding
lurus dengan jumlah leukosit.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kurma tahnik selama dua minggu mampu meningkatkan jumlah total leukosit
dibandingkan dengan pemberian kurma tahnik selama satu hari maupun satu minggu, serta peningkatan yang terjadi berbeda signifikan
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif.
5.2.3 Efektivitas Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Persentase