T CD4 pada mencit. CD4 merupakan penanda antigen permukaan dari sel limfosit T Abbas et al., 2012 sehingga peningkatan sel T CD4 sama
dengan peningkatan sel limfosit. Peningkatan yang terjadi bukan merupakan indikasi dari lymphocytosis karena jumlah limfosit tidak berada
diatas ambang batas persentase limfosit normal Vieira, 2011. Normal value untuk persentase limfosit mencit jantan adalah 48,4 - 91,6 The
Jackson Laboratory, 2012. Peningkatan persentase limfosit selama pemberian kurma tahnik dapat terjadi karena kurma memiliki kandungan
dua polifenol, yaitu chlorogenic acid dan caffeic acid yang telah terbukti mampu meningkatkan jumlah sel T CD4 pada limpa mencit Karasawa et
al., 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kurma tahnik
selama dua minggu mampu meningkatkan persentase limfosit paling tinggi dibandingkan dengan pemberian kurma tahnik selama sehari maupun satu
minggu. Persentase limfosit setelah pemberian kurma tahnik selama dua minggu berada pada batas maksimal high end normal value persentase
limfosit pada mencit jantan.
5.2.5 Efektivitas Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Titer
Antibodi Mencit
Imunitas humoral dimediasi oleh antibodi. Antibodi berfungsi sebagai efektor dari respon humoral dengan cara mengikat dan
menetralisasi antigen, atau dengan cara memfasilitasi eliminasi antigen tersebut agar dapat dihancurkan oleh sel fagosit Dashputre dan Naikwade,
2010. Puri et al. 2000 menyatakan bahwa ekstrak etanol buah kurma
yang diberikan selama 7 hari kepada mencit dapat menstimulasi sistem imun humoral mencit secara signifikan dilihat dari hasil perhitungan titer
Haemagglutinating Antibody HA dan plaque-forming cell PFC yang digunakan sebagai parameter. Kurma tahnik adalah kurma yang dikunyah
dalam mulut sehingga mengandung saliva. Salah satu komponen dari saliva adalah antibodi, yaitu imunoglubolin A komponen antibodi
terbanyak serta imunoglubolin G dan imunoglubolin M dalam jumlah yang sedikit De Almeida et al., 2008. Pemberian kurma tahnik
diharapkan dapat menstimulasi imunitas humoral pada mencit.
Uji hemaglutinasi antibodi HA dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemberian kurma tahnik terhadap respon imunitas humoral.
Analisa data titer antibodi kelompok yang mendapat perlakuan pemberian kurma tahnik selama dua minggu tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata signifikan dibandingkan kontrol negatif maupun kontrol positif. Titer antibodi kelompok perlakuan pemberian kurma tahnik yang
tidak meningkat berbeda dengan hasil penelitian Puri et al. 2000. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan karena penggunaan kurma tahnik
yang merupakan kurma utuh berbeda dengan ekstrak etanol kurma yang digunakan oleh Puri et al. 2000. Imunoglubolin A, imunoglubolin G, dan
imunoglubolin M yang terdapat dalam saliva pada kurma tahnik merupakan suatu bentuk imunisasi pasif, namun imunisasi pasif tidak
bertahan lama, dan hanya mampu melindungi tubuh selama antibodi yang diberikan masih ada karena imunisasi ini tidak mampu menstimulasi sel
memori dari sistem imun Abbas et al., 2012. Hasil ini menunjukkan
bahwa pemberian kurma tahnik selama dua minggu masih belum dapat meningkatkan respon imun humoral pada mencit.
5.2.6 Efektivitas Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Persentase