Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Pergeseran kurikulum madrasah dalam undang-undang sistem pendidikan nasional

10 mengalami pergeseran, baik dari komponen tujuan, isi, strategi pembelajaran maupun evaluasi pembelajarannya, asumsi peneliti pergeseran tersebut, adalah lebih dominan dipengaruhi faktor politik dan bergeser tradisional ke modern. Selanjutnya adanya, faktor-faktor yang menyebabkan kurikulum madrasah bergeser. Di antara faktor- faktor yang ada, salah satunya –menurut penulis– ada faktor yang lebih dominan mempengaruhinya.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan madrasah di Indonesia merupakan dampak positif dari lembaga pendidikan Islam seperti surau dan pesantren. Karena tertinggalnya surau dan pesantren saat itu disebabkan pengelolaannya yang masih bersifat tradisional. Maka hadirlah madrasah di Indonesia sebagai suatu model pendidikan Islam yang lebih modern dari pada surau dan pesantren. Namun demikian, kurikulum madrasah senantiasa tertinggal dalam perkembangannya, bila dibanding dengan kurikulum persekolahan. Padahal secara historis madrasah telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal ini patut dipertanyakan, sebenarnya ada apa dengan madrasah?. Apakah input madrasah yang berupa siswa kurang diseleksi secara profesional, demikian pula Sumber Daya Manusianya para guru. Apakah kurikulumnya kurang ideal –tidak mengintegrasikan iptek dan imtaq– atau manajemennya kurang profesional ataukah faktor dana yang minim untuk mengoperasionalisasikan madrasah. Beberapa pertanyaan ini memang belum terjawab oleh madrasah, dalam arti secara praktis belum memadai. Padahal bila dilihat secara teori bahwa siswa, guru, kurikulum, dana dan manajemen adalah termasuk unsur-unsur yang menentukan maju mundurnya –keunggulan – suatu madrasah. Bila unsur-unsur tersebut tidak dipenuhi –utamanya adalah kurikulum dalam pembahasan ini– maka madrasah senantiasa marjinal. Banyak faktor yang menyebabkan pergeseran kurikulum madrasah, diantaranya faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Madrasah sebelum merdeka, 11 masa kemerdekaan, masa orde lama dan orde baru bila dilihat secara sosial budaya, banyak didirikan di daerah, dimana di daerah juga banyak muncul pesantren. Masih fanatisnya masyarakat daerah terhadap tafaqquh fi al-di n karena pengaruh pesantren, membuat madrasah eksis di daerah walaupun pengelolaannya dengan manajemen yang kurang profesional. Dilihat dari sisi ekonomi, madrasah yang banyak berada di daerah, adalah ekonominya minim, karena madrasah kebanyakan swasta, dimana para pendirinya mayoritas golongan ekonomi menengah ke bawah. Terlebih secara politis, karena sulitnya madrasah menyesuaikan dengan kurikulum sekolah, maka sangat dikesampingkan oleh pemerintah. Disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurikulum madrasah, maka tiap kurikulum mempunyai karakteristik masing-masing. Dimana karakteristik itu berbeda antara satu periode dengan periode lainnya. Perbedaan karakteristik tersebut dapat diamati secara cermat, mengapa terjadi demikian. Kurikulum madrasah bergeser ke arah modern dalam rangka mensejajarkan madrasah dengan sistem persekolahan dan keunggulan lainnya dengan tidak menghilangkan warna ke-Islamannya sebagai ciri khas madrasah. Namun terjadi pro dan kontra di antara para pendidik Muslim, karena terjadi minimalisasi content pelajaran agama dan memaksimalkan content pelajaran umum. Pihak yang pro mengatakan, ini adalah proses modernisasi madrasah, sementara pihak yang kontra mengatakan, ini adalah proses sekularisasi madrasah.

2. Pembatasan Masalah

Bila merujuk banyak literatur sebenarnya banyak perdebatan mengenai madrasah dan kurikulumnya. Charles Michael Stanton sendiri menulis dalam Higher Learning In Islam yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Tinggi dalam Islam, madrasah sama dengan College Akademi. Mahmud Yunus juga menyebut madrasah dalam bukunya “Sejarah Pendidikan di Indonesia” meliputi, Madrasah Ibtidaiyah SRI, Madrasah Tsanawiyah SMPI, Madrasah Tsanawiyah Atas SMAI dan Tingkat Tinggi Universitas Islam. Di sisi lain Abdul 12 Rachman Shaleh menyebut madrasah dalam bukunya “Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi dan Aksi” meliputi Raudlatul Athfal RA, Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs dan Madrasah Aliyah MA. Dalam hal ini penulis akan membatasi kajiannya hanya pada Madrasah Aliyah MA saja tanpa memasukkan Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs, Raudlatul Athfal RA dan Akademi atau Perguruan Tinggi Agama Islam STAIN, IAIN, UIN. Madrasah Aliyah pun banyak tipologinya, seperti Madrasah Aliyah Umum MA Umum, Madrasah Aliyah Program Khusus MAPK yang selanjutnya berkembang menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan MAK, Madrasah Aliyah Ketrampilan MA Ketrampilan, Madrasah Aliyah Model MA Model dan Madrasah Aliyah Diniyah MA Diniyah. Oleh karenya, sangat perlu penulis batasi pembahasan disertasi ini, yaitu fokus kajiannya Madrasah Aliyah Umum MA Umum. Alasan penulis membatasi kajiannya pada MA Umum, karena MA Umum adalah sebagai MA inti core dan yang awal mula muncul. Adapun MA Keagamaan MAKMAPK, MA Ketrampilan, MA Diniyah, MA Model adalah pengembangan dari MA Umum yang intipokok. Adapun pembatasan kurun waktu, juga menjadi sangat penting, mengingat perkembangan madrasah ternyata sudah mulai sejak zaman klasik Islam. Di Indonesia sendiri perkembangan pendidikan Islam juga sudah mulai sejak zaman kolonial Belanda, walaupun saat itu masih sangat tradisional dan dalam bentuk pesantren, yang merupakan cikal bakal lembaga Pendidikan Islam bernama madrasah. Mengingat masalah yang demikian, maka penulis mendasarkan pembahasan pergeseran kurikulum madrasah ini dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN, yaitu: Undang-Undang Pendidikan No. 4 Tahun 1950 JO UU No. 12 Tahun 1954, UUSPN No. 2 Tahun 1989 dan UUSPN No. 20 tahun 2003. 13

3. Perumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah yang ada, penulis pada dasarnya akan mengarahkan disertasi ini untuk menjawab masalah sekitar pergeseran kurikulum Madrasah Aliyah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Adapun masalah tersebut adalah “Faktor apa yang lebih dominan mempengaruhi Pergeseran kurikulum Madrasah Aliyah dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional?”. Untuk menjawab masalah tersebut perlu dimunculkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana karakteristik kurikulum Madrasah Aliyah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional?. b. Bagaimana pengaruh kebijakan pendidikan pemerintah terhadap pergeseran kurikulum Madrasah Aliyah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional?.

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian