Penerapan Terhadap Ketentuan Persyaratan PKPU Sementara ke PKPU

63 BAB IV PENETAPAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TETAP OLEH PENGADILAN NIAGA TERKAIT ADANYA KREDITUR SEPARATIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

A. Penerapan Terhadap Ketentuan Persyaratan PKPU Sementara ke PKPU

Tetap Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara sebelum Pengadilan Niaga memutuskan untuk mengadakan pemberian PKPU tetap, baik debitur maupun kreditur dapat mengajukan untuk diberikan putusan PKPU sementara sesuai dengan Pasal 225 ayat 2 dan ayat 3 UUK dan PKPU. Merupakan kepentingan semua pihak agar Pengadilan Niaga secepatnya memberikan PKPU sementara agar segera terjadi keadaan diam stay atau stand still sehingga kesepakatan yang dicapai antara debitur dan para krediturnya tentang rencana perdamaian betul-betul efektif. Adapun batas waktu bagi Pengadilan Niaga untuk mengabulkan PKPU Sementara yaitu tiga hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan tersebut. Dengan ketentuan Pasal 225 ayat 2 dan ayat 3 UUK dan PKPU itu, berarti sepanjang debitur telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Pasal 222 dan Pasal 224, pengadilan dengan sendirinya harus memberikan PKPU Sementara sebelum akhirnya pengadilan memberikan keputusan mengenai PKPU tetap, yaitu setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya. 33 33 Juntaks. http:m.erepublik.comenarticlepengantar-hukum-kepailitan- 2156084120 diakses tanggal 1 Oktober 2015. Persetujuan Permohonan PKPU Tetap. Apabila PKPU tetap disetujui oleh para kreditur, maka penundaan yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga tidak boleh melebihi 270 hari terhitung sejak putusan PKPU Sementara diucapkan. Menurut penjelasan Pasal 228 ayat 6 UUK dan PKPU, yang berhak untuk menentukan apakah kepada debitur akan diberikan PKPU tetap adalah kreditur konkuren, sedangkan pengadilan hanya berwenang menetapkannya berdasarkan persetujuan kreditur konkuren. Berdasarkan Pasal 229 ayat 2 UUK dan PKPU menentukan apabila timbul perselisihan antara pengurus dan para kreditur konkuren tentang hak suara kreditur, maka penyelesaian atas perselisihan itu harus diputus oleh hakim pengawas. Sejalan dengan ini, Pasal 229 ayat 1 UUK dan PKPU menegaskan bahwa pada hakikatnya PKPU tetap diberikan oleh para kreditur dan bukan oleh Pengadilan Niaga. Dengan kata lain, PKPU tetap diberikan berdasarkan kesepakatan antara debitur dan para krediturnya mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh kreditur. Pengadilan Niaga hanya memberikan putusan pengesahan atau konfirmasi saja atas kesepakatan antara debitur dan para kreditur konkuren tersebut. Menurut tujuan Pasal 229 tersebut, tidak dibenarkan bagi Pengadilan Niaga untuk mengeluarkan putusan yang tidak sesuai dengan kehendak atau kesepakatan debitur dan para krediturnya. Putusan PKPU Sementara yang dimaksud, menurut Pasal 227 UUK dan PKPU berlaku sejak tanggal putusan penundaan kewajiban pembayaran utang tersebut diucapkan dan berlangsung sampai dengan tanggal sidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat 1 diselenggarakan. Dari ketentuan Pasal 230 PKPU dapat disimpulkan bahwa jangka waktu PKPU Sementara berakhir karena hal-hal sebagai berikut: 1. Kreditur tidak menyetujui pemberian PKPU tetap, atau 2. Pada saat batas waktu perpanjangan PKPU telah sampai, ternyata antara debitur dan kreditur belum tercapai persetujuan rencana perdamaian. Persetujuan Permohonan PKPU Tetap Apabila PKPU tetap disetujui oleh para kreditur, maka penundaan yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga tidak boleh melebihi 270 hari terhitung sejak putusan PKPU Sementara diucapkan. Menurut penjelasan Pasal 228 ayat 6 PKPU, yang berhak untuk menentukan apakah kepada debitur akan diberikan PKPU tetap adalah kreditur konkuren, sedangkan pengadilan hanya berwenang menetapkannya berdasarkan persetujuan kreditur konkuren. Berdasarkan Pasal 229 ayat 2 PKPU menentukan apabila timbul perselisihan antara pengurus dan para kreditur konkuren tentang hak suara kreditur, maka penyelesaian atas perselisihan itu harus diputus oleh hakim pengawas. Sejalan dengan ini, Pasal 229 ayat 1 PKPU menegaskan bahwa pada hakikatnya PKPU tetap diberikan oleh para kreditur dan bukan oleh Pengadilan Niaga. Dengan kata lain, PKPU tetap diberikan berdasarkan kesepakatan antara debitur dan para krediturnya mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh kreditur. Pengadilan Niaga hanya memberikan putusan pengesahan atau konfirmasi saja atas kesepakatan antara debitur dan para kreditur konkuren tersebut. Menurut tujuan Pasal 229 tersebut, tidak dibenarkan bagi Pengadilan Niaga untuk mengeluarkan putusan yang tidak sesuai dengan kehendak atau kesepakatan debitur dan para krediturnya. Sepanjang debitur telah memenuhi syarat-syarat dalam permohonan PKPU antara lain : 1. Permohonan telah diajukan melalui kuasa hukumnya advokat yang memiliki izin praktek, dengan alasan permohonan yang cukup terurai jelas maksud dan alasan permohonan PKPU tersebut disertai lampiran bukti-bukti pendukung secukupnya seperti daftar yang memuat sifat dan jumlah piutang. 2. Pada surat permohonan dimaksud diatas dapat dilampiri deh rencana perdamaian composition plan jika telah disiapkan oleh pihak pemohon. 3. Telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Niaga pada pengadilan negeri setempat dan bila mungkin surat permohonan dimaksud disediakan di kepaniteraan pengadilan agar dilihat oleh setiap orang dengan cuma-cuma. 4. Dalam hal permohonan diajukan oleh debitur, pengadilan dalam waktu paling lambat 3 tiga hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan, sebagaimana dimaksud di atas hakim harus mengabulkan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara untuk batas waktu 45 hari dan harus menunjuk seorang hakim pengawas serta mengangkat satu orang atau lebih pengurus yang bersama-sama debitur mengurus harta si debitur 5. Dalam permohonan yang diajukan oleh kreditur, pengadilan dalam waktu paling lambat 20 hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan tersebut, harus mengabulkan permohonan kewajiban pembayaran utang sementara dan harus menunjuk hakim pengawas serta mengangkat satu atau lebih pengurus yang bersama-sama debitur mengurus harta debitur tersebut Segera setelah ditetapkannya putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU, pengadilan melalui pengurus wajib memanggil debitur dan kreditur yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir, untuk menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lambat pada hari ke 45 terhitung setelah keputusan penundaan sementara kewajiban pembayaran utang ditetapkan. Terhadap permahonan PKPU yang diajukan ke Pengadilan Niaga, maka pengadilan terlebih dahulu akan memutus PKPU sementara kepada debitur sebelum PKPU tetap. Adapun tujuan PKPU sementara ini adalah : 34 1. Agar segera tercapai keadaan diam stay atau standstill sehingga memudahkan pencapaian kata sepakat diantara kreditur dengan debitur menyangkut pada rencana perdamaian yang dimaksudkan oleh debitur. 2. Memberi kesempatan kepada debitur untuk menyusun rencana perdamaian berikut segala persiapan-persiapan yang diperlukan apabila rencana perdamaian belum dilampirkan dalam pengajuan PKPU sebelumnya. PKPU sementara berlaku sejak tanggal PKPU sementara tersebut itetapkan dan berlangsung sampai dengan tanggal sidang yang paling lambat iselenggarakan pada hari ke 45 terhitung sejak PKPU sementara ditetapkan. PKPU tetap, lahir setelah proses sidang dimaksud di atas dilaksanakan dan keputusan sidang menetapkan bahwa PKPU sementara diputus menjadi PKPU tetap. Setelah PKPU tetap ini disetujui oleh para kreditur maka rencana perdamaian tersebut ditetapkan menjadi perjanjian perdamaian yang disepakati oleh para pihak, tidak boleh 34 Sutan Remy Sjahdeini. Hukum Kepailitan .Op.Cit., hlm 344 melebihi batas waktu 270 hari sudah termasuk perpanjangannya terhitung sejak penundaan sementara kewajiban pembeyaran utang ditetapkan. Hakekatnya PKPU tetap diberikan oleh para kreditur dan bukan oleh Pengadilan Niaga, dengan kata lain PKPU tetap diberikan berdasarkan kesepakatan oleh para debitur dan para krediturnya mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh debitur. Dan Pengadilan Niaga hanya memberikan putusan pengesahan atau konfirmasi raja atas kesepakatan antara debitur dan para kreditur konkuren tersebut. Tidak dibenarkan bagi Pengadilan Niaga untuk mengeluarkan keputusan yang tidak sesuai dengan kehendak atau kesepakatan debitur dan para krediturnya. 35 Sering terjadi kekeliruan penafsiran seolah-olah batas waktu 270 hari bagi PKPU tetap yang diberikan merupakan batas waktu penyelesaian utang debitur kepada sekalian krediturnya, mengenal hal ini menurut Sutan Remy Sjahdeini tidaklah demikian, namun beliau menjelaskan : 36 U tetap itu berbeda dengan pengertian jangka waktu rescheduling utang sebagaimana istilah itu dikenal dalam industri perbankan. Jangka waktu 270 hari itu adalah jangka waktu bagi debitur dan para kreditur konkurennya untuk merundingkan perdamaian diantara mereka. Sebagai suatu hasil perdamaian yang harus dicapai dalam waktu tidak lebih dari 270 hari itu, mungkin saja dihasilkan perdamaian untuk memberikan rescheduling bagi utang debitur untuk jangka waktu yang panjang, misalnya sampai 5 atau 8 tahun. Dengan demikian masa PKPU yang berjangka waktu tidak lebih dari 270 hari itu, adalah jangka waktu “Haruslah dicermati bahwa PKP 35 Ibid., hlm 341 36 Ibid., hlm 341 bagi tercapainya perdamaian antara debitur dengan kreditur atas rencana perdamaian yang diajukan oleh debitur”. PKPU tetap, ditetapkan oleh Pengadilan Niaga berdasarkan kepada persetujuan lebih dari setengah jumlah kreditur konkuren yang hadir dan mewakili paling sedikit 213 bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dan apabila timbul perselisihan perihal hak suara kreditur ini, maka penyelesaiannya diputus oleh hakim pengawas. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang bersifat tetap merupakan PKPU yang ditetapkan setelah sidang berdasarkan persetujuan dari para Kreditur. Pasal 229 ayat 1 UUK dan PKPU disebutkan mengenai PKPU tetap berikut perpanjangannya ditetapkan oleh pengadilan yaitu: 1. Disetujui lebih dari 12 jumlah kreditur konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut. 2. Disetujui lebih dari 12 jumlah kreditur yang piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 bagian dari seluruh tagihan kreditur atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut.” Dari ketentuan Pasal 229 ayat 1 UUK dan PKPU dapat diketahui bahwa kreditur separatis ikut serta dalam penetapan perpanjangan PKPU, tidak seperti dalam Undang-Undang sebelumnya. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 hanya mengatur bahwa penetapan perpanjangan PKPU ditetapkan berdasarkan persetujuan dari kreditur konkuren, tanpa mengikutsertakan persetujuan dari kreditur separatis. Kreditur yang dapat digolongkan sebagai kreditur separatis karena piutangnya dijamin dengan security right in rem adalah kreditur pemegang hak yang terdiri dari: 1. Hipotik yang diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan 2. Gadai yang diatur dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 3. Fidusia yang diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia 4. Kreditur yang memiliki hak retensi atas suatu barang dalam Kreditur 65 Undang-Undang Kepailitan

B. Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU Tetap oleh

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan Dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor. (Studi Kasus Di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat)

0 45 211

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap Oleh Pengadilan Niaga Terkait Adanya Kreditor Separatis Menuurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 (Studi Putusan Nomor 134K/Pdt. Sus-/PKPU/2014)

5 99 90

Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

0 10 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 19