BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Penundaan kewajiban pembayaran utang yang diajukan oleh debitur harus
sesuai dengan ketentuan Pasal 222 ayat 1 dan 2 UUK dan PKPU yaitu Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang diajukan oleh debitur yang
mempunyai lebih dari 1 satu kreditur. Debitur yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang
sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian
yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditur. Sedangkan legal standing debitur mengacu kepada Pasal 223 UUK
dan PKPU, prosedur permohonan PKPU yang diajukan oleh debitur kepada Pengadilan Niaga mengikuti Pasal 224 – 228 UUK dan PKPU.
2. Pengadilan Niaga sebagai lembaga penyelesai sengketa PKPU didasari oleh
adanya ketentuan Pasal 3 ayat 1 UUK dan PKPU. Terkait adanya “hal-hal lain” adalah menjadi kewenangan relative Pengadilan Niaga. Peradilan umum
menjadi lingkungan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1 angka 7 UUK dan PKPU dalam penyelesaian sengketa PKPU seperti antara
lain sengketa antara pengurus dengan krediturnya, tentang hak suara baik
kreditur konkuren maupun separatis. Pengadilan Niaga menggunakan Hukum Acara Perdata dalam memeriksa serta memutus perkara pada tingkat pertama
dengan Hakim Majelis. 3.
Penetapan PKPU Sementara menjadi PKPU Tetap terkait adanya kreditur separatis maka penetapan oleh Pengadilan Niaga tersebut harus didasar pada
persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditur yang piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik atau hak agunan atas
kehendak lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan kreditur atau kuasanya yang ada dalam sidang
tersebut . menurut ketentuan pasal 229 ayat 1 UUK dan PKPU penetapan PKPU Sementara menjadi PKPU Tetap, didasarkan pada persetujuan kreditur
konkuren dan kreditur separatis dalam korum. Hal tersebut menujukkan bahwa tidak bisa satu pihak saja yang namun harus bersama-sama
menyetujuinya dengan keputusan korum.
B. Saran