Pengadilan Niaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 adalah Pengadilan dalam Lingkungan Badan Peradilan Umum. Jadi
bukan merupakan badan peradilan yang berdiri sendiri.
5
Kompetensi Pengadilan Niaga termasuk kompetensi relatif dan kompetensi absolut. Kompetensi relatif merupakan kewenangan atau kekuasaan
mengadili antar Pengadilan Niaga. Penyelesaian perkara di pengadilan niaga ditetapkan dengan cepat yakni ditentukan jangka waktunya, sedangkan
penyelesaian sengketa di pengadilan negeri sama sekali tidak ditentukan jangka waktunya. Sifat penyelesaian sengketa pada pengadilan niaga ditetapkan harus
efektif. Maksudnya, putusan perkara permohonan kepailitan bersifat serta merta. Artinya, putusan pengadilan niaga dapat dilaksanakan terlebih dahulu meski
terhadap putusan tersebut dilakukan upaya hukum kasasi maupun peninjauan kembali.
Pengadilan Niaga memiliki kewenangan untuk menangani masalah-masalah yang yang khusus
tentang kepailitan dan PKPU. Tugas lembaga ini pada saat sekarang hanyalah memeriksa dan memutus permohonan kepailitan dan PKPU pada pengadilan
tingkat pertama dengan majelis hakim. Dalam perkembangannya Pengadilan Niaga telah dibentuk dibeberapa kota besar lainnya selain Jakarta seperti Medan,
Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang.
F. Metode Penelitian
5
Sudargo Gautama. Op.cit. hlm.13.
Metode penelitian berisikan uraian tentang metode atau cara yang peneliti gunakan untuk memperoleh data atau informasi. Metode penelitian ini berfungsi
sebagai pedoman dan landasan tata cara dalam melakukan oprasional penelitian untuk menulis suatu karya ilmiah yang peneliti lakukan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif yang tidak membutuhkan populasi dan sampel.
6
1. Spesifikasi penelitian
Adapun beberapa langkah yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah :
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif tersebut
mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang- undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada
dalam masyarakat.
7
Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data
sekunder dan disebut juga penelitian kepustakaan.
8
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi
objek penelitian.
9
6
Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm.105.
Deskriptif analistis, merupakan metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang sedang terjadi atau berlangsung
yang tujuan agar dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai objek penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal, kemudian
7
Ibid..
8
Ronny Hanitijo Soemitro. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri Jakarta: Ghlmia Indonesia, 1994, hlm. 9.
9
Ibid., hlm 105.
dianalisis berdasarkan teori hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10
2. Data penelitian
Data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu:
A. Bahan hukum primer, yaitu: Undang-undang Dasar 1945, UUK dan PKPU
Tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata B.
Data penelitian sekunder, yakni bahan-bahan yang meberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berupa buku-buku, karya ilmiah, atau
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. C.
Data penelitian tertier, adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum
tersier yang digunakan seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus hukum dan ensiklopedia.
11
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Kepustakaan Library Research studi ini dilakukan dengan jalan meneliti dokumen-dokumen
yang ada, yaitu dengan mengumpulkan bahan hukum dan informasi baik yang berupa buku, karangan ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bahan tertulis
10
Ibid., hlm 225.
11
Ibid., hlm 224
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dengan mencari, mempelajari, dan mencatat serta menginterpretasikan hal-hal yang berkaitan dengan objek
penelitian.
12
4. Analisis data
Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif analistis, maka analisis yang dipergunakan adalah analisis secara
pendekatan kualitatif terhadap data sekunder yang didapat. Deskriptif tersebut, meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum.
13
Bahan hukum yang dianalisi secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai
jenis bahan hukum, selanjutnya semua bahan hukum diseleksi dan diolah, kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga menggambarkan dan
mengungkapkan dasar hukumnya, sehingga memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud.
G. Sistematika Penulisan