BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement
Maatschappi NV NIPCM. Pabrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan
kapasitas 22.900 ton pertahun, dan pernah mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang merupakan produksi tertinggi pada waktu itu. Hingga saat ini total
kapasitas produksi PT Semen Padang dari empat pabrik yang dimiliki mencapai 5.240.000 tontahun.
Meskipun perkembangan perusahaan sudah cukup pesat, namun tidak sedikit permasalahan yang muncul, baik untuk aktivitas pemasaran ataupun produksinya.
Untuk pemasaran PT. Semen Padang dihadapkan pada persoalan semakin tajamnya persaingan karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia sehingga terjadinya hostile
take-over oleh perusahaan asing multinasional dan semakin sempitnya daerah-daerah
ekspor perusahaan karena adanya kebijakan ekspor produsen semen nasional dengan dikeluarkannya perjanjian yang disebut dengan Export Cooperation AgreementECA.
Sedangkan untuk kegiatan dan aktivitas produksi salah satu masalah yang cukup serius adalah tingginya pemborosan pada salah satu divisi yang ada, yaitu divisi pabrik
kantong. Divisi pabrik kantong yang dimiliki oleh PT. Semen Padang adalah salah satu divisi yang mempunyai peranan penting dalam mendukung kelancaran proses produksi
perusahaan karena hampir 37 dari total yang akan didistribusian menggunakan kemasan kantong bag.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
Saat ini kemampuan produksi divisi pabrik kantong milik PT. Semen Padang mampu menutupi kebutuhan perusahaan hampir 80 dan sisanya didatangkan dari
Gresik. Kantong yang diproduksi terdiri dari dua jenis, diantaranya sewing bag dan pasted bag
. Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan daerah pemasaran, biasanya untuk daerah pasar lokal Sumatera Barat kantong yang digunakan adalah jenis pasted bag,
sedangkan untuk jenis sewing bag lebih diprioritaskan pada daerah penjualan yang berada diluar Sumatera Barat, terutama daerah yang jalur transportasinya mesti melalui
laut. Berdasarkan data produksi yang diperoleh dari divisi pabrik kantong rata-rata
kantong yang dapat dihasilkan untuk setiap bulan khususnya untuk kantong jenis sewing bag
mencapai 1.138.755 helai laporan periode Mei 2006 – Mei 2007. Dari jumlah tersebut sekitar 2.97 33.971 helai kantong yang dihasilkan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan pihak pengguna dalam hal ini adalah divisi pengantongan,
Tabel 1.1 dibawah ini memperlihatkan jenis-jenis penyimpangan yang terdapat pada kantong tipe sewing bag yang dikelompokkan berdasarkan proses
pengerjaan pada dua unit, yaitu :
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 1.1 : Jenis Cacat Produk Kantong Tipe Sewing Bag Tubing Unit
Sewing Unit
• Hasil printing logo dan teks yang ada pada
kantong tidak jelas • Pengeleman yang tidak
sempurna sehingga mengakibatkan terbukanya
bagian woven dan craft paper
• Pemotongan kantong yang tidak simetris
• Tidak meratanya jahitan miring pada kantong sehingga kantong yang sudah berbentuk tube
menjadi berkerut • Benang jahitan putus dari kantong semen yang
telah berbentuk tube, dan tidak mengikuti alur • Kertas pita yang dijahitkan pada tube sebagai
penutup pinggir bawah tube lepas atau tidak terjahit
• Valve miring lobang atau klep memasukkan semen pada packer miring
• Polyamida tidak terpasang benang alas yang digunakan untuk menguatkan jahitan pada
kantong dan untuk menutupi lobang jahitan
Sumber : Penelitian Pendahuluan, 2007
Dengan tidak segera ditanggulanginya penyimpangan tersebut diatas, maka perusahaan akan mengalami kerugian financial sebesar Rp. 2.712 dua ribu tujuh ratus
dua belas rupiah perlembar kantong. Sehingga rata-rata pemborosan yang terjadi setara dengan nilai Rp 152.813.064. Berbagai upaya telah dilakukan sebelumnya oleh
perusahaan, namun hasil yang diperoleh tidak cukup signifikan, perusahaan hanya mampu menekan pemborosan sebesar 24, hal ini dilakukan dengan cara memberikan
pelatihan dan sosialisasi kepada pekerja tentang upaya-upaya peningkatan efisiensi dan profitabilitas perusahaan melalui organisasi non struktural yang dibentuk oleh divisi
pabrik kantong. Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian pendahuluan dapat disimpulkan
bahwa kegagalanpenyimpangan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 1.2 : Faktor Penyebab KegagalanPenyimpangan Produk Faktor Penyebab
Uraian
Manusia • Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi
kerja. • Pengaturan dan set-up mesin kurang tepat
• Motivasi dan rasa memiliki karyawan masih rendah. Mesin
dan Fasilitas Produksi • Umur pakai mesin hampir melebihi batas ekonomis.
• Pola perawatan mesin belum efektif. • Design beberapa instrument display belum ergonomis.
Metoda dan Cara Kerja
• Kontrol supervisi kurang terlaksana sehingga settingan temperatur ekstruder dan speed pada main motor tidak
sesuai.. • Penempatan lebar dan panjang kertas tidak pada posisi
yang benar. Material
• Pengadukan material lem dan cat yang kurang tepat karena kesalahan operator dalam melakukan pekerjaan.
Lingkungan Kerja • Sirkulasi udara yang kurang memadai karena ventilasi
udara tidak cukup. • Design sistem pencahayaan yang kurang ergonomis
sehingga intensitas cahaya tidak cukup.
Sumber : Penelitian pendahuluan, 2007
Informasi pada tabel 1.2 diatas diperoleh melalui elaborasi data pada hasil penelitian pendahuluan serta dengan memanfaatkan tool’s yang relevan, dengan
menggunakan analisis diagram tulang ikan analisis rinci dapat dilihat pada bab lima. Dari kelima faktor tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dibahas secara lebih
komprehensif tentang faktor penyebab yang bersumber dari manusia-nya yang dikaitkan dengan probabilitas kesalahan yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan
pekerjaannya human error. Beberapa hal yang dijadikan alasan dalam pembahasan ini, antara lain: penyimpangan hasil produksi yang terjadi salah satunya disebabkan oleh
faktor manusia yang dalam hal ini dimaksudkan adalah sesuatu yang berkaitan dengan human error
selain beberapa faktor lain yang juga didefinisikan oleh perusahaan, misalnya faktor mesin, lingkungan kerja dsb hasil wawancara yang dilakukan dengan
kepala divisi pabrik kantong yaitu Bapak Irfansyah . Disamping itu hasil penelitian
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
yang telah dilakukan oleh Lee pada tahun 1988 yang menyimpulkan bahwa kegagalan sistem yang disebabkan oleh human error mencapai angka 70-90.
1.2 Perumusan Masalah