pelatihan yang cocok digunakan adalah dengan melakukan on the job coaching karena disamping biaya relatif kecil, metoda yang dipakaipun sangat relevan
dengan persoalan saat ini, misalnya dengan cara pemberian instruksi secara individu, bimbingan, coaching, dan sebagainya. Untuk dapat melaksanakan
pelatihan ini beberapa unsur yang mesti terlibat secara aktif adalah, karyawan trainee, supervisor, kepala bidang dan satf dari litbang perusahaan.
g. Evaluasi
Ditujuan untuk mengetahui seberapa jauh dampak yang ditimbulkan dari analisis kebutuhan pelatihan yang sudah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan mengacu
kepada indikator yang telah ditetapkan. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dalam kurun persemester atau pertahun dan hal ini tergantung dari kebutuhan perusahaan.
6.2 Analisis Hasil Pemecahan Masalah
A. Analisis Nilai Estimasi Probabilitas Human Error
λ
Pengkategorisasian probabilitas human error untuk setiap aktivitas dilakukan untuk menghindarkan kesalahan dalam penilaian yang akan berdampak terhadap hasil
penelitian ini nantinya. Hasil pengkategorian ini menunjukkan bahwa probabilitas human error
saat ini masih relatif kecil namun hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan tanpa ada tindakan yang tepat. Dari 23 jenis human error yang telah diperoleh
berdasarkan dekomposisi pekerjaan 11 diantaranya memiliki level human error sebesar
0,05 mungkin terjadi, 5 aktivitas pada level 0,005 kadang-kadang dan lainnya pada level 0,0005 jarang terjadi
B. Analisis Nilai Estimasi Probabilitas Efek Kegagalan
β
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
Probailitas efek kegagalan yang ditimbulkan dari human error untuk setiap aktivitas ditentukan dengan cara yang sama, yaitu dengan cara menetapkan kategori
efek kegagalan yang ditimbulkan. Berdasarkan estimasi yang diberikan oleh ahli yang
ada diperusahaan, terlihat bahwa efek yang ditimbulkan pasti rugi dengan level 1 sebanyak 7 tujuh human error, kemungkinan rugi besar sebanyak 12 human error
dan 4 empat diantaranya akan memiliki dampak kemungkinan rugi kecil. Bentuk
kerugian ini memang sangat bergantung dari jenis kesalahan yang dilakukan, misalnya penempatan mata pisau tidak pada skala, hal ini akan mengakibatkan terjadinya
kerugian karena hasil pemotongan yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.
C. Analisis Nilai Estimasi Probabilitas Kerusakan Hardware
γ
Kerusakan hardwaremesin juga sangat berpengaruh terhadap munculnya human error
, misalnya penggunaan mesin dengan masa pakai yang sudah melebihi umur ekonomisnya. Kondisi kemampuan penggunaan mesin sesuai fungsinya dapat
juga diartikan sebagai fungsi keterandalan mesin tersebut. Pada penelitian ini probabilitas kerusakan hardware tidak diberikan karena seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh operator tanpa menggunakan peralatanmesin.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
D. Analisis HEP Human Error Probability
HEP menyatakan besarnya kemungkinan tiap kejadian human error human error mode
yang terjadi pada setiap aktivitaspekerjaan. Nilai HEP merupakan perkalian probabilitas
λ, β, dan χ. Berdasarkan nilai ketiga parameter tersebut, terdapat 6 diantara 23 human error yang sudah didekomposisikan memiliki probabilitas sebesar
5. Dengan hasil HEP terbesar 5 dapat dikatakan bahwa performansi ini kurang baik sehingga masih perlu dilakukan perbaikan. HEP dikatakan makin baik jika nilainya
makin mendekati 0,0.
E. Analisis Aktivitas Kritis Probabilitas Kegagalan Tiap Aktivitas
Aktivitas kritis merupakan aktivitas dengan probabilitas kegagalan yang paling besar yang ditunjukkan dari besarnya kemungkinan suatu aktivitas gagal karena
kejadian human error yang berkaitan. Berdasarkan nilai HEP terdahulu maka
probabilitas kegagalan Fi yang paling besar adalah pada aktivitas set-up mesin ekstruder dan mesin cutting yaitu sebesar 0,0975. Set-up mesin cutting dan ekstruder
ini merupakan proses yang sangat menentukan keberhasilan suatu produk dengan kualitas yang diharapkan, set-up yang dilakukan misalnya penempatan mata pisau
sesuai skala pada mesin potong dan pengaturan kecepatan motor serta temperatur pada mesin ekstruder. Jika aktivitas ini tidak dilaksanakan seperti ketentuan teknis yang
sebenarnya, maka dipastikan produk akan tidak sesuai dengan ukuran kualitas yang sudah ditetapkan.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
F. Analisis Probabilitas Sukses Tiap Aktivitas
Probabilitas suatu aktivitas sukses R
i
menunjukkan kemungkinan suatu aktivitas tertentu berhasil sukses sesuai tujuan tidak terdapat error. Hasil perkalian
keseluruhan nilai ini merupakan gambaran tentang seberapa besar keandalan operator human reliability dalam melakukan pekerjaan dengan hasil yang sesuai harapan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa performansi operator saat ini masih belum baik karena nilai keandalan yang diperoleh lebih kecil
dari 1, yaitu 0,6718.
G. Analisis Metoda HECA Human Error Criticality Analysis
Metoda HECA yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu metoda penilaian keandalan manusia dengan pendekatan kuantitattif. Metoda lain yang bisa
digunakan untuk penilaian keandalan manusia adalah metoda THERP. Dibandingkan dengan THERP analisis metoda HECA ini lebih praktis. Dengan metoda ini dapat
diketahui kejadian human error kritis dan aktivitas kritis, dimana hal ini tidak dapat diketahui jika yang digunakan adalah metoda THERP.
Meskipun demikian metoda ini juga mempunyai keterbatasan, yaitu dapat menjadi sangat komplek bila diaplikasikan untuk suatu sistem yang lebih besar.
Keterbatasan ini tentunya dapat dikembangkan dengan versi komputerisasinya. Kelemahan lain metoda ini adalah sangat mengandalkan pada beberapa orang yang
betul-betul ahli dalam melakukan estimasi error.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
H. Analisis Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
U
ji validitas dilakukan untuk menguji butir-butir kuesioner, dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Selanjutnya butir-
butir kuisioner yang valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan teknik alpha cronbach
. Hasil pengujian validitas menyatakan setiap butir-butir pertanyaan memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari nilai kritisnya. Sedangkan untuk pengujian
keandalan realibilitas diperoleh nilai α hitung Cronbachs Alpha lebih kecil dari α
standard Cronbachs Alpha Based on Standardized Items. Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan kuesioner yang disusun sudah sangat layak untuk dilanjutkan pada
tahapan pengumpulan data.
I. Analisis Faktor Dominan Penyebab Human Error
Faktor dominan penyebab human error diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner dengan menggunakan software SPSS 14.0 for windows Evaluation Version.
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis terhadap hasil jawaban pada kuesioner, maka selanjutnya rancangan yang akan dilakukan didasari pada ketentuan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya yaitu pada Bab IV sub bab 4.2.3 Metoda Analisis. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh 4 empat faktor dominan dari 12 faktor yang
didefinisikan oleh Meister sebagai faktor yang menjadi penyebab munculnya human error
.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
J. Analisis Rancangan Sistem Pencahayaan
Seperti paparan pada bagian terdahulu, rancangan yang akan dilakukan lebih dititikberatkan pada aktivitas yang memiliki probabilitas terjadinya kegagalan paling
besar, yaitu set-up pada mesin potong dan mesin ekstruder. Dari enam faktor yang muncul sebagai penyebab kesalahan dalam melakukan aktivitas set-up ini tiga
diantaranya yang sangat memungkinkan untuk diperbaiki, yaitu sistem pencahayaan, model perhitungan pemberian bonus dan analisis kebutuhan pelatihan karyawan. Ketiga
faktor ini akan dirancang dengan menggunakan beberapa teori-teori yang relevan sehingga hasil rancangan diharapkan dapat digunakan untuk masa akan datang.
K. Analisis Rancangan Sistem Pencahayaan
Menurut The Chartered Institution of Building Services idealnya luminansi yang dibutuhkan untuk membantu operator supaya dapat melakukan pekerjaan set-up dengan
baik pada unit yang dimaksud adalah sebesar 500 lux. Hal ini dikarenakan tingkat ketelitian operator dalam melakukan pemeriksaan jarak mata potong ataupun pada
mesin ekstruder cukup tinggi. Namun pada kenyataannya luminansi yang ada saat ini hanya berkisar pada 40-50 lux. Untuk mendapatkan tingkat luminansi tersebut maka
jenis lampu yang sebaiknya digunakan adalah lampu TL sebanyak 2 buat dengan masing-masing daya 200 watt memiliki nilai manfaat lebih besar dari 2 jenis lainnya
yaitu sebesar 8,20. Lampu ini dipasang dengan ketentuan • Tinggi lampu dari lantai hendaknya 3,04 meter dan membentuk sudut 60
dari mata pengamat secara horizontal, hal ini akan menghindari dampakefek bayangan dan
efek silau.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
• Sebaiknya sistem pemasangan menggunakan model direct lighting system sehingga lampu mesti dilengkapi dengan fitting kap lampu berbentuk pemantul penyebar,
hal ditujukan supaya pendistribusian cahaya lebih fokus kearea panel tempat operator melakukan set-up tersebut.
L. Analisis Rancangan Model Pemberian Bonus insentif
Pemberian bonus insentif adalah satu cara yang dianggap mempengaruhi motivasi pekerja agar bekerja dengan lebih baik. Dari beberapa model yang sering
digunakan oleh para praktisi untuk perhitungan insentif ini terdapat dua model diantaranya yang bisa dipakai sebagai dasar perbaikan dari sistem pembayaran upah
untuk karyawan yang dikelola oleh Koperasi Semen Padang, model tersbut adalah pembayaran dengan tingkat efisiensi dan partisipasi rendah x,p1 serta pembayaran
berdasarkan prestasi kerja kelompok . Kedua model ini akan diusulkan sebagai solusi
terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penurunan motivasi kerja sehingga jumlah produk cacat dapat dikurangi pada masa akan datang.
M. Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan
Tingginya jumlah produk cacat dan penurunan motivasi karyawan adalah merupakan beberapa gejala yang dapat dijadikan dasar perlunya pelatihan bagi
karyawan. Jika dilihat dari upaya yang selama ini dilakukan oleh perusahaan maka usaha pencapaian untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan
belum terlaksana, karena pelatihan yang diberikan masih memiliki kelemahan, terutama dalam hal :
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
• Kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi sangat lemah, karena pengetahuan yang diberikan hanya berdasarkan pengalaman saja sementara
perusahaan harus mampu mengimbangi perkembangan tersebut untuk bisa lebih survive
dalam bersaing. • Belum menjawab kebutuhan pengembangan untuk karyawan, sehingga tanggung
jawab yang diberikan tidak berorientasi pada masa datang. Hal ini dikarenakan budaya kerja yang hanya mengandalkan pengalaman masa lalu sudah menjadi
tradisi. Model yang diusulkan terhadap analisis kebutuhan pelatihan dalam penelitian ini adalah
mencoba untuk mengakomodir kekurangan-kekurangan saat ini dengan cara merancang suatu prosedur pelatihan untuk pengembangan karyawan pada masa datang sehingga
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan mampu mengimbangi arah kebijakan dan sasaran organisasi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.11.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB VII DISKUSI DAN EVALUASI HASIL
7.1 Kendala Dalam Penggunaan Hasil
Hasil rancangan terhadap 3 tiga faktor penyebab dominan terjadinya human error
pada proses set-up mesin cutting dan mesin ekstruder dapat diimplementasikan dengan memperhatikan beberapa kendala dibawah ini ;
a. Kondisi Mesin
Oleh karena mesin dan manusia merupakan dua elemen terkait yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu aktivitas produksi, maka dalam menerapkan hasil rancangan
ini tentunya kondisi mesin perlu diperhatikan. Dalam kasus ini semua aktivitas yang diteliti merupakan aktivitas yang dilakukan oleh operator tanpa menggunakan alat
bantu sementara mesin hanya berfungsi untuk menterjemahkan perintah yang diberikan oleh manusia. Jika kesalahan selama ini disebabkan oleh faktor
manusianya dan dengan asumsi mesin dalam keadaan baik maka hasil rancangan ini tentunya adalah salah satu solusi yang paling memungkinkan. Namun jika dilihat
dari hubungan man-machine system, maka beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh kedua elemen ini mesti menjadi pertimbangan untuk penerapan hasil rancangan.
b. Perubahan strategi perusahaan
Tuntutan arah pengembangan kebijakan perusahaan saat ini merupakan salah satu kendala dalam penggunaan hasil penelitian, misalnya perusahaan mengupayakan
untuk menekan biaya dalam bentuk efisiensi yang mesti dilakukan disetiap unit yang ada. Efisiensi dalam hal ini tidak saja dilihat dari nilai manfaat yang dihasilkan
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008