yang dilakukan berjalan lancar tanpa menimbulkan kesalahan disebabkan oleh pencahayaan. Range pencahyaaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini
Tabel 2.1 Kebutuhan Cahaya Untuk Pekerjaan Visual Pekerjaan Visual
Pencahyaan
Pekerjaan perakitan dan inspeksi -
pekerjaan kasar -
pekerjaan sederhana -
pekerjaan teliti -
pekerjaan yang sangat teliti 300
500 750
1000 Pekerjaan penenunan
- merajut goni, karung
- merajut benang wol
- pemeriksaan hasil rajutan
300 750
1500 Pekerjan baja
500 Pencetakan plastik
300 Pekerjaan kayu
- penggergajian
- pekerjaan dengan menggunakan mesin
- finishing
300 500
750
2.10.2 Keuntungan Pencahayaan Yang Baik
Syarat psikology dari pencahayaan artifical untuk kenyamanan penglihatan performansi optik yang bagus, adalah sebagai berikut :
1. Lavel illuminasi yang sesuai.
2. Luminansi permukaan benda-benda yang imbang.
3. Temporal pencahayaan seragam.
4. Menghindari efek silau.
Pada 60 tahun lalu luminansi 50-500 lux sangat umum direkomundasikan untuk bengkel dan kantor. Antara tahun 1960 sampai dengan 1968
Blackwell menggunakan tes optik yang mengukur jumlah cahaya, ukuran objek, kontras dan kecepatan
persepsi. Hasilnya dirangkum dalam American Illumination Engineering Social
IES dan dipakai sebagai standar pencahayaan di AS.
Menurut Grandjean, untuk pekerjaan teliti maka perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam rancangan sistem pencahayaan, yaitu: gunakan lampu frontal depan,
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
halangi lampu agar tidak terlihat secara langsung, lampu harus mempunyai layar penyebar sinar, penyebaran sinar harus merata dan seragam, pilih lampu neon dengan
emisi panas lebih sedikit dari lampu pijar .
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti. Menurut Suma’mur sifat-sifat penerangan yang
baik ditentukan oleh, pembagian luminansi dalam daerah penglihatan, pencegahan kesilauan, arah sinar, warna, panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan.
PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua diIndonesia yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement
Maatschappi NV NIPCM. Pabrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan
kapasitas 22.900 ton pertahun, dan pernah mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang merupakan produksi tertinggi pada waktu itu.
Berdasarkan PP No.50 tanggal 5 Juli 1958, tentang penentuan perusahaan perindustrian dan pertambangan milik Belanda dikenakan nasionalisasi, maka NV
Padang Portland Cement Maatschappij dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang BAPPIT Pusat. Setelah tiga
tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.135 tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN Perusahaan Negara. Akhirnya pada tahun
1971 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 menetapkan status Semen Padang menjadi Persero dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4 Juli, dan kemudian pemerintah melakukan
konsolidasi atas 3 Pabrik semen milik Pemerintah yaitu PT Semen Tonasa, PT Semen Padang dan PT Semen Gresik, yang terealisir pada tanggal 15 September 1995,
sehingga saat ini PT Semen Padang berada dibawah PT Semen Gresik Semen Gresik Group.
Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008