Rancangan Model Pemberian Bonus insentif

sebaiknya dipasang pada daerah set-up mesin saat ini adalah sebanyak 2 buah 500 watt yang dipasangkan sejajar dengan jarak antara 150 cm.

6.1.9 Rancangan Model Pemberian Bonus insentif

Berbicara masalah insentif, maka secara umum hal tersebut selalu diartikan dengan insentif dalam bentuk uang, walaupun terdapat beberapa bentuk insentif kerja yang lain seperti : promosi, pujian akan kemampuan, hadiah barang dan sebagainya. Pemberian insentif bisa secara singkat disebut sebagai ”extra pay for extra performance” . Bonus atau insentif dalam kasus ini dibayarkan secara kelompok dan setiap anggota kelompok akan memperoleh bagian yang sama. Bila ditinjau secara sosiologis, maka keuntungan pembayaran insentif secara kelompok ini adalah akan terbentuknya semangat kerja tim karena dorongan yang diberikan, misalnya individu yang memiliki skill lebih baik akan mencoba menutupi kekurangan dari individu lainnya sehingga harapan pencapaian bonus akan terlaksana dan konsisten. Berdasarkan prosedur pemberian insentif yang umum dipakai, maka dapat diperkenalkan suatu model yang cocok dengan cara memplot upah labor cost terhadap performan kerja yang dimiliki. Semua angka kuantitatif disini diekspresikan sebagai bilangan pecahan fraction number terhadap standar yang ditetapkan. Untuk menetapkan model pemberian insentif yang relevan dengan kasus saat ini, maka beberapa hal dibawah ini yang mesti diperhatikan, yaitu : • Performan kerja, hal ini ditunjukkan sebagai bilangan pecahan terhadap performan standar effisiensi kerja. • Unit labor cost, hal ini juga mesti ditunjukkan sebagai bilangan pecahan terhadap upah standar. Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008 • Total penerimaan upah operator yang dalam hal ini berupa bilangan pecahan fraction terhadap upah standar. • Ratio performan, merupakan nilai bilamana pemberian insentif dimulai pada saat melebihi standar performannya. • Ratio partisipasi pekerja dalam kaitannya dengan kebijaksanaan pemberian insentif. Gambar 6.8 Rancangan Sistem Pembayaran Insentif a Sistem pembayaran upah saat ini Pembayaran upah yang dilaksanakan dibedakan berdasarkan status karyawan yang ada saat ini, untuk karyawan dengan status OUT-SOURCHING karyawan yang dipekerjakan dibawah kontrak dengan Koperasi Semen padang pembayaran upah dilakukan perkantongnya sesuai jumlah produksi yang ditargetkan adalah sebesar Rp 44,04 perkantong serta tunjangan lainnya tidak termasuk tunjangan dalam bentuk insentifbonus karena prestasi kerja. Sedangkan untuk karyawan dengan status TETAP pembayaran upah sudah diatur sedemikian rupa oleh managemen PT. Semen Padang dengan upah perkantongnya sebesar Rp 72,00 disamping tunjangan- tunjangan lain yang diterima berdasarkan gradelevel yang ada. Khususnya untuk karyawan dengan status kontrak kelebihan jumlah produksi setiap periode tidak Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008 diberikan kekaryawan melainkan diberikan ke koperasi dalam bentuk bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh karena peningkatan jumlah produksi. Jika kondisi ini dikaitkan dengan masalah yang menyebabkan terjadinya penurunan motivasi karyawan maka sudah seharusnya pihak koperasi untuk melakukan perbaikan sistem pembayaran upah dengan memperhatikan bonusinsentif yang akan diberikan kepada karyawan. Dari beberapa model yang sering digunakan oleh para praktisi untuk perhitungan insentif ini terdapat dua model diantaranya yang bisa dipakai sebagai dasar perbaikan dari sistem pembayaran upah untuk karyawan yang dikelola oleh Koperasi Semen Padang, yaitu : Pembayaran dengan tingkat efisiensi dan partisipasi rendah x,p1 serta pembayaran berdasarkan prestasi kerja kelompok. Kedua model ini akan diusulkan sebagai solusi terhadap masalah- masalah yang berhubungan dengan penurunan motivasi kerja sehingga jumlah produk cacat dapat dikurangi pada masa akan datang. Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008 b Model Pemberian Insentifbonus • Insentif berdasarkan tingkat efisiensi dan partisipasi rendah x,p1, Model ini diperkenalkan dengan beberapa alasan, yaitu pencapaian kualitas produk yang relatif kecil performans kerja dan kebijakan pemberian insentif sebaiknya dimulai pada saat tingkat efisiensi dan partisipasi karyawan rendah . Sebagai contoh, bilamana insentif bisa dimulai pada tingkat efisiensi s=0,75 dan p=0,33, maka hal ini akan memberikan Yw=1,2 yang mana berarti bonus akan diberikan sebesar 20 untuk performan kerja 20 diatas normal x=1,2. Lebih rinci gambar dibawah ini akan memperlihatkan hubungan kedua parameter yang digunakan untuk penggunaan model insentif dengan tingkat efisiensi dan partisipasi rendah. Yc = 1X Y = XS Yw = 1 + p XS – 1 X 1 XS p 1 Yc − + = 0.5 1.0 1.5 2.0 X 0.5 1.0 1.5 2.0 Y w Y c S Gambar 6.9 Insentif dengan tingkat efisiensi dan partisipasi rendah Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008 • Sedangkan insentif berdasarkan prestasi kerja kerlompok, diusulkan dengan memperhatikan beberapa alasan, misalnya untuk mengurangi persaingan individu sehingga semangat kerja team work akan tercipta dan perbedaan tingkat kemampuan operator dapat dikurangi dalam penyeimbangan yang lebih baik. Pemberian insentif dengan model ini didasarkan pada seluruh output yang dapat dihasilkan oleh kelompok. Keuntungan dari model ini adalah ketegangan akibat persaingan individu bisa dihindari dan berbagai masalah kerja kelompok akan terjaga sehingga sangat memungkinkan akan menciptakan suasana kerja kelompok yang kondusif. Berikut gambaran model pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja kerlompok. Yc = 1X Yw = 1 0.5 1.0 1.5 2.0 X 0.5 1.0 1.5 2.0 Y w Y c Yw = 2 – 1X Yc = 2X Gambar 6.10 Insentif Berdasarkan prestasi kerja kerlompok Yusrizal Bakar : Rancangan Perbaikan Faktor Penyebab Terjadinya Human Error Pada Divisi Pabrik Kantong..., 2007 USU e-Repository © 2008

6.1.10 Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan