Lingkungan Sekolah Fisik dan Non Fisik

pengajaran. Lalu kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik seperti kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara terstruktur beserta jadwal tes atau ulangan atau ujian, dan jadwal kegiatan beajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi menyukseskan hasil studinya. Seorang pelajar yang studinya aktif dan kreatif biasa menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi atau rileks, tugas sosial dan sebagainya. c. Relasi Guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses situ sendiri. Dalam proses pendidikan disamping knowledge, skill, dan attitude guru juga harus memiliki kewibawaan, sebab dengan kewibawaan akan terciptanya suasana belajar yang sejuk antara murid dengan guru. Menurut Madya Ekosusilo, Kewibawaan adalah kelebhan rohani yang dimiliki oleh seseorang sehingga melalui kata-kata, sikap dan perbuatannya serta tingkah lakunya dapat menarik orang lain dengan penuh kesadaran tanpa adanya suatu paksaan. 16 Guru-guru sebagai pendidik, dengan kewibawaannya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik kearah kedewasaan. Memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi dan dengan cara ini pula maka hilanglah jurang pemisah antara guru dan anak didik. d. Relasi Siswa dengan siswa Menurut Oemar Hamalik, hubungan-hubungan pribadi saling aksi dan mereaksi, penerimaan oleh anggota kelompok, kerjasama dengan teman-teman sekelompok akan menentukan perasaan puas dan rasa aman di sekolah. 17 Hubungan siswa dengan siswa harus menunjukan suasana yang 16 Madyo Ekosusilo, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar, 1990, h. 54 17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara, 2016 , h. 104 eduktif. Sesama siswa saling berkawan berolahraga bersama dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, saling mengajak dan diajak, saling bercerita, saling mendisiplinkan diri agar tidak menyinggung perasaan teman sepergaulannya. Hubungan siswa dengan siswa adakalanya sederajat dan adakalanya lebih rendah atau lenih tinggi kedewasaannya. Dalam hal ini bisa terjadi adanya pergaulan sehari- hari yang berpengaruh negatif maupun positif. e. Disiplin Sekolah • Menurut Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, Disiplin adalah adanya ketersedian untuk mematuhi ketentuan untuk mematuhi atau peraturan-peraturan yang berlaku. 18 Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan, melainkan kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu. Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan dari hati sabubari anak itu sendiri. Dengan demikian pada khirnya disiplin itu menjadi disiplin diri sendiri. Penanaman disiplin sekolah yang kurang terhadap siswa akan menimbulkan pelanggaran-pelanggaran, seperti terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian, dan bentuk-bentuk penyimpangan prilaku lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilih dan didengar sertadianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya terkadang melebihi pengaruh dari orang tuanya dirumah. Sikap dan prilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan 18 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2005, Cet. 1, h. 54 siswa di sekolah. f. Fasilitas sekolah Menurut Ahmad D. Marinda, alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan utnuk tercapainya suatu pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. 19 • Alat pendidikan dapat diartikan juga berbagai situasi dan kondisi, tindakan dan perlakuan, tingkah laku dan perbuatan yang secara langsung maupun tidak langsung ditujukan kepada tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Madyo Ekosusilo, alat pendidikan dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu alat pendidikan yang material dan alat pendidikan non material. 20 Alat pendidikan yang material dapat diartikan alat-alat yang berwujud kebendaan atau benda-benda nyata yang diperlukan dalam proses pendidikan. Seperti gedung, meja, kursi, papan tulis, buku, dan lain-lain. Sedangkan alat pendidikan non material dapat berupa keadaan atau kondisi, tindakan dan perbuatan yang sengaja diciptakan sebagai sarana dalam melaksanakan pendidikan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar peneriman bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Kebudayaan sekolah itu mempunyai beberapa unsur penting, yaitu: 1 Letak lingkungan dan prasaranan fisik sekolah gedung sekolah, meubelier, perlengkapan lainnya. 2 Kurikulum sekolah yang menguat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan. 19 Hasbulah, Dasar-dasar ...., hal. 26 20 Madyo Ekosusilo, Dasar-dasar Pendidikan ...., h. 51