Hasil Pembelajaran KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Melihat konteks Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dan sajian secara ilmiah dan pedagogis psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila. Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaiaan Tujuan Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila. 33 6. Karakteristik Mata Pelajaran IPS Mata pelajaran sekolah mempunyai beberapa karakteristik, diantara lain: a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur- unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomenasosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. 34 33 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan.... ,h. 38 34 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi istaka, 2007, cet-l,hal. 126 7. Tujuan pembelajaran IPS Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi menimpa masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 35 8. Hakikat Hasil Belajar IPS Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang semula ia tidak tahu berpengetahuan menjadi tahu berpengetahuan. Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja prilaku berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut 35 kapabilitas sebagai hasil belajar. Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan kognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang dipelajari baru, dan kawasan psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik. 36 Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh individu melalui proses belajar. 37 Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu: a. Efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut. b. Efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran. c. Daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi proses pendidikan hasil belajar achievement Merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang dimiliki seseorang. 38 Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dan pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan 36 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi taka, 2007, cet-l,hal. 128 37 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkualitas Belajar, Jakarta: sating Persada Press, 2004, cet-4, hal. 27-30 ibid 38 Minuchin dalam Sri Lestari, Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan z;nanganan Konflik dalam Keluarga, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal. 26-27 seseorang meruapakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf a, b, c, d pada pendidikan tinggi. Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya, hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan. Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 39 Menurut A. J. Romiszowski, hasil belajar merupakan keluaran 39 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan ...., hal. 38 outputs dari suatu system pemprosesan masukan inputs, Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja performance. 40 Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: a. Pengetahuan tentang fakta. b. Pengetahuan tentang prosedur c. Pengetahuan tentang konsep dan d. Pengetahuan tentang prinsip Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan beraksi atau bersikap dan d. Keterampilan berinteraksi. 41 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut: a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa. b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komprehensif e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya 42 Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah 40 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan ...., hal. 38 41 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan ...., hal. 38 4 42 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Xarya, 2008, cet-xi, hal. 56-57 pengetahuan melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya dahulu. Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya belajar. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidak berhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh: a. Kemampuan anak didik yang rendah b. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak c. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai deng waktu yang diberikan d. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai deng tujuan. Disamping itu, pengambilan keputusan juga: diperlukan unt mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantu terhadap kekurangan-kekurangan anak didik. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan dalam menentukan starategi belajar siswa. Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhak apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bag di sekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar. Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada juga sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa Bela adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 43 Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory berpendapat bahwa, Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dari diri organisme manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. 44 Tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut. 9. Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. Motivasi adalah segala sesuatu yang macam-macam hasil belajar. Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu: Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. 45 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu: Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris. 46 Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari membaca dan 43 Muhibbi Syah, Psokologi...., h. 88 44 Muhibbi Syah, Psokologi …h. 88 45 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, cet-xi, hal. 22 46 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, cet-xi, hal. 22 lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup kegiatan fisik saja. 10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang sedikit berbeda mendorong tingkah laku yang menuntut mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. 47 Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat diktisarkan sebagai berikut: Gambar 2. 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 47 Faktor yang mempengaruhi belajar. 48 Jadi dapat disimpulkan bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil beLajar siswa itu terdapat dua macam, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Dan di dalam faktor-faktor tersebut terdapat poin- poin yang sangat penting guna menunjang keberhasilan belajar siswa tersebut dan poin-poin tersebut saling berketerkaitan satu sama lain.

E. Kerangka Berpikir

Lingkungan sekolah adalah suatu tempat, kebudayaan serta suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah peserta didik, guru, karyawan yang terikat dalam suatu ikatan bersama dalam aturan pendidikan proses belajar mengajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai gambaran tingkat penugasan pelajar terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Bahwa lingkungan sekolah yang baik, akan menghasilkan kenyamanan bagi proses belajar mengajar dan kedekatan seorang guru bagi anak didiknya menunjukan pola sikap yang bijaksana, sehingga menghasilkan kedekatan emosional peserta didik yang nantinya dapat di bimbing secara terus menerus. Pada akhirnya menghasilkan nilai yang lebih baik pada prestasi hasil belajar para peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan mutu belajar mengajar dilingkungan sekolah menjadi terpandang oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada tahap proses prestasi belajar. Dengan kata lain, jika lingkungan sekitar sekolah dipersepsikan oleh siswa dengan positif, maka diasumsikan bahwa hasil belajar siswa akan meningkat. 48 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya, 1985, Cet.2, Hal. 22

F. Pengajuan Hipotesis uji t

Untuk menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah maka digunakan hipotesis statis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah menjadikan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar IPS pada peserta didik di SMA 2 Mei. Ha : terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menjadikan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar IPS pada peserta didik SMA 2 Mei. 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Februari sampai Maret 2014. Dan tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK 2 Mei Tangerang Selatan. Pengambilan ini berdasarkan pertimbangan karena tempat tersebut marupakan tempat peneliti melakukan praktek profesi keguruan terpadu PPKT.

B. Metode Penelitian ,

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen eksperimen semu yaitu penelitian yang berusaha mencari variabel tertentuterhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat. Adapun desain quasi eksperimen yang digunakan adalah the one group dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Rancangan Desain the one group pretest-posttest design Keterangan: O 1 : pre test yang dilakukan sebelum dilakukan lingkungan sebagai sumber belajar. X : perlakuan penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. O 2 : post test yang telah dilakukan. 48 48 Compbell, T. Boald, Exsperimental and quasi-Eksperimen Desains Resend USA, Handbook Of Reasend Of Teaching. 1966

C. Variabel Penelitian

1. Variabel X a. Definisi Konsep Lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar adalah variabel bebas yang menunjukkan adanya gejala atau peristiwa sehingga diketahui pengaruh terhadap variabel terikat uang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yaitu waning, pegadaian, dan koperasi. b. Definisi Operasional Penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat digambarkan sebagai berikut; siswa dapat rkut terlibat langsung dalam kegiatan yang ada pada lingkungan sekitar sekolah, di SMA Mei terdapat beberapa fasilitas yang dapat dijadikan pembelajaran salah satunya adalah adanya koperasi sekolah, disini siswa dapat menjadi anggota koperasi atau bahkan dapat menjadi pengurusnya, selain siswa dapat mempelajari manfaat adanya koperasi siswa juga mendapatkan pengetahuan secara cepat karena ikut bekecimpung didalamnya secara langsung. 2. Variabel Y Hasil belajar peserta didik adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran IPS pada konsep pengetahuan Ekonomi. Hasil belajar peserta didik dapat kita ketahui dari skor pretes dan posttes setelah seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan kepada mereka.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, selain itu populasi juga iapat juga di dartikan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek yang Mempunyai kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian populasi ikan apabila peneliti ingin melihat semua lika liku yang ada dalam populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh SMA 2 Mei Tangerang selatan. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seruluh siswa kelas X SMA 2 Mei Tangerang Selatan. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X-l SMA 2 Mei Tangerang Selatan untuk dijadikan sampel. Teknik sampel yang diguriakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling sampel acak kelompok, dengan unit samplingnya adalah kelas. Berdasarkan teknik sampling tersebut terpilih kelas X-l sebagai kefets-eksperimen.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi ekonomi. Tes yang diberikan adalah tes objektif berupa soal pilihan ga nda sebanyak 40 butir soal dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum tes ini diberikan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan realibilitasnya. Adapun kisi-kisi instrument tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Soal Jumlah Memahami uang dan perbankan Menjelaskan mengenai teori uang dan perbankan Siswa dapat menjelaskan pengertian uang dan jenis-jenis uang 7,8,12, 13,15,17, 18,19,20 9 Siswa dapat mengetahui fungsi uang 12,33,35, 36,37,38,39 9 Siswa dapat menjelaskan tentang perbankan 21,23,24, 27,28,29 30,31,34,40 10 Siswa dapat mengetahui fungsi perbankan 1,2,3,4,5,6, 9,10,11,14, 16,22,25,26 14 Jumlah 40

F. Analisis Butir Soal Penelitian

1. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat- tingkat kevalidan atau keshaihan suatu instrumen . Suatu instrumen yang tidak valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur keabsahan tes dapat juga